Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kris Wantoro Sumbayak
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Kris Wantoro Sumbayak adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Memaknai Kerja Bakti di Lingkungan Sosial

Kompas.com - 31/07/2024, 23:04 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Setiap ada ajakan kerja bakti biasanya apa responnya, antusias atau menolak dengan tegas?

Jujur saja, tidak semua orang bersedia kerja bakti. Sibuk bekerja, ada urusan lain, tidak suka bersosialisasi. Lebih parah, merasa tidak perlu.

Kodrat sebagai Makhluk Sosial

Jika bisa hidup sendirian, manusia tak perlu gelar "makhluk sosial".

Kita perlu berinteraksi dengan orang lain. Kita butuh bantuan dari orang lain, sebagaimana mereka butuh bantuan kita. Saling membutuhkan.

Masyarakat Indonesia, interaksi sosial diwujudkan salah satunya melalui kerja bakti.

Kerja bersama tanpa dibayar uang. Bayarannya diganti dengan waktu mengobrol, bercanda dengan para tetangga. Rehat sambil melumat mendoan dan kacang rebus ditemani kopi atau teh, menyedot sebatang rokok, dan tertawa.

Bekerja, Berkumpul, Hidup!

Ada ilustrasi sederhana tentang hewan mungil di Negeri Barat. Meski imut, ia berbahaya. Tak seperti hamster, landak memiliki duri hampir di seluruh tubuhnya, khususnya di bagian atas.

Pada musim dingin, mereka berkumpul untuk saling menghangatkan diri. Tetapi, para landak ini saling melukai karena duri-durinya tajam. Maka, mereka pun menjauhkan diri.

Selesai soal? Tidak. Mereka justru mati karena kedinginan. Hidup sendiri untuk bebas dari duri tak membuat mereka bertahan dari suhu dingin ekstrem.

Kejadian serupa terjadi pada manusia, khususnya dalam kerja bakti. Tidak datang kerja bakti membuat kita aman, tidak harus bergesekan dengan tetangga.

Bisa melakukan hal lain yang lebih menguntungkan. Tapi, itu bisa membuat kita terancam, "mati" secara sosial dan emosional.

Harusnya kerja bakti menjadi sarana berkumpul dan bekerja agar hidup. Bak pepatah lama, Mangan ra mangan kumpul.

Kerja Bakti Sarana Guyub Rukun

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Kata Netizen
Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba
Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau