Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nurul Mutiara R A
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Nurul Mutiara R A adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Gara-gara Ditagih Parkir Liar, Jadi Lebih Sering Jalan Kaki

Kompas.com - 07/03/2025, 14:58 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sering bertemu tukang parkir yang sudah siap menanti bayaran pengunjung yang memarkir kendaraan di depan swalayan, fotokopian, atau ATM center? Biaya beragam, tetapi biasanya memang sekadar selembar uang 2 ribu rupiah.

***

Sore itu, saya bersepeda ria bersama adik kesalahan satu pantai di dalam kota. Sampai ke lokasi, kami berhenti di sebuah tempat yang di dalamnya ada banyak pedagang makanan. 

Ternyata, lokasi tersebut telah berubah menjadi tempat nongkrong. Awalnya, hanya ruang kosong berpaving. Mungkin, pengelola setempat membiarkan kosong untuk menghindari bahaya ombak besar. 

Saya dan adik ke lokasi untuk memotret laut dan membeli beberapa jajanan lantas berniat menuju spot lain. Ketika hendak mengambil sepeda yang kami parkir, tiba-tiba seorang bapak datang. 

"Mbak, bayar parkir dulu, satu sepeda Rp 2000. Karena ini dua sepeda, jadi Rp 4000"

Ternyata, ia adalah tukang parkir di lokasi tersebut. Melihatnya, tentu saja cukup kaget. Berkali-kali datang ke lokasi, saya tidak pernah dimintai oleh tukang parkir. Apalagi harganya untuk parkir sepeda sama seperti parkir motor. 

Dengan perasaan cukup kesal, saya bilang pada si bapak tukang parkir itu soal harga yang 'tidak ngotak' untuk sepeda. Kemudian, si bapak memberi sejuta alasan dan mengeluarkan kalimat pamungkas: "Rp 2000 gak akan bikin miskin, Mbak".

Mendengar kalimat terucap, tingkat kekesalan saya naik drastis. Dengan muka cemberut, saya dan adik segera pergi sembari menyerahkan uang Rp 2000.

Melihat semakin menjamurnya tukang parkir liar, saya kemudian mulai berpikir soal pemakaian kendaraan. Apakah sudah saatnya kita menormalisasi jalan kaki

Memang, berjalan kaki bukan solusi efektif untuk mengurangi jumlah tukang parkir liar, sebab, mereka ada karena aturan yang kurang tegas serta pembiaran dari masyarakat. 

Meski begitu, sebagai manusia yang suka jalan kaki, saya mengakui bahwa cara tersebut cukup efektif untuk mengurangi biaya tukang parkir untuk lokasi-lokasi terdekat. 

Kan eman-eman tuh kalau Rp 2000 melayang, padahal cuma parkir motor di warung makan dekat rumah. Nah, daripada mendapati kantong semakin mengering, mending jalan kaki aja kan kalau jaraknya gak terlalu jauh. 

"Tapi, tapi Ra, jalan kaki di Indonesia tuh gak enak lho? Banyak pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar?"

Hmmm, kalau soal itu, thats right, trotoar ful pedagang adalah masalah lain yang harus diselesaikan di Indonesia. Selain tukang parkir liar, trotoar tak ramah pejalan kaki memang bikin kesal juga. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Resep Takjil Berbahan Kurma, Enak dan Menyegarkan

Resep Takjil Berbahan Kurma, Enak dan Menyegarkan

Kata Netizen
Gara-gara Ditagih Parkir Liar, Jadi Lebih Sering Jalan Kaki

Gara-gara Ditagih Parkir Liar, Jadi Lebih Sering Jalan Kaki

Kata Netizen
'Mindfulness' dan 'Mindset Growth' untuk Ibu Muda Jalani Puasa

"Mindfulness" dan "Mindset Growth" untuk Ibu Muda Jalani Puasa

Kata Netizen
Rabu Abu, Puasa Katolik, dan Penyangkalan Diri

Rabu Abu, Puasa Katolik, dan Penyangkalan Diri

Kata Netizen
Apa yang Sekolah Bisa Siapkan tentang Format Baru Ujian Nasional?

Apa yang Sekolah Bisa Siapkan tentang Format Baru Ujian Nasional?

Kata Netizen
Nasib Buku di Negara yang Minat Bacanya Kurang

Nasib Buku di Negara yang Minat Bacanya Kurang

Kata Netizen
Semangkuk Soto Ayam yang Dirundukan di Jogja

Semangkuk Soto Ayam yang Dirundukan di Jogja

Kata Netizen
Sekolah Tahan Ijazah, Kapan Ini Berakhir?

Sekolah Tahan Ijazah, Kapan Ini Berakhir?

Kata Netizen
Ramadan Tiba, Tren Baju Lebaran Apa Tahun Ini?

Ramadan Tiba, Tren Baju Lebaran Apa Tahun Ini?

Kata Netizen
'Sustainable Living', Masih Sekadar Tren atau Kesadaran Sosial?

"Sustainable Living", Masih Sekadar Tren atau Kesadaran Sosial?

Kata Netizen
Danantara, Pertaruhan Masa Depan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Danantara, Pertaruhan Masa Depan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kata Netizen
Waspada Bahaya Overthinking, Sugesti Negatif Bisa Menjadi Kenyataan

Waspada Bahaya Overthinking, Sugesti Negatif Bisa Menjadi Kenyataan

Kata Netizen
Apakah Olahraga Rutin Bisa Mengubah Hidupmu?

Apakah Olahraga Rutin Bisa Mengubah Hidupmu?

Kata Netizen
Investasi, Danantara, dan Sovereign Wealth Fund

Investasi, Danantara, dan Sovereign Wealth Fund

Kata Netizen
Tip Menjaga Kesehatan Sebelum Ramadan

Tip Menjaga Kesehatan Sebelum Ramadan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau