Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Suami adalah kunci ketika seorang istri yang hamil dan melahirkan dapat menjadi tenang dan senang dalam menjalani kondisinya.
Hamil dan melahirkan merupakan dua hal yang secara kodrati dialami oleh kaum hawa.
Meski sudah sebuah kodrat perempuan, tetapi tetap saja hal itu merupakan hal yang sangat besar artinya untuk perempuan.
Sayangnya ini jarang dipahami oleh para suami ketika istri hamil seperti perubahan yang signifikan baik terhadap fisik, mental, maupun keseharian seorang perempuan.
Fisik akan berubah seiring dengan perkembangan janin dalam kandungan. Selain perut yang pelan namun pasti terus membesar, bagian tubuh lainnya bukan tidak mungkin juga akan mengalami perubahan.
Terlebih adanya perubahan hormonal juga akan menyebabkan munculnya tanda-tanda seperti flek, daki yang tidak mau hilang, atau bermacam gangguan kesehatan lainnya karena efek yang dialami masing-masing perempuan hamil akan berbeda.
Selain itu juga ada perubahan fisik akan berpengaruh pada perubahan mental. Perempuan hamil akan lebih sensitif dari pada perempuan yang tidak hamil.
Pada momen-momen seperti ini seorang istri butuh selalu diyakinkan bahwa dengan selalu disayang, sehingga ia tetap merasa cantik dan istimewa.
Itu baru fase kehamilan, ada lagi lagi fase yang dialami istri setelah melahirkan. Para suami mesti paham bahwa itu merupakan peristiwa yang berbeda dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.
Jadi walau istri sudah mengalami proses anak keempat, misalnya, itu tidak berbeda dengan pengalaman melahirkan anak pertama.
Merasakan kekhawatiran yang sama, rasa pegal yang sama, kelelahan yang sama, sehingga ia tetap berhak mendapatkan perhatian dan pendampingan yang sama seperti saat pertama melahirkan
Kelelahan dan perubahan hormon usai melahirkan dapat berimbas pada perasaan yang naik turun tidak menentu, yang dapat berakibat pada baby blues.
Baby blues tidak boleh dianggap enteng, karena beberapa kejadian baby blues yang berkepanjangan dapat menyebabkan hal tragis terjadi pada si bayi maupun ibunya.
Hal semacam itu bisa terjadi jika tidak ada support system yang baik pada istri yang baru melahirkan.
"Semua perempuan mengalami melahirkan, seharusnya senang, bersyukur bisa melahirkan, bukannya gendong anak, malah anaknya dicuekin!"
Suami yang baik akan berusaha menghindarkan istrinya dari suara-suara sumbang seperti itu. Kalau perlu jangan terima orang datang tilik bayi selama istri belum pulih dan ceria lagi.
Orang lain tidak penting, yang penting adalah istri dan anak yang baru dilahirkannya. Keduanya harus mendapatkan perhatian yang sama spesialnya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan suami, seperti bantu istri merawat bayi ketika terbangun waktu tengah malam. Belajar ganti popok, hinnga memberi hadiah kecil seperti sekantung jajanan saat pulang kantor.
Maka untuk setiap suami, tepat setelah Ijab Kabul jadi pada saat itu pula mesti bertanggung jawab untuk menyayangi dan melindungi istri sampai kapanpun.
Jadi tugas seorang suami adalah menyayangi, melindungi, dan menceriakan istri dalam kondisi apapun.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Baby Blues Perlu Dipahami, Jangan Anggap Istri Manja dan Lebay"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.