Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Terutama di sektor swasta, perusahaan memang sering kali menerapkan efisiensi anggaran dalam bentuk yang ekstrim, dari pengurangan biaya operasional, restrukturisasi, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Langkah ini biasanya dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan bisnis, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu. Namun, kebijakan seperti ini juga membawa risiko, termasuk penurunan produktivitas karyawan, penurunan kualitas layanan, dan dampak negatif terhadap reputasi perusahaan.
Sebagai contoh, banyak perusahaan memutuskan untuk mengurangi anggaran perjalanan dinas, mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mengurangi kebutuhan kantor fisik, atau menunda perekrutan karyawan baru.
Strategi ini mungkin efektif untuk jangka pendek, tetapi harus diimbangi dengan investasi pada inovasi dan pengembangan sumber daya manusia untuk memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang.
Kiat Cerdas Keluarga Bertahan dalam Krisis
Dalam kondisi ketika kebijakan efisiensi dilakukan, tentu saja dampaknya bisa langsung dirasakan oleh banyak orang termasuk Rumah tangga yang bergantung pada manfaat dari perusahaan atau lembaga tersebut.
Misalnya, penundaan proyek infrastruktur bisa saja berdampak pada berkurangnya peluang kerja. Atau jika kebijakannya seperti pengurangan anggaran subsidi berdampak pada meningkatkan biaya hidup yang makin bertambah berat.
Di tingkat perusahaan, efisiensi anggaran sering berdampak pada penurunan kesejahteraan karyawan, yang pada akhirnya juga memengaruhi produktivitas mereka.
Bagi individu, dampak kebijakan ini bisa saja dirasakan dalam bentuk penurunan daya beli, ketidakpastian pekerjaan, atau meningkatnya kebutuhan untuk mencari sumber penghasilan tambahan.
Nah sebagai bagian dari lingkaran ekonomi yang paling kecil, rumah tangga, bagaimana harus bersikap menghadapi gejolak ekonomi yang mengharuskan kita melakukan efisiensi?
Efisiensi yang dimaksud tentu termasuk efisiensi anggaran yang artinya setiap rumah tangga diharuskan mengelola keuangan keluarga dengan lebih cermat. langkah ini menjadi krusial untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Seperti dikemukakan banyak pakar keuangan beberapa tips yang rasanya relevan bisa kita gunakan dalam situasi ekonomi sulit seperti sekarang ini yang membutuhkan langkah bijak kita melakukan efisiensi.
Membangun Dana Darurat
Mengapa ini menjadi bentuk solusi yang menarik?. Perlu dipahami bahwa Dana darurat sebenarnya pilar keuangan yang penting dalam sebuah rumah tangga karena bisa membantu keluarga bertahan saat menghadapi kondisi tak terduga.
Misalnya ketika tulang punggung keluarga kehilangan pekerjaan atau terjadi peningkatan biaya hidup karena faktor eksternal kenaikan harga atau inflasi.
Sehingga sebuah keluarga perlu memprioritaskan adanya alokasi dana cadangan ini sebelum mengalokasikan pengeluaran lainnya. Ini menjadi semacam Dana Darurat yang manfaatnya luar biasa dalam situasi genting dan terjepit.
Evaluasi dan Prioritaskan Pengeluaran
Tentu saja menjadi sebuah langkah bijak jika kita memulai segala sesuatu terkait keuangan kita dengan membuat sistem pencatatan semua pengeluaran rumah tangga.
Cara ini kita bisa mengidentifikasi mana yang benar-benar penting dalam arti memang -kebutuhan dasar, dan mana yang bisa dikurangi atau dihilangkan karena itu merupakan keinginan.
Artinya ada skala prioritas dalam menentukan mana kebutuhan yang penting harus didahulukan.