Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Afif Auliya Nurani
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Afif Auliya Nurani adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Ini Sebab Anak Sulit Terbuka pada Orangtua dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 26/12/2022, 19:48 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Pola asuh seperti ini termasuk dalam tipe pengasuhan otoriter (mengekang). Akibat pola pengasuhan otoriter ini, sang anak akan selalu merasa disalahkan dan diatur sedemikan rupa oleh orangtuanya tanpa sedikitkpun mengindahkan perasaan dan pendapat anaknya.

Anak yang tumbuh dengan pola asuh otoriter ini juga akan cenderung memiliki self-esteem yang rendah jika dibandingkan anak yang tumbuh dengan pengasuhan lain seperti permisif dan demokratis.

Maka tak heran bisa kemudian anak yang tumbuh dengan pengasuhan otoriter dari orangtuanya akan cenderung menutup diri bahkan tak jarang menjadi anak yang problematik dan rebel.

Selain itu, faktor lain seperti jarangnya berinteraksi dengan anak lantaran kesibukan orangtua, sering memotong perkataan anak, selalu berprasangka negatif terhadap anak, terlalu sering menegur anak di muka umum, atau tidak terbuka pada anak juga bisa membuat anak menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari orangtuanya.

Ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan media sosial di zaman sekarang tak lepas ikut menyumbang permasalahan baru dalam pengasuhan.

Zaman sekarang, banyak orangtua yang mengerti media sosial akan membagikan kelakukan anak mereka di media sosial.

Padahal bisa saja apa yang orangtua itu bagikan membuat sang anak merasa tak nyaman. Terutama jika yang dibagikan adalah hal-hal yang dianggap tidak baik oleh orangtua yang dilakukan dilakukan anaknya.

Apa yang dibagikan orangtua terkait anaknya di media sosial bisa saja menimbulkan pro dan kontra dari orang-orang yang melihatnya.

Apalagi sesuatu yang dibagikan itu adalah sesuatu yang membuat sang anak mereasa tak nyaman, seperti misalnya ketika sang anak mengungkapkan ekspresi kejujuran emosinya.

Jika sudah begitu, sang anak pun akan berpikir ulang ketika ingin menceritakan atau mengungkapkan suatu hal kepada orangtuanya. Sang anak akan merasa kalau nanti apa yang ia ungkapkan hanya akan menjadi “konten” media sosial orangtuanya saja.

Oleh karenanya, fenomena oversharing yang dilakukan banyak orangtua di media sosial selain akan mengundang pro dan kontra banyak orang, juga akan menjadi penyebab anak lebih menutup diri dengan orangtua mereka.

Healthy Communication, Healthy-Mentally-Family

Melakukan komunikasi yang "sehat" merupakan salah satu tindakan preventif dan solutif bagi orangtua agar anak lebih terbuka kepada mereka.

Terjalinnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun hubungan positif serta akan memudahkan orangtua dalam membicarakan hal-hal yang lebih kompleks dengan anak di kemudian hari.

Komunikasi tidak hanya soal mengekspresikan pikiran dan/atau perasaan, namun juga tentang respons dan tingkah laku yang ditunjukkan.

Secara sederhana, terdapat 3 kata kunci yang harus diingat orangtua dalam rangka membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mengapa 'BI Checking' Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kata Netizen
Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Kata Netizen
Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Kata Netizen
Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Kata Netizen
Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Kata Netizen
Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Kata Netizen
Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Kata Netizen
Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Kata Netizen
Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Kata Netizen
Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kata Netizen
Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Kata Netizen
Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Kata Netizen
Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Kata Netizen
Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Kata Netizen
Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com