Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tino Rahardian
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Tino Rahardian adalah seorang yang berprofesi sebagai Jurnalis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Kompas.com - 30/01/2025, 22:08 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Seratus hari pertama sebuah pemerintahan sering kali menjadi barometer bagaimana arah kebijakan akan terbentuk, serta seberapa besar dampak yang ditinggalkan bagi rakyat.

Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, telah mengarungi perjalanan penuh tantangan dan harapan. Selama 100 hari pertama, telah tercatat banyak langkah-langkah strategis yang memulai perjalanan besar untuk memperbaiki tata kelola negara.

Namun, di balik euforia dan klaim sukses, tetap ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Sebelum saya membahas lebih dalam terkait 100 hari kinerja Prabowo-Gibran, saya menganjurkan kompasianer juga memperluas pemahaman tentang sosok Presiden Prabowo; filosofi ekonomi, pandangannya terhadap oligarki, neoliberalisme, dan dampak di sekitarnya.

Survei Kepuasan Masyarakat: Mengukur Citra dan Harapan

Salah satu parameter utama dalam menilai kinerja pemerintah adalah tingkat kepuasan publik. Artikel ini menukil hasil survei dari dua lembaga yang cukup kredibel di tanah air. Litbang Kompas dan LSI Denny JA.

Sigi Litbang Kompas terhadap 1.000 respoden di 38 provinsi Indonesia dilakukan pada periode 4-10 Januari 2025 dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error sekira 3,10 persen (Kompas.com, 20/1/2025).

Hasilnya sangat mengagumkan, apalagi bila dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya di periode yang sama.

Sebanyak 80,9 persen responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun, masih ada 19,1 persen responden yang menyatakan tidak puas.

Litbang Kompas juga membuktikan bahwa semua lapisan masyarakat, baik dari kalangan bawah, menengah-bawah, menengah-atas, dan atas, kompak memberikan nilai yang baik kepada pemerintahan Prabowo-Gibran.

Angka itu ternyata juga selaras dengan tingkat keyakinan responden terhadap kinerja Prabowo-Gibran. Sebanyak 89,4 persen responden yang menyatakan yakin. Sedangkan, yang tidak yakin hanya 10,6 persen responden.

Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga independen seperti LSI (Lembaga Survei Indonesia) Denny JA ada gambaran yang cukup menarik mengenai pandangan masyarakat terhadap Kabinet Merah Putih.

Survei LSI Denny JA yang dilakukan selama satu bulan, mulai 20 November hingga 20 Desember 2024 pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik mencapai angka 70 persen.

Angka ini mencatatkan lonjakan signifikan dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, yang tercatat di angka 65 persen pada periode yang sama.

Rakyat Indonesia tampaknya memberikan ruang yang lebih besar bagi Prabowo dan kabinetnya untuk melakukan pembenahan, meski tentu harapan mereka tetap tinggi.

Namun, angka ini juga menunjukkan bahwa masih ada 30 persen dari populasi yang meragukan kemampuan pemerintah untuk membawa perubahan signifikan.

Segmen ini, meskipun tidak dominan, memerlukan perhatian lebih dalam hal komunikasi kebijakan dan pengelolaan ekspektasi masyarakat.

Program-Program Populis: Fokus pada Kesejahteraan Rakyat

Salah satu ciri khas dari pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo adalah implementasi program-program populis yang langsung menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat.

Kabinet Merah Putih telah meluncurkan 17 program prioritas, termasuk delapan program hasil terbaik cepat (quick win) yang dirancang untuk memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau