Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Isu soal penghapusan pilihan ganda adalah isu yang menarik. Sebagai seorang guru, secara pribadi saya menilai soal pilihan ganda adalah jenis soal yang paling sering dibuat untuk menguji kognitif siswa.
Di era digital seperti saat ini pun, soal pilihan ganda masih terus digunakan, seperti di Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK), soal Penilaian Akhir Semester (PAS) atau Penilaian Akhir Tahunan (PAT) berbasis android.
Sekolah tempat saya mengajar pun masih mengunakan jenis soal pilihan ganda untuk Penilaian Akhir Tahun (PAT). Untuk mengoreksi jawaban siswa pun, guru lebih mudah melakukannya. Guru hanya perlu menggunakan aplikasi di smartphone untuk memindai jawaban siswa lalu nilai agar muncul secara otomatis.
Kendati begitu, memang tidak semua ujian di sekolah harus menggunakan soal pilihan ganda. Ada kalanya kita menggunakan tes lisan, esai, atau praktik untuk menguji kemampuan siswa di sekolah.
Dalam perkembangannya, soal pilihan ganda juga telah dikembangkan bukan hanya dengan memberikan satu opsi jawaban benar, melainkan dalam satu soal bisa ditemukan beberapa opsi jawaban benar atau lebih dikenal dengan pilihan ganda majemuk.
Oleh karenanya, membuat soal pilihan ganda sesungguhnya tak bisa asal-asalan.
Lantas, apa saja kaidah yang perlu diperhatikan guru dalam membuat soal pilihan ganda untuk menguji kemampuan siswa terkait materi pelajaran?
1. Materi
Salah satu hal yang paling krusial dalam pembuatan soal pilihan ganda adalah soal yang harus mengacu pada materi yang guru ajarkan.
Sebagai guru, jangan sampai kita membuat soal yang melenceng jauh dari apa yang kita ajarkan. Membuat soal pilihan ganda berdasarkan materi harus mengacu pada tiga aspek berikut.
2. Konstruksi
Dalam membuat soal pilihan ganda harus memperhatikan konstruksi. Artinya kejelasan soal dan jawaban mesti diperhatikan sehingga siswa mampu menelaah soal yang diberikan dengan nalar dan logis terkait materi yang telah dipelajari.
Kontruksi dalam pembuatan soal pilihan ganda memiliki beberapa penekanan yang harus dipatuhi dalam pengerjaannya.
2. Bahasa
Dalam membuat soal pilihan ganda, pemilihan penggunaan bahasa juga perlu diperhatikan. Pemilihan bahasa yang komunikatif, efektif, dan menggugah nalar kritis siswa.
Berikut kaidah bahasa dalam pembuatan soal pilihan ganda.
3. Unsur Soal
Dalam membuat soal pilihan ganda, guru tidak boleh membuat soal yang mengandung unsur-unsur seperti menyinggung isu SARA atau hal yang dapat menimbulkan perpecahan dan perdebatan, bermuatan politik, pornografi, kekerasan, bermuatan promosi/iklan, atau isu yang merugikan golongan/kelompok tertentu.
Jika dalam membuat soal pilihan ganda tidak dilakukan secara benar dan tidak memenuhi kaidah-kaidah penulisan soal yang baik, tentu akan menyesatkan dan/atau menimbulkan kebosanan.
Sebaliknya, jika guru membuat soal pilihan ganda dengan baik dan dibuat berdasarkan kaidah-kaidah yang tepat, siswa bisa merasa tertantang.
Lalu, ketika ditanya apakah sebagai guru saya setuju atau tidak jika soal pilihan ganda dihapus?
Jawaban saya adalah tidak setuju. Sebab, dalam membuat soal pilihan ganda terdapat kaidah yang perlu dipenuhi oleh guru agar soal yang dihasilkan baik. Jika soal yang dihasilkan sudah baik, niscaya akan menjadi sesuatu yang baik pula untuk siswa.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pahami Dulu Soal Pilihan Ganda, Baru Opsi Lainnya!"