Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rini Wulandari
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Rini Wulandari adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Efisiensi Anggaran Dimulai dari Rumah

Kompas.com - 20/02/2025, 13:50 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

"Keuangan yang sehat adalah kunci ketenangan hidup." --- Safir Senduk

Efisiensi anggaran makin menjadi topik yang menarik diulik, apalagi ketika kita berada dalam situasi ekonomi sulit. Kelas menengah yang dulu merasa "aman" kini mulai terengah karena desakan atau tekanan ekonomi. Jika kita tarik garis atau benang merahnya, ceritanya panjang.

Salah satu langkah strategis yang biasanya dilakukan Pemerintah ketika berhadapan dengan persoalan ekonomi, baik global maupun domestik, tentu saja solusinya efisiensi.

Langkah ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas keuangan negara, apalagi saat mendapat tekanan seperti resesi global, kenaikan harga komoditas, atau kebutuhan untuk mendanai proyek prioritas. 

Lantas bagaimana kebijakan ini memengaruhi sektor lain, seperti perusahaan dan bahkan rumah tangga? 

Pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi anggaran dengan cara memotong alokasi untuk program-program yang dianggap kurang prioritas, atau menunda proyek infrastruktur yang tidak mendesak, atau dengan cara mengurangi belanja operasional. 

Tujuannya jelas untuk memastikan anggaran negara tetap sehat dan bisa menopang kebutuhan penting seperti subsidi energi, kesehatan, dan pendidikan. Meskipun dalam realitasnya, langkah ini tidak selalu mulus. 

Efisiensi bisa saja berdampak pada perlambatan proyek pembangunan atau justru mengurangi dana untuk program sosial tertentu, yang pada akhirnya malah berdampak kepada masyarakat secara langsung atau tidak langsung.

Kebijakan Program makan siang gratis yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil, dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun pada tahun 2025. 

Dalam pelaksanaan kebijakannya , pemerintah berencana melakukan efisiensi anggaran dengan mengalihkan dana dari program lain.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR): Mengalami pemotongan anggaran sebesar Rp81 triliun. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: Pemotongan sekitar Rp22 triliun. dan Kementerian Kesehatan: Pemotongan sebesar Rp16 triliun.

Jika tidak tepat sasaran, pemangkasan anggaran di sektor-sektor ini justru menimbulkan kekhawatiran terkait penurunan kualitas layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa efisiensi anggaran dilakukan secara bijaksana agar tidak mengorbankan sektor-sektor vital lainnya.

Dalam konteks kebijakan pemerintah, penting juga untuk mengkaji apakah efisiensi anggaran dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penghematan dan dampaknya terhadap sektor yang sensitif, seperti ketenagakerjaan dan perlindungan sosial. 

Kebijakan efisiensi yang tidak terencana dengan baik dapat menyebabkan kontraksi ekonomi yang lebih besar, terutama jika memengaruhi daya beli masyarakat.

Keseimbangan atau ekuilibrium menjadi kunci utamanya. Keseimbangan antara efisiensi dan dampak yang mungkin bisa ditimbulkannya sebagai indikatornya.

Bagaimana dengan Swasta?

Dulu saat rehabilitasi tsunami mulai berkurang intensitasnya, banyak Lembaga Non Pemerintahan seperti NGO melakukan pengurangan personilnya. Begitu juga saat pandemi. 

Keputusan melakukan efisiensi itu terkait berkurangnya jumlah program di lapangan dan jumlah pendanaan yang berkurang dari para donatur, sehingga mau tidak mau banyak pekerja yang dirumahkan.

Namun itulah risiko yang harus diambil sebagai bagian dari kebijakan dari lembaga atau perusahaan ketika program atau pendanaannya berkurang secara signifikan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kesiapan Guru Muda di Dunia Pendidikan

Kesiapan Guru Muda di Dunia Pendidikan

Kata Netizen
Belum Banyak Warga Kota Kupang Tahu Ada Cek Kesehatan Gratis

Belum Banyak Warga Kota Kupang Tahu Ada Cek Kesehatan Gratis

Kata Netizen
Tren #KaburAjaDulu hingga FOMO Anak Muda Kita

Tren #KaburAjaDulu hingga FOMO Anak Muda Kita

Kata Netizen
Efisiensi Anggaran Dimulai dari Rumah

Efisiensi Anggaran Dimulai dari Rumah

Kata Netizen
Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Bagaimana Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang?

Kata Netizen
100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer untuk Adil Sejak Dalam Pikiran

Kata Netizen
Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kata Netizen
Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Apa Manfaat Air Lindi dari Kompos?

Kata Netizen
Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kamu Setuju Memberi Makanan Kucing Jalanan di Jalan?

Kata Netizen
Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Bisakah Membangun Bangsa dengan Gizi yang Baik?

Kata Netizen
Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Tukang Cukur Tradisional Berinovasi, Baiknya Bagaimana?

Kata Netizen
Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Antara Kepuasan Publik dan Modal Politik Diplomasi Prabowo

Kata Netizen
Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Memberi Utang ke Teman Itu Perkara Kredibilitas!

Kata Netizen
Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kenangan Naik Becak yang Kini Jarang Ditemui di Kabupaten Tasikmalaya

Kata Netizen
Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Bioaktivator, Ampuh Mempercepat Proses Pengomposan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau