Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pada tanggal 5 November 2024, kampus ini mulai menggerakkan aksi kemanusiaan bagi korban erupsi.
Aksi solidaritas ini menggambarkan bahwa rasa kepedulian terhadap bencana alam tidak terbatas pada masyarakat yang terdampak langsung.
Namun juga melibatkan mereka yang berada di luar wilayah bencana, termasuk lembaga pendidikan dan komunitas mahasiswa.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STPM Santa Ursula, sebagai perwakilan dari civitas akademika, mengambil peran aktif dalam menginisiasi penggalangan dana.
Para mahasiswa secara sukarela mengorganisir kegiatan ini sebagai bentuk dukungan finansial untuk para korban bencana.
Dana yang berhasil terkumpul dari penggalangan dana ini nantinya akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban erupsi.
Aksi penggalangan dana ini tidak hanya memberikan dampak material, tetapi juga secara simbolis mencerminkan bahwa kepedulian terhadap sesama tidak mengenal batasan geografis.
Mahasiswa, sebagai agen perubahan, turut menampilkan peran penting dalam membantu meringankan beban yang dialami masyarakat terdampak.
Keterlibatan masyarakat di luar wilayah bencana seperti yang dilakukan oleh STPM Santa Ursula menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial dalam penanganan bencana adalah milik bersama.
Aksi solidaritas ini, selain memberikan bantuan konkret bagi korban, juga membangun rasa kebersamaan dan kekompakan antar masyarakat dalam menghadapi krisis.
Lebih jauh, inisiatif ini memupuk semangat kemanusiaan dan rasa empati yang penting untuk keberlangsungan masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan.
Partisipasi masyarakat yang luas dalam aksi solidaritas untuk korban erupsi Gunung Lewotobi juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai gotong royong yang menjadi salah satu fondasi budaya Indonesia.
Semangat gotong royong yang menjadi nilai budaya bangsa ini terlihat dalam aksi-aksi penggalangan dana, distribusi bantuan, serta berbagai bentuk dukungan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki solidaritas yang tinggi dan kesadaran akan pentingnya peran aktif mereka dalam mendukung upaya mitigasi dan penanganan dampak bencana.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tidak hanya menjadi ujian bagi ketangguhan masyarakat Flores Timur dalam menghadapi bencana alam.