Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergman Siahaan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Bergman Siahaan adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pengalaman Menyekolahkan Anak di Selandia Baru

Kompas.com - 08/12/2022, 09:33 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Mereka dibiasakan untuk menyampaikan pendapat, pidato singkat, atau menceritakan resensi buku yang dibaca. Porsi belajar satu arah diminimalisir.

Sebaliknya, metode dialog dan diskusi yang sering dilakukan. Guru terbiasa menghargai setiap pertanyaan dan sanggahan anak.

Hal ini terbangun terus hingga dewasa, di mana penulis mengalami sendiri bagaimana para dosen di perguruan tinggi selalu menyambut pertanyaan mahasiswa dengan ekspresi "good question".

Apa yang membuat anak-anak bersemangat selama di sekolah adalah (mungkin) proses belajar yang tidak monoton.

Ruangan kelas mereka mirip kelas anak TK di Indonesia, penuh warna, karya yang ditempel di dinding, dan posisi bangku yang fleksibel.

Metode belajar mengkombinasikan penggunakan audio visual dan aktivitas di luar kelas, mirip sekolah alam di Indonesia.

Semua sekolah dasar di Selandia Baru juga dilengkapi dengan satu set taman bermain yang lazimnya ada di sekolah TK Indonesia.

Di sanalah murid-murid berlatih otot-otot dan mengendurkan pikiran setiap jam istirahat.

Bagi mereka, "School is fun! Studying is fun-learning". Anak-anak, pada umumnya, justru tidak suka masa liburan, tetapi sangat bergembira waktu kembali ke sekolah.

Penulis melihat sendiri reaksi anak-anak penulis dan anak-anak tetangga. Hal paling mendasar adalah mengenai standar pelajaran.

Di kindergarten (usia empat tahun ke bawah) anak sama sekali tidak diajar calistung (membaca, menulis, dan berhitung).

Mereka berpendapat bahwa anak balita tidak seharusnya dibebani calistung namun menikmati fase untuk belajar bersosialisasi, bermain dan merangsang kreativitas.

Calistung dikenalkan dengan halus pada kelas Year 1. Secara umum matematika diajarkan dengan pendekatan logika dan tematik bukan dengan cara menghapal. Contoh-contoh atau praktek didesain sedemikian rupa untuk mengajarkan anak berhitung.

Alih-alih mengejar kemampuan matematika dan sains, sekolah dasar di Selandia Baru memberikan pendidikan pokok tentang kehidupan.

Sejak usia dini, anak-anak diedukasi tentang keselamatan diri, baik di darat maupun di air. Keselamatan di air diajarkan, misalnya, dengan latihan mengapung untuk bertahan di air.

Sementara keselamatan di darat diajarkan dengan simulasi menghadapi gempa, bagaimana bereaksi terhadap pelecehan dan kekerasan, hingga edukasi lalu lintas seperti menyeberang, berskuter dan bersepeda.

Mempertimbangkan Menyekolahkan Anak di Selandia Baru?

Demikianlah sekilas sistem pendidikan dasar di Selandia Baru. Menarik, bukan?

Rasanya kelebihannya jauh lebih banyak dari kekurangannya. Dari segi waktu belajar dan pembagian tahun ajaran saja sudah terasa menyenangkan. Anak-anak dapat menikmati proses belajar yang tidak terkesan marathon.

Orang tua juga dapat menyesuaikan waktu dengan nyaman seperti persiapan berangkat sekolah hingga masa libur panjang yang relatif serentak dengan dunia kerja.

Materi pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai usianya. Pendidikan karakter dan keselamatan menjadi poin yang krusial.

Pengetahuan tersebut benar-benar berguna bagi anak-anak dalam menghadapi dunia nyata.

Pelajaran yang variatif dan seimbang membuat anak-anak malah lebih suka sekolah daripada libur.

Selandia Baru memang tidak mengejar kemampuan matematika dan sains pada usia muda seperti yang mungkin dianggap oleh sebagian orang sebagai hal yang penting.

Hal itu menunjukkan bahwa usia dini bukanlah saat yang tepat untuk mengukur kemampuan literasi, matematika dan sains. Meskipun, barangkali, kualitas akademik anak-anak sekolah dasar Selandia Baru diasumsikan tertinggal, tetapi pada akhirnya mereka unggul secara keseluruhan. Bukankah ini baik sebagai bahan pertimbangan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com