Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sri Rohmatiah Djalil
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Sri Rohmatiah Djalil adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Dampak Cuaca Panas Ekstrem bagi Tanaman Padi dan Solusi Mengatasinya

Kompas.com - 14/05/2023, 11:09 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sebagai seorang petani, saya memiliki hitung-hitungan sendiri soal kapan harus mulai menanam dan kapan bisa dipanen.

Pada 14 April lalu, saya sudah mulai menanam benih pagi. Perhitungannya, diharapkan sebelum bulan Juli nanti mestinya padi sudah bisa dipanen dan segera diganti menanam palawija.

Pada waktu itu sebenarnya curah hujan terbilang cuku bagus. Akan tetapi semakin ke sini, semakin jarang ada hujan di sini, bahkan cuaca sangat terik.

Padahal tanaman padi sangat membutuhkan cukup banyak air. Dengan hujan yang semakin jarang, otomatis pengairan padi di sawah terganggu.

Tanaman padi yang berumur 15-50 hari memerlukan penggenangan air sekitar 2-3 cm. Dengan cuaca terik yang melanda tentu memengaruhi keadaan air di sawah. Air jadi cepat menyerap ke dalam tanah.

Tanaman padi berumur 21 hari di sawah saat cuaca panas terik.Kompasianer Sri Rohmatiah Djalil Tanaman padi berumur 21 hari di sawah saat cuaca panas terik.
Risikonya, jika sawah tidak segera diairi, tanaman padi tersebut akan mengering dan tanah jadi pecah-pecah.

Sebenarnya sumber air untuk tanaman padi di sawah selain dari air hujan juga ada irigasi. Akan tetapi, sayangnya sistem irigasi di tempat saya tinggal tidak berfungsi dengan baik.

Akhirnya para petani di sini membuat sumur sendiri baik dibantu oleh mesin diesel atau tenaga listrik.

Dampak Panas Ekstrem terhadap Tanaman Padi

Terjadinya perubahan iklim secara drastis akibat pemanasan global memang tidak dapat dihindari dan tentu hal ini akan berdampak pada sektor pertanian.

Fenomena panas ekstrem yang terjadi belakangan ini sangat memengaruhi pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dampak langsung dari panas ekstrem ini, seperti terjadinya kerusakan tanaman, pertumbuhan akar dan pucuk yang tidak sempurna, dan lainnya.

Sementara dampak tak langsungnya bisa terlihat dari menurunnya hasil panen, kenaikan biaya produksi, dan lainnya.

Fenomena cuaca panas ekstrem yang melanda akhir-akhir ini juga menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Padahal, kesuburan tanah menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap pertanian, kehutanan, dan ladang.

Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), setiap 1 derajat kenaikan suhu di malam hari akan menurunkan 10 persen tingkat kesuburan padi.

Dari apa yang saya alami, berikut dampak cuaca panas ekstrem bagi tanaman padi.

  • Pertumbuhan Tanaman Tidak Sempurna

Tanaman padi bisa tumbuh subur dan menghasilkan bulir gabah yang berisi karena terjadi proses fotosistesis yang sempurnya.

Sebuah tanaman akan bisa melakukan proses fotosistesis yang sempurnya jika beberapa faktor penting seperti air, cahaya, karbondioksida, dan klorofil terpenuhi dengan baik.

Maka dari itu, apabila tanaman mengalami kekurangan air akibat kekeringan karena cuaca panas, maka akan menurunkan proses fotosintesis. Pada akhirnya pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi berkurang.

Agar bisa menjaga kualitas pertumbuhan dan produktivitas padi tetap baik, petani harus melakukan pengairan ekstra, paling tidak tiga hari sekali.

Pengairan sawah harus sering dilakukan di tengah cuaca panas terik agar tanaman pagi bisa tetap tumbuh dan berkembang dengan maksimal.Kompasianer Sri Rohmatiah Djalil Pengairan sawah harus sering dilakukan di tengah cuaca panas terik agar tanaman pagi bisa tetap tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
Proses pengairan juga bisa dilakukan ketika macak-macak hingga benih padi mulai beranak. Tanda tanaman padi sudah beranak bisa dilihat ketika tanah yang renggang sudah tidak terlihat. Pada kondisi ini air cukup macak-macak, tidak sampai menggenang.

  • Memicu Berkembangnya Hama

Cuaca panas terik juga bisa memicu berkembangnya hama tanaman. Pada tanaman padi di sawah hama yang sering mengganggu adalah belalang, tikus, dan penggerak batang.

Biasanya untuk membasmi hama-hama ini petani menggunakan insektisida. Akan tetapi perlu diingat untuk tetap hindari penggunaan obat kimia ini secara berlebih.

Selain itu tidak disarankan untuk menggunakan perangkap tikus listrik, sebab alih-alih tikus yang mati terperangkap, justru malah banyak petani yang terkena perangkap listrik ini.

Upaya Menghadapi Cuaca Ekstrem Sebelum Tanam

Dengan adanya perubahan iklim ini tentu sebagai petani akan melakukan berbagai upaya untuk tetap memperoleh produksi padi yang optimal.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan petani di tengah perubahan iklim yang tak menentu adlaah dengan membuat pola tanam.

Pola tanam ini erat kaitannya dengan ketersediaan air dan pengendalian hama, suhu udara, dan bibit unggul.

Biasanya pola tanam dalam satu tahun terbagi dalam 3 pola, antara lain sebagai berikut.

  • Dua kali menanam padi dan satu kali menanam palawija. (Padi, padi, palawija).
  • Ada pula pola tanam padi terus dalam satu tahun (padi, padi, padi)
  • Pola tanam ketiga adalah berselang (padi, palawija, padi).

Dari ketiga pola tanam tersebut, adakah yang lebih baik? Jawabannya tidak ada yang lebih baik.

Hal ini bergantung dari wilayah dan iklim. Jika petani bisa memilih pola tanam dengan cerdas, maka ia akan menghasilkan panen yang maksimal.

Di wilayah saya, biasanya petani menggunakan pola tanam padi, padi, dan palawija. Menanam palawija pun diusahakan tidak boleh lewat dari bulan Agustus.

Sebagian juga ada yang menggunakan pola tanam padi terus menerus selama setahun. Hal ini dilakukan setelah melihat dan memperhitungkan ketersediaan sumber air.

Jika pola tanam sudah dibuat, tetapi iklim tiba-tiba berubah seperti sekarang ini, petani harus siap dengan pengairan. Pengairan bisa dilakukan dengan irigasi, namun air irigasi tidak mencukupi kebutuhan, sehingga banyak petani yang membuat sumur pompa.

Membuat sumur pompa pun akan menimbulkan masalah lain, seperti air akan semakin mengecil apalagi ketika digunakan secara bersamaan.

Upaya lain yang bisa dilakukan petani dalam menghadapi cuaca panas ekstrem adalah menggunakan bibit padi unggul yang tahan cuaca panas.

Selain itu sebenarnya juga bisa menggunakan pupuk organik untuk mengatasi cuaca panas ekstrem dan menjaga kualitas tanaman padi tetap dalam kondisi maksimal.

Akan tetapi, penggunaan pupuk organik tidak begitu diminati petani di wilayah saya. Apa yang menjadi sebab mengapa pupuk organik tidak begitu diminati mungkin harus diteliti lebih lanjut.

Dengan adanya fenomena cuaca panas ekstrem yang terjadi, memang petani harus bekerja lebih keras agar padi yang ditanam tetap bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal melalui berbagai upaya tadi.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dampak Panas Ekstrem terhadap Tanaman Padi"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau