Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tino Rahardian
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Tino Rahardian adalah seorang yang berprofesi sebagai Jurnalis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Bagaimana 100 Hari Prabowo-Gibran Sejauh Ini?

Kompas.com - 30/01/2025, 22:08 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Salah satu program yang mendapat perhatian adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang mulai dilaksanakan pada 6 Januari 2025, bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Selain itu, keputusan untuk membatalkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen menjadi pembatasan hanya untuk barang premium juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

Kenaikan upah minimum nasional sebesar 6,5 persen pada 2025, membawa dampak besar terhadap penilaian publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.

Pemerintahan Prabowo-Gibran juga berhasil mengurangi biaya haji yang diharapkan diikuti dengan peningkatan layanan bagi para calon haji dan umroh.

Namun, meskipun ada banyak kebijakan yang berfokus pada kesejahteraan, tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa semua kebijakan itu mencapai sasaran dengan efektif dan tidak terjebak dalam birokrasi yang berbelit.

Masih ada banyak kasus di mana distribusi bantuan terhambat oleh masalah di lapangan, seperti ketidaktepatan data penerima dan distribusi yang tidak merata.

Pembangunan Infrastruktur dan Kebijakan Ekonomi

Prabowo Subianto, yang dikenal dengan fokus pada pembangunan infrastruktur dan pemerataan ekonomi, telah menegaskan pentingnya membangun fondasi yang kuat untuk negara dalam jangka panjang.

Selama 100 hari pertama, Kabinet Merah Putih sudah mulai meluncurkan beberapa proyek besar yang akan menjadi penopang ekonomi nasional di masa depan.

Pemerintah baru-baru ini meresmikan beberapa proyek transportasi massal, salah satunya adalah kereta api cepat yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya.

Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya adalah rencana perpanjangan rute kereta cepat Jakarta-Bandung hingga ke Surabaya.

Proyek ini diprediksi dapat mengurangi kemacetan dan biaya logistik, yang selama ini menjadi salah satu hambatan bagi daya saing ekonomi Indonesia.

Proyek ini tidak hanya berfokus pada kebutuhan transportasi tetapi juga untuk mendorong sektor pariwisata dan industri kreatif di sepanjang jalur tersebut.

Di sektor ekonomi, pemerintah telah meresmikan beberapa kawasan industri baru yang diprioritaskan untuk investasi, termasuk kawasan industri hijau di Kalimantan dan Sulawesi.

Kebijakan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja baru dan meningkatkan produksi nasional di sektor-sektor seperti energi terbarukan dan manufaktur.

Presiden Prabowo menggelar Rapat Terbatas yang khusus membahas perkembangan proyek IKN. Diketahui bahwa Presiden sangat serius meminta pada tahun 2028 mendatang fungsi-fungsi pemerintahan sudah bisa dikerjakan dari IKN.

Namun, seperti halnya program-program sebelumnya, tantangan terbesar dalam implementasi kebijakan pembangunan adalah masalah koordinasi antar sektor, serta masalah pendanaan dan pengawasan yang masih menjadi kendala dalam beberapa proyek besar.

Pemerintahan Efektif dan Efisien

Prabowo dengan latar belakang militer dan pebisnis sangat memahami pentingnya organisasi yang dapat bergerak cepat dalam implementasi program.

Upaya mengurangi pemborosan anggaran menjadi ciri dari prinsip efisiensi. Pemotongan anggaran ATK, pemotongan anggaran seremoni yang tidak memiliki dampak apapun bagi efisiensi, hingga pemotongan anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau