Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Tugas orangtua di sini adalah sebagai pengawas di rumah yang diharapkan mampu memberikan feedback atau saran pada pengerjaan proyek anaknya.
Apabila ekosistem pembelajaran ini sudah terbentuk dan berjalan saling beriringan, saya yakin, tidak akan ada lagi siswa yang mengeluhkan PR dan malas menyelesaikannya.
Kita sebagai guru perlu menanamkan komitmen dan sikap kooperatif pada siswa. Hal ini bertujuan agar mereka dapat memilih jenis proyek yang ingin mereka kerjakan, serta bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan proyek mereka sampai tuntas.
Semua rangkaian proses itu harus dikerjakan secara berkelompok, agar sesama siswa dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang masing-masing.
Saya sudah beberapa kali menguji coba pembelajaran berbasis proyek di kelas. Kebetulan, karena saya mengajar fisika, saya jarang sekali memberikan tugas di rumah untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit dan bikin kepala rasanya mau meledak.
Saya ingin siswa/i mampu berkreasi, karena fisika atau lebih luasnya lagi, sains, bukan hanya teori cocoklogi dari hasil kombinasi angka, huruf, dan simbol-simbol dari Yunani.
Fisika dapat dieksplorasi apabila kita selalu guru "MAU" dan "MAMPU" membaca karakter setiap siswa.
Proyek kolaborasi saya dimulai dengan meminta siswa memilih beberapa jenis percobaan sederhana yang mengacu pada teori yang diulas pada buku pelajaran. Apabila sumber daya materialnya mudah dijangkau, dengan segera saya meminta salah seorang siswa untuk membagi kelompok dan mencatat segala hal yang diperlukan.
Kekuatan dari proyek kolaborasi adalah komunikasi dan empati. Komunikasi yang baik akan memunculkan rasa empati antar-siswa, sehingga dapat meminimalisir konflik "kesenjangan" yang umum kita jumpai dalam pergaulan siswa. Adapun empati, tentu saja dihasilkan dari pola komunikasi yang sehat dan transparan.
Semua pembelajaran itu dapat kita lakukan di kelas, asal mau berusaha dan bersabar.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Eksistensi PR antar Generasi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.