Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Novia Respati
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Novia Respati adalah seorang yang berprofesi sebagai Wiraswasta. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kompas.com - 28/03/2024, 11:25 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Apa yang paling sering membuat pelamar kerja gagal dalam seleksi pencarian kerja? CV tidak menarik, portofolio kurang cocok atau karena memiliki skor BI checking dengan skor KOL 5?

Meski tidak mewajibkan pengecekan keuangan di BI checking atau SLIK OJK sebagai syarat untuk menyaring kandidat, ternyata masih ada orang-orang yang gagal karena hal tersebut.

BI Checking sendiri merupakan informasi Debitur Individual (IDI) Historis yang mencatat lancar atau macetnya pembayaran kredit (kolektibilitas).

Akan tetapi peraturan pengecekan BI Checking merupakan kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan.

Adapun beberapa perusahaan yang menerapkan BI Checking dalam proses perekrutan karyawan di antaranya ialah profesi di bidang perbankan dan keuangan, asuransi, financial technology, perusahaan teknologi, retail dan e-commerce, telekomunikasi dan layanan publik hingga bidang pendidikan.

Sayangnya jika melihat dari sisi pencari kerja jadi batu sandungan, karena tidak sedikit mereka yang sudah terjerat kredit/utang sehingga skor BI Checking-nya tak lagi mulus.

Tetapi, ternyata mulai ada perusahaan yang menerapkan aturan itu bukan hanya bagi calon karyawan, melainkan karyawan lama.

Aturan bagi karyawan lama ini akan dicek skor BI Checking-nya berdampak saat akan tanda tangan perpanjangan kontrak.

Ada 2 hal kemungkinan yang terjadi jika skornya buruk, yakni bagian personalia akan memanggil untuk mengetahui bagaimana ceritanya karyawan tersebut sampai memiliki catatan kredit tidak baik.

Ataupun yang kedua, risiko terburuknya adalah kontrak yang terancam tidak diperpanjang.

Nah, jika ada perusahaan yang menerapkan itu untuk menyaring orang-orang yang memiliki sangkutan hingga merusak catatan kreditnya, maka orang tersebut berpotensi melakukan penggelapan atau korupsi pada uang perusahaan.

Walau besifat subjektif, alangkah baiknya perusahaan mencari tahu dahulu mengapa orang tersebut sampai memiliki catatan kredit yang tidak baik.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bagaimana BI Checking Menjadi Persyaratan dalam Dunia Kerja?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Jumlah Mesin ATM Terus Berkurang, Ada Apa?

Jumlah Mesin ATM Terus Berkurang, Ada Apa?

Kata Netizen
4 Alasan Orang Indonesia Suka Makanan Pedas

4 Alasan Orang Indonesia Suka Makanan Pedas

Kata Netizen
Peran Vital Guru Honorer dan 'Cleansing' yang Terjadi

Peran Vital Guru Honorer dan "Cleansing" yang Terjadi

Kata Netizen
Menyikap 'Rayuan Bos', Apa yang Mesti Dilakukan Bawahan?

Menyikap "Rayuan Bos", Apa yang Mesti Dilakukan Bawahan?

Kata Netizen
Lembaga Survei, Elektabilitas, dan Strategi Partai

Lembaga Survei, Elektabilitas, dan Strategi Partai

Kata Netizen
Dari Seorang Introvert Kita Belajar...

Dari Seorang Introvert Kita Belajar...

Kata Netizen
Menyemangati Anak Ketika Gagal Masuk Sekolah Favorit

Menyemangati Anak Ketika Gagal Masuk Sekolah Favorit

Kata Netizen
Budget Tipis dari Klien, Terima atau Tolak?

Budget Tipis dari Klien, Terima atau Tolak?

Kata Netizen
5 Cara Meningkatkan Kinerja Guru Sesuai dengan Kurikulum Merdeka

5 Cara Meningkatkan Kinerja Guru Sesuai dengan Kurikulum Merdeka

Kata Netizen
Fenomena 'Makan Tabungan', Kenapa Bisa Makin Marak?

Fenomena "Makan Tabungan", Kenapa Bisa Makin Marak?

Kata Netizen
Pemimpin Populis pada Pilkada 2024

Pemimpin Populis pada Pilkada 2024

Kata Netizen
Istri Alami Baby Blues, Bukan Berarti Manja atau Lebay

Istri Alami Baby Blues, Bukan Berarti Manja atau Lebay

Kata Netizen
PPBD dan Niat Membuat Pendidikan Berkualitas serta Berkeadilan

PPBD dan Niat Membuat Pendidikan Berkualitas serta Berkeadilan

Kata Netizen
Apa yang Dipertimbangkan Sebelum Resign dari PNS?

Apa yang Dipertimbangkan Sebelum Resign dari PNS?

Kata Netizen
Ketika Judi Online Mulai Menyasar Pelajar

Ketika Judi Online Mulai Menyasar Pelajar

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com