Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kundiharto
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Kundiharto adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Akuisisi TikTok Atas Tokopedia: Antara Peluang dan Ancaman Geopolitik

Kompas.com, 22 Desember 2023, 17:31 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Bayangkan kita sedang asyik berselancar di internet, mengecek media sosial, atau membeli kebutuhan sehari-hari secara online. Tiba-tiba, muncul berita besar yang menggemparkan: TikTok, aplikasi yang kita kenal sebagai platform video pendek, telah mengakuisisi 75% saham Tokopedia, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia.

Nilainya mencapai 1,5 miliar dolar AS, atau sekitar 23,5 triliun rupiah. Ini bukan hanya kolaborasi antara dua perusahaan besar, tapi juga tentang bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi cara kita berbelanja, berinteraksi, dan menjalani hidup sehari-hari.

Meski terlihat begitu menarik dan sangat menjanjikan, bergabungnya dua raksasa ini memunculkan sebuah pertanyaan, bagaimana nasib data pribadi kita nanti? Apakah akan aman di tangan mereka? Bagaimana juga situasi ke depan soal persaingan e-commerce Indonesia? Apakah bakal lebih ketat atau malah sebaliknya?

Tokopedia dan TikTok: Bagaimana Ini Mengubah Peta Ekonomi Digital Kita?

Kejutan akuisisi TikTok terhadap 75% saham Tokopedia tentu akan membawa perubahan cukup besar. Dari yang sebelumnya kita hanya berbelanja atau menonton video, sekarang kedua aktivitas itu tak hanya terintegrasi tapi juga bisa dilakukan bersamaan.

Akan tetapi, semua kemudahan-kemudahan itu dibayang-bayangi oleh kekhawatiran akan nasib data pribadi kita. Dengan bergabungnya dua raksasa ini, akan ada kemungkinan data kita, seperti kebiasaan kita menonton video, akan dikelola oleh pihak yang lebih besar dan bisa jadi lintas negara.

Artinya, apakah kita sebagai pemilik data bisa nyaman dan bisa menerima semua itu dengan tenang? Bagaimana cara kita memastikan bahwa semua data kita tetap aman dan tidak akan disalahgunakan?

Bergabungnya dua raksasa ini juga otomatis membuat pemerintah kita bekerja keras untuk bisa mengatur dan memastikan hal itu tidak akan mengancam kedaulatan data serta ekonomi digital kita.

Sebab, pemerintah lah yang berperan menjaga keseimbangan dengan memastikan semua berjalan adil dan tak ada satu pihak pun yang lebih berkuasa dari yang lainnya di dunia digital kita.

TikTok Shop dan Labirin Perizinan di Indonesia: Apa Dampaknya bagi Kita?

Akuisisi ini membawa perubahan pada TikTok Shop yang sebelumnya menghadapi batasan sebagai kantor perwakilan perdagangan asing di Indonesia.

Batasan ini ada karena pemerintah kita memiliki aturan yang membedakan antara social commerce dengan media sosial. TikTok pada awalnya hanya berstatus media sosial, jadi ia tidak boleh memfasilitasi transkasi pembayaran pada sistem elektroniknya.

Tujuan diberikannya batasan ini semata untuk menjaga keseimbangan di pasar e-commerce. Di satu sisi, mungkin kita merasa kecewa karena tidak bisa berbelanja langsung di TikTok Shop.

Akan tetapi di sisi lain, ini adalah upaya pemerintah untuk melindungi pasar lokal (UMKM) dan memastikan persaingan yang adil.

Spekulasi dan Fakta di Balik Akuisisi TikTok-Tokopedia

Sebelum akhirnya menjadi kenyataan, berbagai spekulasi muncul terkait bergabungnya TikTok dan Tokopedia. Banyak orang menduga TikTok hanya akan membeli sebagian besar saham Tokopedia.

Namun, apa yang terjadi kemudian ketika diketahui TikTok membeli 75% saham Tokopedia, tentu hal ini sangat mengejutkan.

Dengan kolaborasi ini, TikTok tak hanya berperan sebagai tamu di dunia e-commerce Indonesia, melainkan menjadi pemain utama.

Padahal, sebelumnya Goto pernah membantah dengan menyatakan tidak ada rencana pengambilan 50% saham atau menjualnya ke pihak manapun.

Semua hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, bagaimana perubahan besar ini akan memengaruhi kita sebagai pengguna?

Era Baru Belanja Online: Bagaimana Akuisisi TikTok Mengubah Tokopedia?

Dengan integrasi Tokopedia dan TikTok Shop di bawah PT Tokopedia, kita bisa melihat perubahan signifikan dalam cara kita berbelanja online.

Kombinasi antara platform belanja dan hiburan video memberikan pengalaman yang lebih terintegrasi. Namun, hal-hal terkait kontrol TikTok atas PT Tokopedia dan perubahan dalam operasional Tokopedia tetap membayangi kita sebagai pengguna.

Merger TikTok dan Tokopedia: Peluang Baru bagi UMKM Kita?

Keuntungan bagi UMKM dan pengguna muncul dari potensi promosi produk Indonesia yang lebih luas dan peningkatan kapasitas UMKM.

Dengan dukungan teknologi dan platform dari TikTok x Tokopedia, banyak pelaku UMKM akan memperoleh akses ke sumber daya lebih baik, mulai dari pemasaran hingga manajemen operasional.

Namun, kekhawatiran tentang integrasi yang hanya menguntungkan segelintir UMKM besar dan kebijakan baru yang mempersulit UMKM kecil, juga patut diperhatikan.

TikTok dan Tokopedia: Antara Harapan dan Kekhawatiran

Dominasi pasar, persaingan tidak sehat, keamanan data, dan pengaruh geopolitik Tiongkok adalah beberapa kekhawatiran utama yang muncul.

TikTok sebagai perusahaan asal Tiongkok yang saat ini sudah mengambil alih sebagian besar kontrol atas Tokopedia tentu menimbulkan kecemasan apakah ia akan bisa mengelola data kita yang selama ini sudah ada di Tokopedia dengan aman atau tidak.

Lalu, bagaimana kedua perusahaan ini akan menjaga kedaulatan ekonomi digital kita? Bagaimana kita, sebagai konsumen dan warga negara, dapat memastikan bahwa kita mendapatkan manfaat dari perubahan ini? Apakah kita akan menjadi pemain yang kuat dalam permainan ini, atau hanya menjadi pion?

Akuisisi TikTok-Tokopedia dan Papan Catur Geopolitik Global

Dalam perspektif geopolitik, investasi TikTok di Tokopedia dapat dilihat sebagai bagian dari strategi global Tiongkok untuk memperluas pengaruhnya di dunia digital internasional.

Pengaruh Tiongkok di pasar digital global menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan oleh kita sebagai masyarakat Indonesia.

Sebab, dalam konteks ini kita sedang berada di tengah-tengah perubahan besar dunia digital. Kita bukan hanya berperan sebagai konsumen, tetapi juga bagian dari permainan geopolitik yang lebih besar.

Maka dari itu, kita juga perlu dan berhak memastikan bahwa kita juga akan mendapat manfaat dari perubahan ini, dengan tetap menjaga kedaulatan dan keamanan data kita.

Peran Pemerintah Dalam Menjaga Data Kita di Era Merger Besar

Dalam era merger ini, penting untuk memahami kepemilikan dan keamanan data pengguna. Peran pemerintah dalam perlindungan data menjadi kunci, dan kita sebagai konsumen perlu lebih sadar dan aktif dalam memahami bagaimana data kita dikelola.

Sebab, hal ini bukan hanya tentang privasi, tetapi juga tentang bagaimana data itu bisa digunakan, baik untuk keuntungan bisnis maupun hal lain.

Dalam hal ini, apakah pemerintah kita bisa memastikan serta menjamin bahwa data-data kita akan aman dan tidak disalahgunakan?

Kisah Kuda Troya di Dunia Digital Kita: Pelajaran tentang Kewaspadaan dan Kedaulatan

Kisah Kuda Troya mengajarkan kita pentingnya kewaspadaan dan risiko yang tersembunyi di balik langkah-langkah besar dalam dunia bisnis digital.

Jika dikaitkan dengan merger TikTok dan Tokopedia, kita perlu jeli dan kritis dalam melihat implikasi dari merger ini, menjaga kedaulatan, dan memastikan kepentingan jangka panjang kita tidak dikorbankan.

Menatap Masa Depan Pasca-Akuisisi TikTok dan Tokopedia

Akuisisi TikTok atas Tokopedia adalah cerita tentang bagaimana kita, sebagai masyarakat digital Indonesia, mesti berperan aktif, beradaptasi, dan sekaligus berkembang.

Kita perlu menjadi konsumen yang cerdas, pebisnis yang adaptif, dan warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban kita dalam ekosistem digital.

Peran kita sebagai konsumen, pebisnis, dan warga negara menjadi kunci dalam membentuk masa depan digital yang inklusif, berkelanjutan, dan aman.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Akuisisi Besar TikTok dan Tokopedia: Peluang atau Ancaman Geopolitik?"

 
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau