Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Apakah kegitan belajar selama liburan sekolah tidak bisa dilaksanakan? Jika tidak, kegiatan seperti apa yang bisa direncanakan untuk mengisi waktu liburan?
Seiring berjalannya waktu, orangtua juga mafhum, anak-anak dibiarkan beraktivitas sekalipun tak sesuai dengan pelajaran di sekolah.
Rerata orangtua memang mengambil sikap memberi kesempatan terhadap anak untuk sementara bebas dari aktivitas terkait dengan pelajaran di sekolah. Perlu ada waktu bagi anak untuk beraktivitas lebih bebas.
Saat anak merasa diintervensi dalam aktivitasnya yang lebih bebas karena liburan sekolah, pasti mereka merasa terganggu. Bahkan, anak dapat saja memberi penolakan terhadap intervensi ini. Yang, tentu saja tak memberi efek positif dan produktif bagi anak.
Dalam kondisi seperti ini juga tak memberi efek positif dan produktif bagi orangtua. Sebab, orangtua dan anak berada dalam relasi yang tak sejahtera dan bahagia.
Karenanya, kondisi seperti ini harus dihindari. Orangtua, dalam konteks ini, memiliki peran sangat besar.
Itu sebabnya, orangtua harus memiliki kesadaran tentang anak membutuhkan ruang berekspresi lebih bebas saat libur sekolah.
Setiap orangtua yang memiliki kesadaran tentang hal ini bolehlah disebut sebagai orangtua yang dapat menjalankan peran besarnya bagi kebutuhan anak pada masa liburan.
Memang, ada sebagian orangtua di sekolah tempat saya mengajar mengungkapkan bahwa saat liburan sekolah lebih menyusahkan.
Sebab, anak berada di rumah. Sementara orangtua bekerja. Jadi, tak ada yang melakukan pengawasan terhadap anak.
Hal ini berbeda dengan saat anak masuk sekolah. Karena, anak ada dalam pengawasan guru. Jadinya, orangtua bekerja lebih tenang. Tak memikirkan anak.
Tetapi, mengenai liburan sekolah bagi anak tak dapat dihindari. Masa liburan sekolah selalu ada bagi anak, yang tak demikian bagi guru. Karenanya, orangtua harus menyiapkan diri dapat damai dengan masa liburan sekolah.
Artinya, orangtua perlu memiliki pandangan yang lebih positif dan produktif terkait masa liburan sekolah bagi anak. Sebab, sekalipun masa liburan sekolah, anak berada di rumah bukan berarti mereka tak belajar.
Bukankah belajar bisa dilakukan di mana pun, tak harus di sekolah? Pertanyaan ini mau menegaskan bahwa belajar dapat dilakukan di mana pun. Termasuk di rumah saat anak memasuki masa liburan sekolah.
Selain di rumah, di luar rumah pun dapat menjadi ruang belajar bagi anak pada masa liburan sekolah. Ruang dalam konteks ini tak sekadar mengacu ke sebuah tempat. Tetapi, dapat juga mengacu ke pergaulan , aktivitas, peristiwa, bahkan kondisi dan situasi yang dialami anak.