Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Menyusun Masa Depan Bersama Anak
Tentu saja, orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi "terbaik" versi siapa? Banyak anak yang tidak berkembang justru karena hidup bukan untuk dirinya, tapi untuk membahagiakan harapan orang lain.
Kita perlu mengubah paradigma mendidik: dari mengarahkan menjadi menemani.
Temani anak menemukan dirinya. Tanyakan padanya: apa yang membuatmu hidup? Apa yang membuatmu penasaran? Apa yang kamu lakukan jika tidak dibayar tapi tetap kamu senangi?
Sistem pendidikan kita masih perlu banyak perbaikan. Tapi perubahan besar sering kali dimulai dari rumah dan dari guru-guru yang sadar akan pentingnya mendengar dan melihat siswa sebagai pribadi, bukan hanya nilai.
"Education must begin with the solution of the teacher-student contradiction, by reconciling the poles of the contradiction so that both are simultaneously teachers and students." - Paulo Freire
Anak-anak kita adalah guru tentang masa depan. Tidak ada salahnya jika mendengarkan mereka.
Penjurusan SMA seharusnya bukan soal IPA atau IPS. Ia adalah tentang mengenal diri, menerima keragaman potensi, dan menghormati arah hidup yang ingin dipilih seorang anak.
Mari kita bantu mereka bukan untuk menjadi seperti yang kita mau, tapi menjadi versi terbaik dari siapa mereka ingin menjadi.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Penjurusan SMA Bukan Soal IPA atau IPS"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.