Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Menolak peluang bisnis yang datang tersebut mungkin dapat membuat kita sebagai pemilik bisnis frustrasi.
Meskipun begitu, secara mendasar sebenarnya terdapat cara untuk menjembatani kesenjangan tersebut dan menemukan situasi yang saling menguntungkan.
Kunci utama dalam kondisi tersebut sebenarnya terletak pada pemahaman kebutuhan calon klien tersebut dan bagaimana kita sebagai pemilik mampu memberi solusi kreatif untuk menghindari kerugian.
Sayangnya secara praktik tentunya ada banyak kondisi-kondisi yang lebih harus dilihat secara holistik sehingga kita tidak memberikan kesan yang buruk pada calon klien.
1. Berikan Solusi yang Khusus Terkustomisasi, Bukan Diskon yang Mengobral
Pertimbangan utama pada tahap ini adalah "Bisakah kita melaksanakan proyek dalam skala yang lebih kecil dan lebih fokus yang memenuhi kebutuhan inti calon klien kita?"
Output dari solusi ini dapat dilaksanakan dalam bentuk-bentuk seperti campaign yang berdurasi lebih singkat, jumlah iterasi desain yang terbatas, atau hanya menangani satu aspek dari proyek besar.
2. Lakukan Sarana Pendekatan Bertahap pada Klien
Sebuah proyek yang bertipe progresif, sebenarnya kita dapat membagi proyek menjadi beberapa fase yang dapat dikelola, sehingga klien dapat membayar sesuai prosesnya.
Jika tahap awal terbukti berhasil, mereka mungkin dapat mengalokasikan anggaran tambahan untuk pengembangan lebih lanjut.
Apa yang harus ditunjukkan pada tahap ini tetaplah merupakan profesionalitas kita.
3. Mencoba Mencari Struktur Penetapan Harga Alternatif
Dalam langkah ini, kita dapat bergerak maupun saling berganti secara timbal balik dari sistem pembayaran per durasi waktu maupun juga penetapan harga berbasis proyek untuk mendapatkan harga terbaik.
Adanya fleksibilitas dalam kebijakan harga ini akan dapat menawarkan kepastian biaya kepada klien dan memungkinkan kita mengelola beban kerja secara efektif.
4. Menyadari Value Proposition adalah Raja dalam Kondisi Ini
Dalam kondisi klien meminta penawaran budget rendah, kita perlu tetap berpedoman pada kekuatan untuk menampilkan laba atas investasi (ROI) yang diberikan layanan kita.
Metode studi kasus yang menunjukkan keberhasilan di masa lalu dengan keterbatasan anggaran serupa maupun perbandingannya dengan anggaran lebih adalah hal yang sangat berharga dalam hal ini.
5. Pertimbangan akan Pembangunan Relasi Jangka Panjang
Menjaga relasi jangka panjang dengan klien terkadang jadi pilihan untuk tetap menerima projek yang diberikan.
Sedangkan di sisi lain tentunya tidak akan melupakan bahwa menjaga profitabilitas sangatlah penting.
6. Komunikasi Terbuka dengan Klien adalah Kunci
Sekalipun di awal telah terdapat gambaran budget, bagaimanapun diskusi terbuka dengan klien sangatlah penting.
Pendekatan kolaboratif ini memungkinkan kita untuk dapat merancang solusi yang lebih tepat dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka sambil tetap setia pada proposisi nilai.
Penutup
Ketika menjalani sebuah bisnis, hal-hal semacam ini tidak terelakan. Apalagi ini terkait budget yang terbatas hingga keberlangsungan perusahaan.
Kombinasi dari kecerdikan, profesionalitas, dan juga kreativitas berbisnis.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Calon Klien Bisnis dengan Budget Terbatas, Harus Diterima?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.