Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akbar Pitopang
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Akbar Pitopang adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mendaftar Sekolah Kemudian "Waiting List", Kok Bisa?

Kompas.com - 31/12/2024, 13:11 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Tidak bisa dipungkiri biaya pendidikan di sekolah swasta sering menjadi kendala bagi sebagian besar orangtua. Oleh karena itu, jika sekolah negeri mampu bersaing dalam kualitas ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat. Orangtua tidak khawatir dengan biaya mahal tetapi tetap bisa mencarikan pendidikan terbaik untuk anak.

Saya juga merasa bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam pengawasan pendidikan. Orangtua dan komite sekolah harus aktif mengawasi penggunaan anggaran agar tidak diselewengkan oleh oknum tertentu. 

Dengan pengawasan yang baik maka penyalahgunaan dana dapat diminimalkan. Dan sekolah negeri pun bisa menjadi lebih transparan dan bertanggung jawab.

Selain itu, pemerintah juga perlu terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di sekolah negeri. Program profesi guru, pengadaan fasilitas, hingga pengembangan metode pembelajaran harus terus diperbarui. Jika ini dilakukan secara konsisten saya percaya sekolah negeri dapat menjadi pilihan utama bagi banyak orangtua.

Kembali ke pengalaman saya, akhirnya saya memilih sekolah yang menurut saya paling sesuai dengan kebutuhan anak dan situasi dunia saat ini. Bukan hanya soal fasilitas atau kurikulum tetapi juga tentang bagaimana anak bisa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Bagi saya, kebahagiaan dan perkembangan anak adalah prioritas utama.

Juga, proses ini mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya adalah pentingnya mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan. Diantaranya ada nilai-nilai yang diajarkan, lingkungan belajar, dan bagaimana sekolah mendukung tumbuh kembang anak.

Mengenai hal ini juga membuat kita lebih memahami betapa pentingnya peran orangtua dalam pendidikan anak. Kita tidak hanya memilih sekolah tetapi juga mendukung anak selama perjalanan pendidikannya. 

Kolaborasi guru dan orangtua, komunikasi terbuka, keterlibatan dalam kegiatan sekolah, serta dukungan dari rumah semuanya sama pentingnya.

Kita berharap kedepannya sekolah negeri dan swasta dapat saling bersinergi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Tidak ada yang salah dengan memilih sekolah swasta ataupun sekolah negeri. alangkah baiknya jika sekolah negeri dan swasta mampu menawarkan kualitas yang sama baiknya. Sungguh, yang kita impikan hanyalah semua anak Indonesia berada dalam kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik.

Perjalanan mencari sekolah terbaik untuk anak memang penuh cerita. Setiap orangtua pasti memiliki pengalaman dan pertimbangannya masing-masing. Yang terpenting adalah memastikan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan anak. 

Karena pada akhirnya pendidikan adalah investasi terbesar yang bisa kita berikan untuk masa depan anak-anak kita.

Semoga ini bermanfaat..

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Fenomena "Waiting List" saat Mendaftar Sekolah"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau