Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Jika perlu, ajak financial planner sebagai wasit untuk menghindari debat kusir.
Bukan Tentang Cinta, Tapi Komitmen pada Realita
Menikah di era serba tak pasti ini ibarat mendaki gunung dengan medan tak dikenal. Cinta adalah motivasi, tapi perencanaan matang adalah peralatan pendakiannya.
Seperti kata ekonom Dr. A. Prasetyantoko, "Ketahanan keluarga modern ditentukan oleh kemampuan adaptasi finansial, bukan sekadar romantisme."
Jika tiga pertanyaan di atas masih membuatmu berkeringat dingin, mungkin ini saatnya menunda resepsi dan mulai rapat board meeting berdua.
Bagikan artikel ini ke pasanganmu, lalu duduklah bersama sambil menyeruput kopi (yang harganya sudah masuk anggaran bulanan).
Diskusi jujur hari ini mungkin awkward, tapi lebih baik daripada pertengkaran besok karena ternyata kalian beda haluan soal cara bayar utang.
Dan untuk pembaca yang masih lajang: jangan buru-buru menyalahkan ekonomi. Seperti kata pepatah Jawa, "Ojo kagetan, ojo gumunan"---jangan mudah terkejut, jangan mudah tergiur.
Bonus Tips:
1. Audit keuangan pribadi --catat semua utang, aset, dan cash flow seperti menulis diary.
2. Pertimbangkan prenup --bukan untuk pesimis, tapi agar warisan nenek tak jadi bahan ribut.
3. Ikut seminar finansial --cari yang gratis di YouTube kalau belum ada budget.
"Selain tiga hal di atas, menurutmu, pertanyaan apa lagi yang wajib diajukan sebelum menikah di era serba tak pasti ini?"
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Nikah Bukan Solusi, tetapi Ujian Nyata"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.