Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Guru hendaknya tidak membiarkan kesalahan yang membuat peserta didik putus asa atau takut mencoba hal baru.
Alih-alih membiarkan, guru sebaiknya menanamkan keyakinan kepada peserta didik bahwa kesalahan akan menjadi aset yang berharga jika dijadikan peluang untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan diri.
2. Belajar Bukan tentang Kecepatan
Belajar bukan hanya tentang kecepatan mengandaikan bahwa di dalamnya ada proses yang kompleks dan melibatkan pemahaman, retensi informasi, dan penerapan pengetahuan.
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengingat dan mempertahankan informasi atau keterampilan yang telah dipelajari dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa anak tidak cukup cepat mengingat informasi yang diberikan jika disampaikan secara verbal. Beberapa anak lain lebih cepat memahami sesuatu dengan simulasi atau demonstrasi.
Kondisi ini mendorong guru untuk memberikan waktu yang cukup kepada setiap peserta didik agar dapat mengeksplorasi dan memahami pelajaran. Sangat tidak mungkin bagi guru untuk memaksa semua peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan dalam rentang waktu yang sama.
Guru harus percaya bahwa anak-anak bisa berkembang. Mereka hanya memerlukan waktu yang cukup untuk belajar dan memperbaiki kesalahannya. Hal ini tentu saja membutuhkan pendampingan guru secara optimal.
3. Ekspektasi Positif Guru tentang Kemampuan Siswa
Seorang guru sejatinya harus menanamkan ekspektasi positif tentang peserta didiknya. Hal ini dipercaya akan dapat mempengaruhi performa murid. Ekspektasi positif berarti adanya pikiran dan harapan yang baik seorang guru tentang peserta didiknya.
Saat mendapati hasil asesmen pembelajaran yang tidak memadai, guru harus memiliki cara pandang yang positif bahwa peserta didik dapat memperbaiki kesalahannya. Guru harus percaya bahwa peserta didik memiliki potensi untuk berkembang.
Guru harus memilki harapan bahwa dalam diri peserta didik bersemayam motivasi yang kuat untuk belajar, memiliki kemampuan mengembangkan cara berpikir kritis, dapat menjadi pribadi yang mandiri, dan berbagai sikap positif lainnya.
Adanya ekspektasi positif akan mendorong guru memberikan rangsangan positif kepada peserta didik yang mengalami kegagalan untuk memperbaiki dan mengembangkan diri.
Rangsangan positif tersebut dapat berupa dukungan, umpan balik yang membangun, penghargaan atas keberagaman, pengakuan atas usaha yang dilakukan peserta didik, dan berbagai stimulus yang membuat peserta didik termotivasi untuk berkembang.
Semua rangsangan tersebut dapat dirancang melalui layanan pembelajaran yang menyenangkan.