Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Gunakan Teknik 80/20 Fokus pada 20% aktivitas yang memberi dampak terbesar. Misalnya, memilih menu sahur dan berbuka yang praktis tapi bernutrisi.
Buat Jadwal Fleksibel Tidak perlu menargetkan ibadah tambahan secara berlebihan. Mulailah dari yang paling realistis.
Ciptakan Me-Time Singkat Luangkan 5-10 menit sehari untuk sekadar beristirahat, mendengarkan lantunan Al-Qur'an, atau sekadar menikmati secangkir teh dengan tenang.
Kurangi Aktivitas yang Tidak Esensial Tidak perlu membandingkan diri dengan ibu lain di media sosial. Setiap keluarga punya ritme Ramadan yang berbeda.
Gunakan Afirmasi Positif Mulailah hari dengan mengucapkan: "Saya menjalani Ramadan dengan ringan dan penuh kebahagiaan. Setiap usaha saya bernilai ibadah."
Ramadan Bahagia Dimulai dari Diri Sendiri
Ramadan seharusnya menjadi bulan yang menenangkan, bukan membebani. Dengan mindfulness dan growth mindset, ibu muda bisa menjalani Ramadan dengan lebih bahagia, ringan, dan penuh semangat.
Setiap usaha yang dilakukan dengan ikhlas akan bernilai ibadah. Jadi, nikmati prosesnya, terima diri sendiri dengan segala keterbatasan, dan jalani Ramadan dengan penuh cinta.
"Ramadan bukan tentang kesempurnaan, tapi keberkahan. Jangan biarkan beban harian menghilangkan esensi kebahagiaan di bulan suci."
Selamat menjalani ibadah puasa Ramadan bagi Kompasianer yang melaksanakan, semoga ibadahnya mencapai derajat taqwa.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ibu Muda Tanpa Stres Saat Ramadan dengan Mindfulness dan Mindset Growth"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.