Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pertama, don’t judge. Sebagai orangtua jangan lekas menghakimi atau buru-buru mengambil kesimpulan tanpa alasan yang jelas.
Ketika anak memutuskan untuk bercerita dan mengakui hal-hal yang kurang nyaman didengar, cobalah untuk tetap tenang dan menanggapinya tanpa tendensi apapun.
Usia anak-anak hingga remaja cenderung akan berhenti bercerita bila ia khawatir akan adanya penghakiman dan kritikan dari orangtuanya yang bakal diterimanya. Jadilah orangtua yang mau mendengarkan dengan baik dan jangan mudah menghakimi.
Kedua, don’t interrupt. Menjadi orangtua, usahakan untuk tidak mudah menyela ketika anak sedang bercerita atau mengungkapkan pendapat serta emosinya.
Apalagi orangtua memotong cerita anak dengan nasihat-nasihat yang sebenarnya tidak (atau mungkin, belum) dibutuhkan sang anak.
Tak jarang anak yang memutuskan untuk mulai bercerita kepada orangtuanya bukanlah untuk mencari solusi atau validasi, melainkan untuk menjadikan orangtua sebagai cermin agar mereka dapat berinstrospeksi diri.
Dengan membiarkan anak menyelesaikan apa yang sedang diceritakan atau diungkapkan, maka sang anak akan merasa dihargai. Jika sudah begini, rasa percaya anak kepada orangtua akan tumbuh dengan sendirinya.
Ketiga, don’t force. Tak jarang meski orangtua sudah berusaha peduli dengan cara mengajak anak bicara dengan baik, sang anak tetap memilih untuk menutup diri.
Barangkali anak tetap menutup diri karena masih membutuhkan waktu untuk memproses emosi dan pengalamannya sebelum memutuskan untuk menceritakannya pada orangtua.
Oleh karenanya, sebagai orangtua ketika mengetahui anaknya tidak atau belum ingin bercerita jangan lantas memaksa anak untuk mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Beri mereka ruang serta waktu.
Namun, bagaimanapun orangtua dengan berbagai macam cara pengasuhan yang dipilih tentu dimaksudkan untuk kebaikan anak-anaknya.
Jadi, teruslah berusaha dan belajar untuk selalu menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak kita.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengapa Anak Sulit Terbuka kepada Orangtuanya?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.