Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulius Roma Patandean
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yulius Roma Patandean adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Kompas.com - 19/10/2024, 21:57 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Menjelajahi Pulau Jeju tidak hanya lewat jalan kaki dan hiking. Beberapa fasilitas berikut ini akan sangat mendukung kegiatan menyusuri dan mengenali keindahan berbagai tempat di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Bus Elektrik dan Hybrid

Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan pada kendaraan di Pulau Jeju telah diterapkan termasuk di seluruh wilayah Korea Selatan. Semua bus umum menerapkan teknologi electric dan hybrid sehingga polusi udara sangat minim.

Manfaatkan bus electric ini untuk menghemat biaya perjalanan. Khusus bus warna biru dan hijau, tarif jauh dan dekat sama, yakni Krw 1.150. Sementara bus merah, kategori express, tarif Krw 2.000.

Memang rute bus agak jauh dan setiap nomor bus sudah memiliki rutenya sendiri. Sehingga, naik bus electric memang cenderung agak lama. Kadangkala, durasi jalan kaki lebih cepat.

Beberapa bus electric dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk khusus dissabilitas. Informasinya bisa diketahu langsung di bus stop atau di aplikasi Naver Maps dan Kakao Maps.

Jangan lupa, sisihkan kursi khusus wanita hamil dan lansia. Biarkan barisan kursi itu kosong dan pilihlah berdiri.

Jika ingin memangkas waktu perjalanan, bisa menggunakan taksi.

Naver Maps dan Kakao Maps

Untuk memudahkan mengenali rute dan tempat tujuan, ada dua aplikasi maps yang populer, yakni Naver Maps dan Kakao Maps.

Kedua tools peta ini bisa mendeteksi pula dengan baik kendaraan yang bisa digunakan, khususnya bus umum. 

Tarif bus dan taksi pun bisa diketahui dari kedua aplikasi ini. Bus umum biasanya memiliki tarif Krw 1.150 dan bus express Krw 2.000.

Warna, nomor bus, durasi perjalanan, frekuensi berhenti dan rentang waktu kapan tibanya bus di halte/bus stop juga tersedia dengan sangat jelas. Jadi, sangat membantu.

Selain itu, jika memilih jalan kaki atau bersepeda, tersedia rute yang akan ditunjukkan secara real time. Termasuk durasi waktunya. 

Selain itu, keduanya bisa menjadi maps alternatif untuk sopir taksi. Penting untuk diingat bahwa tidak semua sopir taksi paham bahasa Inggris.

Jadi untuk membuka salah satu dari dua maps ini akan membantu sopir mengetahui tujuan kita. Sesuai pengalaman saya, kurasi kedua maps ini mencapai 99,99%.

Dengan memanfaatkan aplikasi ini, kita juga akan terbantu mengenali tempat-tempat penting untuk disinggahi.

Khusus Kakao Maps, tersedia taksi khusus yang hanya bisa dipesan lewat aplikasi ini. Pembyarannya pun menggunakan QR Code bawaan aplikasi. Tetapi, bisa pula menggunakan T-Money dengan catatan order taksinya lewat aplikasi Kakao.

Papago

Ini merupakan aplikasi penerjemahan khusus lokal Korea. Beberapa kali saa sangat tertolong oleh aplikasi yang memuat multi bahasa untuk diaplikasikan ke dalam bahasa Korea. 

Cara kerjanya bisa scanning gambar, mengetik manual atau langsung merekam suara. 

Selain itu, bisa pula dijadikan media belajar bahasa Korea alternatif setiap saat. Meskipun demikian, hasil terjemahan aplikasi ini kadang berbeda jika diperhadapkan dengan penutur asli. 

Sumber data Papago adalah kamus online yang terfiliasi ke Google. 

T-Money

Smart card sekaligus tool e-money ini adalah kebutuhan wajib yang harus dimiliki. Selain fungsi pokoknya sebagai alat pembayaran yang sah ketika naik bus umum, sejumlah operator taksi juga menyediakan fasilitas T-Money. 

Ketika naik bus, wajib tap smar card T-Money di samping sopir dan melakukan hal yang sama saat turun. 

Jika hanya menggunakan satu kartu T-Money saja sementara Anda terdiri atas 10 orang, maka pastikan saldonya cukup. Ketika naik bus jangan lupa sampaikan kepada sopir, "for 10 peopel". Selanjutnya, sopir akan mengatur lewat layar mini dan hasil tap T-Money akan memotong tarif untuk 10 orang.

Untuk menambah saldo T-Money, tersedia banyak di toko-toko sejenis Indomaret di Korea Selatan. 

T-Money sangat membantu ketika naik bus. Kendala bahasa tidak terlalu menjadi persoalan karena tinggal tap dan tap bus berjalan dan berhenti.

Payung

Payung adalah alat sederhana yang memang wajib dimiliki. Kalau perlu dibawa setiap hari. 

Tak ada rasa sungkan membawa payung di Korea Selatan. Khusus di Kota Jeju, pria berdasi pun menenteng payung. 

Dalam menjalankan aktifitas harian saya, payung selalu ada dalam saku tas. Apalagi saat ini musim gugur, volume hujan cenderung ada setiap hari. 

Oleh karena sudah menjadi kebiasaan warga Korea membawa payung, maka tidak mengherankan jika alat pelindung yang satu ini menjadi komoditi jualan yang paling banyak tersedia. 

Tas Belanja

Konsep go green sangat dituntut dalam menjalani aktifitas sehari-hari di Korea. Termasuk dalam hal belanja. 

Kita wajib membawa tas belanja sendiri. Tak ada kantong plastik atau tas belanja gratis seperti di Indonesia. Jika tak ada tas belanja, maka kita wajib membeli. Biasanya petugas counter akan menanyakannya. 

Khusus ketersediaan tas belanja di hipermart seperti Daiso, Lotte dan Martro, terdapat beberapa jenis, yakni paper bag, kain, kombinasi kain-plastik dan plastik khusus yang telah berlabel kantong sampah. 

Kewajiban memiliki tas belanja sendiri penting demi mendukung terminimalisirnya penggunaan plastik. 

Dari semua hal di atas, sudah pasti akan menciptakan lebih dari 10 ribu langkah setiap hari. Mengapa?

Perpindahan dari satu bus stop ke bus stop yang lain untuk pindah rute akan memakan jarak hingga 1 km. Demikian pula jika menjelajahi tempat-tempat tertentu.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kenali Kebutuhan Menjelajahi Pulau Jeju, Korea Selatan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Masih Adakah Harapan di Tengah Keputusasaan?

Masih Adakah Harapan di Tengah Keputusasaan?

Kata Netizen
Dodol Wijen, Dodol Tradisional dari Desa Serdang Kulon

Dodol Wijen, Dodol Tradisional dari Desa Serdang Kulon

Kata Netizen
Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Penulis dan Penerbit Merugi di Hadapan Pembajakan Buku

Kata Netizen
Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Apa Saja yang Disiapkan Sebelum Jelajah Pulau Jeju, Korea Selatan?

Kata Netizen
Oktober sebagai Bulannya Para Penyayang Hewan, Kenapa?

Oktober sebagai Bulannya Para Penyayang Hewan, Kenapa?

Kata Netizen
Praktik Joki Ilmiah, Bagaimana Menghilangkannya?

Praktik Joki Ilmiah, Bagaimana Menghilangkannya?

Kata Netizen
Buka Warung Makan, Kapan Waktu yang Tepat Rekrut Pegawai?

Buka Warung Makan, Kapan Waktu yang Tepat Rekrut Pegawai?

Kata Netizen
Katanya Susah Nabung, tetapi Belanja Terus

Katanya Susah Nabung, tetapi Belanja Terus

Kata Netizen
BIsakah Menjamin Ketahanan Pangan lewat Real Food?

BIsakah Menjamin Ketahanan Pangan lewat Real Food?

Kata Netizen
Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Kata Netizen
Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Kata Netizen
Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Kata Netizen
Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Kata Netizen
Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Kata Netizen
Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau