Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Haris
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Abdul Haris adalah seorang yang berprofesi sebagai Bankir. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Konflik Geopolitik dan Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia

Kompas.com, 31 Mei 2024, 21:01 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Menurut temuan dari Dana Moneter Internasional (IMF), setiap kenaikan inflasi minyak global sebesar 10% rata-rata akan berdampak pada kenaikan inflasi domestik sekitar 0,4% dalam jangka pendek. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi global, terutama dalam hal harga minyak, memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi dalam negeri.

Ketidakpastian dalam geopolitik semakin meningkat setelah serangan balasan yang dilakukan oleh Iran terhadap Israel. Serangan ini memunculkan ketegangan yang berpotensi memicu respons lebih lanjut dari berbagai negara, yang dapat mengakibatkan eskalasi konflik yang lebih besar.

Jika konflik terus berlanjut, kemungkinan akan melibatkan negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan negara-negara yang menjadi fokus ketegangan, seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara. Hal ini berpotensi menyebabkan dampak yang luas tidak hanya dalam hal keamanan, tetapi juga dalam ekonomi global.

Negara-negara yang terlibat dalam ketegangan geopolitik ini tidak hanya memiliki kekuatan militer yang besar, tetapi juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam perekonomian global. Banyak dari negara-negara ini adalah produsen utama sumber daya alam, terutama minyak bumi, yang menjadi faktor penting dalam perekonomian global.

Oleh karena itu, ketegangan geopolitik memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan serius dalam pasar minyak global, yang pada gilirannya akan berdampak pada stabilitas ekonomi global secara keseluruhan.

Dampak Ekonomi Akibat Ketegangan Geopolitik

Salah satu dampak paling langsung dari ketegangan geopolitik adalah pada sektor ekonomi, terutama dalam hal harga minyak bumi. Sebagaimana yang ditemukan oleh IMF, kenaikan harga minyak bumi memiliki korelasi dengan kenaikan inflasi, yang dapat berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi domestik.

Di Indonesia, kenaikan harga komoditas seperti minyak bumi dapat menyebabkan inflasi bahan bakar minyak (BBM), yang pada gilirannya dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mungkin perlu mempertimbangkan kebijakan peningkatan subsidi untuk meredakan dampak inflasi yang mungkin terjadi.

Namun, kebijakan semacam ini juga memiliki konsekuensi dalam bentuk peningkatan pengeluaran pemerintah, yang dapat menjadi beban tambahan bagi anggaran negara. Oleh karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan dengan cermat langkah-langkah kebijakan yang akan diambil untuk mengatasi dampak dari ketegangan geopolitik ini.

Tidak ada pilihan yang mudah dalam menghadapi tantangan ini. Biarkan harga BBM naik dapat berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi, termasuk transportasi dan distribusi barang, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga barang-barang konsumsi dan biaya hidup masyarakat secara keseluruhan.

Ini hanya menggambarkan dampak jangka pendek dari kenaikan harga minyak dunia dan ketegangan geopolitik yang terkait. Namun, penting untuk diingat bahwa ketegangan geopolitik juga dapat mempengaruhi harga komoditas lainnya, seperti gas, besi, baja, dan pupuk, yang semuanya memiliki dampak yang luas dalam perekonomian global.

Rupiah Melemah, Ujian bagi Indonesia

Indonesia, seperti banyak negara lainnya, menghadapi tantangan serius dalam menghadapi ketidakpastian ini. Pelemahan nilai tukar Rupiah dan peningkatan biaya impor adalah contoh konkret dari dampak yang telah dirasakan oleh negara ini.

Pelemahan nilai tukar Rupiah dapat meningkatkan biaya impor, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan harga barang impor. Hal ini dapat menjadi beban tambahan bagi masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada barang-barang impor untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Jika pelemahan nilai tukar rupiah terus berlanjut, kemungkinan akan menyebabkan inflasi yang dapat mempengaruhi stabilitas sosial dan politik. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan otoritas moneter untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan ini.

Terlebih, dalam beberapa bulan mendatang, akan ada transisi politik yang berpotensi mempengaruhi sentimen pasar. Harapan umum adalah agar transisi dapat berlangsung lancar tanpa mengganggu dinamika perekonomian.

Bank Indonesia (BI), sebagai otoritas moneter, akan berusaha untuk menstabilkan nilai rupiah menggunakan berbagai instrumen yang dimilikinya.

Dalam menetapkan kebijakannya, BI bersama pemerintah menghadapi tantangan yang kompleks. Mengontrol inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat adalah prioritas, meskipun ini berarti harus berusaha keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Memang sulit untuk mengambil kebijakan yang dapat menahan inflasi sambil mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di saat tekanan ekonomi sedang tinggi seperti saat ini.

Kalaupun memilih mana yang didahulukan, mengendalikan inflasi adalah pilihannya. Pertumbuhan ekonomi bukan berarti diabaikan, hanya saja pencapaiannya mungkin tidak bisa tinggi sebagaimana ditargetkan.

Meskipun tantangannya besar, optimisme harus tetap dijaga di tengah ketidakpastian ini. Langkah-langkah kecil seperti memperkuat fundamental ekonomi domestik melalui kemandirian dalam produksi pangan atau penghematan energi dapat memiliki dampak positif dalam mengurangi kerentanan terhadap ketegangan geopolitik.

Namun demikian, kita juga harus realistis dalam menghadapi tantangan ini. Konflik di luar negeri dapat memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian domestik, dan kita harus siap menghadapi dampak-dampak ini dengan bijaksana.

Di tengah ketidakpastian ini, penting bagi pemerintah, otoritas moneter, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang dihadapi. Dengan kerja sama dan koordinasi yang baik, kita dapat mengatasi ketidakpastian ini dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dampak Ekonomi Konflik Geopolitik"

 
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Kata Netizen
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Kata Netizen
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Kata Netizen
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Kata Netizen
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Kata Netizen
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Kata Netizen
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Kata Netizen
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Kata Netizen
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Kata Netizen
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Kata Netizen
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Kata Netizen
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Kata Netizen
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Kata Netizen
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Kata Netizen
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau