Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Masa PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) menjadi momen penting dan menegangkan bagi siswa dan orangtua siswa yang anaknya akan mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Berbeda dari tahun sebelumnya, jika proses PPDB berpatokan pada hasil nilai Ujian Nasional. Maka, sistem PPDB yang diterapkan sekarang menggunakan regulasi yang baru dengan menggunakan 4 jalur, yaitu zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orangtua/wali, dan prestasi.
Pendaftaran PPDB yang dilaksanakan secara daring ini pun kerap kali memicu keluhan bagi pederta didik yang tempat tinggalnya jauh dari jangkauan akses internet. Dan tidak hanya itu, pendaftaran daring juga cukup merepotkan bagi siswa ataupun orangtua siswa yang tidak akrab dengan gadget, ditambah dengan 4 jalur yang penjelasannya terbilang cukup rumit jika mereka tidak memahami petunjuk teknis PPDB dengan baik dan benar.
Oleh karena itu, agar hal demikian tidak terjadi lagi, berikut 5 tips agar lancar mendaftar PPDB berdasaarkan pengalaman Kompasianer Junjung Widagdo yang pernah menjadi panitia helpdesk PPDB di salah satu SMA Negeri Kota Metro Lampung.
1. Cek NISN Sejak Awal
Kendala yang kerap kali ditemukan ialah NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) ganda atau tidak ditemukan. Padahal NISN adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa calon pendaftar PPDB. Tanpa NISN, proses pendaftaran pada laman pendaftaran tidak dapat dilanjutkan. Hal ini tentu saja akan menjadi kendala saat PPDB berlangsung.
Banyak siswa dan orangtua siswa menjadi panik karena masalah NISN ini, dan biasanya NISN yang bermasalah ini baru disadari saat akan melakukan pendaftaran PPDB.
Kendala pada NISN ini bisa dicegah sedini mungkin oleh siswa dan orangtua siswa dengan cara cek secara mandiri NISN masing-masing pada laman https://nisn.data.kemdikbud.go.id/.
Setelah laman tersebut terbuka, selanjutnya masukkan NISN dan masukkan nama ibu kandung pada kolom yang tersedia, lalu ikuti intruksi selanjutnya dan klik cari data.
Jika tidak bermasalah, maka data siswa akan ditampilkan. Tetapi jika muncul narasi data tidak ditemukan, maka silahkan laporkan hal ini pada operator dapodik sekolah agar ditindaklanjuti kendala ini.
2. Membaca dan Memahami Junkis
Saat pendaftaran PPDB sangat penting bagi siswa maupun orangtua memahami petunjuk teknis pendaftaran PPDB.
Banyak dari mereka yang tidak memahami petunjuk teknis PPDB dengan baik dan benar sehingga hal ini bisa merugikan siswa calon pendaftar.
Jangan mencoba memahami dengan menggunakan pemahaman pribadi, karena apa yang tersirat dalam petunjuk teknis belum tentu sesuai dengan pemahaman pribadi
Berikut adalah beberapa hal yang akan membantu siswa dan orangtua dalam memahami petunjuk teknis sebagai berikut.
Pertama, mencari petunjuk teknis PPDB melalui situs web resmi sekolah atau media sosial resmi sekolah. Pastikan bahwa laman yang dikunjungi adalah laman resmi dari sekolah yang berakhiran sch.id serta pastikan bahwa media sosial yang kita hubungi adalah media sosial resmi dari sekolah.
Kedua, sekolah menyediakan layanan helpdesk dan aduan. Jika ada hal-hal yang kurang jelas segera tanyakan pada layanan tersebut secara langsungJangan pernah mencoba memahami petunjuk teknis dengan menggunakan pemahaman logika sendiri, karena kadang apa yang tersirat dan kita pahami pada petunjuk teknis belum tentu sesuai dengan apa yang tertera pada petunjuk teknis.
3. Observasi Arsip Hasil Seleksi
Observasi arsip seleksi juga bagian hal penting sebagai persiapan pendaftaran PPDB. Observasi arsip seleksi ini bertujuan untuk melihat batas teratas dan terendah komponen seleksi yaitu jarak untuk jalur pendaftaran zonasi, afirmasi, perpindahan tugas serta nilai/skor bagi jalur pendaftaran prestasi akademik dan non akademik.
Sebagai contoh, bagi siswa yang akan mendaftarkan diri melalui jalur zonasi, maka yang dibuka adalah arsip PPDB jalur zonasi pada tahun sebelumnya.
Amati dengan seksama jarak terdekat dan terjauh siswa yang diterima melalui jalur zonasi pada tahun sebelumnya, sehingga pendaftar PPDB akan memiliki sedikit gambaran rentang jarak yang diterima melalui jalur zonasi pada sekolah tersebut.
Begitu juga dengan jalur pendaftaran yang lain seperti afirmasi dan perpindahan tugas, lakukan observasi arsip dengan cara yang sama.
Sebagai catatan jangan menjadikan hasil oberservasi ini sebagai patokan mutlak rentang jarak, nilai dan skor tertinggi dan terendah yang pasti akan diterima. Tetapi jadikan hasil observasi arsip seleksi ini sebagai penentu kebijakan siswa dan orangtua siswa dalam memilih jalur pendaftaran ataupun memilih sekolah yang akan dituju.
Selain sebagai salah satu faktor penentu kebijakan memilih jalur pendaftaran dan sekolah, hasil observasi arsip seleksi PPDB tahun sebelumnya ini bisa kita jadikan sebagai pemilihan sekolah alternatif lain selain sekolah pilihan utama yang dipilih.
Pada menu arsip ini juga ditampilkan berbagai sekolah yang ada pada kabupaten atau kota dan provinsi di mana siswa pendaftar akan bersekolah.
Tidak ada perangkingan sekolah secara khusus pada setiap kabupaten atau kota dan provinsi pada laman pendaftaran PPDB online, tetapi siswa dan orangtua siswa calon pendaftar bisa membuat perangkingan secara mandiri dengan melihat indikator jarak, nilai ataupun skor.
Dengan membandingkan indikator jarak, nilai, maupun skor, maka siswa dan orangtua seharusnya juga bisa menentukan sekolah alternatif lain yang bisa dipilih selain sekolah pilihan utama.
Sebagai contoh, pada zonasi yang sama seorang siswa 1 memiliki radius antara rumah dan sekolah sebagai berikut: sekolah A 800 meter, sekolah B 500 meter, dan sekolah C 1000 meter. Siswa 1 memilih sekolah A sebagai sekolah utama dengan berdasarkan berbagai pertimbangan.
Melihat arsip PPDB tahun sebelumnya diketahui jarak terjauh yang diterima pada sekolah A adalah 400 meter, sekolah B 400 meter, dan sekolah C adalah 1.100 meter.
Maka dengan melihat arsip ini, siswa 1 sebagai calon pendaftar bisa memilih sekolah C sebagai alternatif pilihan sekolah selain sekolah pilihan utama sebab radius antara sekolah dan rumah siswa 1 sejauh 1000 meter sedangkan jarak terjauh yang diterima pada tahun lalu adalah 1.100 meter. Kenapa tidak memilih sekolah B, sebab sekolah B radius jarak terdekat yang diterima lebih dekat dibandingkan dengan radius jarak rumah siswa 1 ke sekolah.
Pada jalur prestasi akademik dan non akademik, siswa dan orangtua bisa menentukan sekolah mana yang memungkinkan memiliki potensi terbesar untuk diterima dengan menggunakan nilai rapor pada jalur prestasi akademik dan bobot skor prestasi dengan membandingkan nilai terendah yang diterima oleh sekolah yang dituju dengan melihat arsip PPDB tahun sebelumnya.
Sekali lagi, penulis mengingatkan bahwa arsip hasil seleksi PPDB tahun sebelumnya bukan merupakan gambaran mutlak ataupun patokan untuk diterima pada sekolah yang dituju, tetapi dengan melihat arsip hasil seleksi, maka siswa dan orangtua siswa pendaftar mampu memilih sekolah pilihan utama dengan bijak disesuaikan dengan persyaratan yang dimiliki oleh siswa pendaftar.
Dengan melihat arsip tahun sebelumnya, maka siswa dan orangtua juga bisa menentukan sekolah alternatif lain yang bisa dipilih selain sekolah pilihan utama.
Pemilihan sekolah alternatif ini juga merupakan hal yang penting untuk menguatkan mental siswa pendaftar.
Siswa pendaftar mampu berpikir dan menganalisis secara logis potensi yang dimiliki oleh siswa pendaftar sehingga lebih menyiapkan mental siswa pendaftar jika pada sekolah pilihan utama tidak diterima.
Berikut tahap demi tahap dalam observasi arsip hasil seleksi PPDB tahun sebelumnya dengan menggunakan contoh pendaftaran PPDB jalur prestasi akademik.
Pertama, melakukan pencarian melalui laman pencarian Google dengan mengetikkan nama provinsi dan tahun sebelumnya agar hasil yang ditemukan lebih khusus langsung tertuju pada sekolah yang diinginkan.
Kedua, memilih jenjang sekolah dan jalur yang akan dilihat arsip hasil seleksi PPDB tahun sebelumnya.
Ketiga, klik "memantau hasil seleksi" agar menampilkan arsip hasil seleksi pada tahun sebelumnya.
Keempat, pilih sekolah yang akan dilihat arsipnya sekaligus bisa melihat arsip sekolah lain sehingga siswa dan orangtua bisa menentukan sekolah pilihan utama dan sekolah alternatif.
4. Memantau Status Pendaftaran
Banyak siswa dan orangtua yang lalai ataupun tidak mengerti bahwa wajib memantau status pendaftaran, apakah pendaftarannya diterima atau ditolak.
Pengalaman penulis sebagai panitia helpdesk saat pendaftaran PPDB, banyak orangtua siswa yang mengeluhkan bahwa nama anaknya tidak pernah masuk laman seleksi sampai pendaftaran selesai bahkan sampai pengumuman.
Kadang orangtua juga protes kenapa anaknya tidak diterima padahal jarak tempat tinggal lebih dekat sedangkan siswa yang tempat tinggalnya lebih jauh malah diterima, atau kenapa siswa yang nilainya jauh lebih rendah bisa diterima sedangkan anaknya tidak diterima.
Ternyata setelah dicek status pendaftaran, mereka baru mengetahui bahwa ada kesalahan saat melakukan pendaftaran sehingga pendaftaran belum bisa terverifikasi oleh panitia yang menyebabkan data siswa pendaftar tidak masuk pada laman seleksi.
Baru diketahui bahwa salah satu persyaratan pada jalur pendaftaran tersebut tidak sesuai dengan petunjuk teknis.
Patut diketahui bahwa status "penolakan" tersebut bukanlah status bahwa "siswa tidak diterima" pada sekolah tersebut, tetapi status tersebut hanya merupakan status pendaftaran PPDB dan siswa pendaftar masih bisa melakukan pendaftaran kembali dengan menggunakan syarat yang telah dinarasikan pada keterangan menyesuaikan dengan petunjuk teknis PPDB.
Proses pendaftaran dinyatakan telah aman ketika status pendaftaran telah diverifikasi sebagaimana gambar di bawah ini.
Lalu, bagaimana cara cek status pendaftaran PPDB? Yaitu dengan cara mengunjungi laman pendaftaran lalu ketikkan nomor pendaftaran ataupun NISN pada kolom merah dengan tulisan "cari", sebagaimana tertera pada gambar di atas.
5. Menyiapkan Anak Secara Emosional
PPDB memang menjadi sebuah hal yang luar biasa bagi anak sebagai siswa pendaftar PPDB. Besar harapan setiap anak yang mendaftar pada PPDB akan diterima pada sekolah pilihannya.
Penulis sering menghadapi berbagai aduan dan juga harapan yang diungkapkan oleh anak dan orangtua sebagai pendaftar PPDB.
Menangis, marah, merajuk hingga tidak mau sekolah di sekolahan lain bahkan seperti yang penulis kutip di atas anak menjadi depresi saat tidak diterima pada sekolah pilihannya.
Peran orangtua menjadi sangat penting di sini. Orangtua harus mau dan mampu meluangkan waktu sejenak saat sebelum pendaftaran PPDB tiba. Mendengarkan berbagai harapan tentang studi anak, memberikan doa-doa terbaik pada harapan anak dan satu hal yang paling penting lagi adalah menanamkan bagaimana siap dalam menghadapi kegagalan.
Orangtua dalam hal ini harus mampu memberikan gambaran secara rasional bahwa PPDB merupakan salah satu proses yang harus ditempuh oleh anak untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi lagi.
Orangtua juga harus memberikan penguatan bahwa pada saat pendaftaran PPDB ada dua konsekuensi, yaitu diterima ataupun ditolak pada sekolah pilihannya.
Yakinkan mereka bahwa kegagaglan dalam PPDB bukanlah akhir dari segalanya, masa depan harus tetap dibangun. Sedih boleh tetapi rencana untuk melanjutkan masa depan harus tetap berjalan. Yakinkan bahwa di dunia ini selain harapan, usaha dan doa, ada takdir Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang berjalan di muka bumi ini.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "5 Langkah Menuju Sukses PPDB, Jangan Panik, Lakukan Ini!"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.