Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mutia Ramadhani
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Mutia Ramadhani adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Jika Siskamling Lewat Balai Warga Diaktifkan, Siapkah Lingkunganmu?

Kompas.com - 18/09/2025, 11:02 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Masih ingat suasana ronda malam di kampung atau kompleks tempat tinggalmu dulu?

Kentongan “tok-tok-tok” yang jadi pengantar tidur warga, obrolan santai bapak-bapak di pos ronda, atau anak-anak yang ikut nimbrung sekadar mendengar cerita?

Kini, tradisi itu seakan pelan-pelan memudar. Di era serba praktis dan individualis, kita lebih mengandalkan satpam atau CCTV untuk menjaga keamanan.

Tetapi apakah rasa kebersamaan dan solidaritas yang dulu hadir lewat siskamling ikut hilang begitu saja?

Kalau siskamling mau dihidupkan lagi dengan wajah baru, siapkah lingkunganmu?

Balai Warga: Titik Temu Berbagai Generasi

Tinggal di sebuah kompleks perumahan di Jatimulya, Bekasi, saya merasa cukup beruntung.

Meskipun saya dan suami tergolong pasangan “muda” menjelang kepala empat, kami dikelilingi tetangga lintas generasi: balita generasi Alfa, remaja gen Z yang sibuk dengan earphone-nya, para milenial yang bolak-balik antar jemput anak sekolah, hingga bapak-ibu pensiunan yang rutin olahraga pagi atau bercengkerama sambil jajan bakso sore hari.

Akan tetapi, yang membuat saya bersyukur, kompleks kami masih rajin menghidupkan tradisi kumpul-kumpul.

Balai warga, yang letaknya hanya 100 meter dari rumah, menjadi pusat berbagai kegiatan. Dari arisan ibu-ibu, pengajian, sampai bapak-bapak yang berkumpul membahas banyak hal. Meski zaman makin individualis, kami masih merasa seperti keluarga besar.

Namun, satu hal yang kini sudah jarang terlihat: siskamling alias ronda malam. Dulu, warga berkeliling sambil membawa termos kopi.

Kini, cukup membayar iuran bulanan untuk menggaji satpam yang berjaga 24 jam. Praktis memang, tapi apakah ada rasa kebersamaan yang ikut hilang?

Siskamling Zaman Dulu: Lebih dari Sekadar Menjaga Malam

Dulu, siskamling bukan sekadar menjaga kampung dari maling atau kenakalan remaja. Ia juga tradisi guyub.

Bapak-bapak nongkrong di pos ronda sambil main gitar, ngobrol, atau main catur. Suara kentongan jadi tanda malam yang aman.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Bagaimana Membuat dan Merawat Perpustakaan Mini di Rumah?
Bagaimana Membuat dan Merawat Perpustakaan Mini di Rumah?
Kata Netizen
Jika Siskamling Lewat Balai Warga Diaktifkan, Siapkah Lingkunganmu?
Jika Siskamling Lewat Balai Warga Diaktifkan, Siapkah Lingkunganmu?
Kata Netizen
Ironi Pekerja Loyal, Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Ironi Pekerja Loyal, Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Kata Netizen
Cerita Pengurus RT Menghidupkan Ronda Malam
Cerita Pengurus RT Menghidupkan Ronda Malam
Kata Netizen
Kita Belajar untuk Apa dan Siapa?
Kita Belajar untuk Apa dan Siapa?
Kata Netizen
Vaksinasi Rabies pada Hewan Kesayangan, Perlu?
Vaksinasi Rabies pada Hewan Kesayangan, Perlu?
Kata Netizen
Meja Makan Keluarga yang Kini Sunyi
Meja Makan Keluarga yang Kini Sunyi
Kata Netizen
Melihat Kehidupan 24 Jam di Pasar Jati Mulyo
Melihat Kehidupan 24 Jam di Pasar Jati Mulyo
Kata Netizen
Masihkah Menantu PNS Jadi Pekerjaan Idola Mertua?
Masihkah Menantu PNS Jadi Pekerjaan Idola Mertua?
Kata Netizen
Perjalanan Seorang Ibu Tunggal: Tiga Anak, Satu Pelukan
Perjalanan Seorang Ibu Tunggal: Tiga Anak, Satu Pelukan
Kata Netizen
5 Cara Menikmati Macet a la 'Working Mom'
5 Cara Menikmati Macet a la "Working Mom"
Kata Netizen
Kebaikan Kecil yang Saya Temukan di Trans Jogja
Kebaikan Kecil yang Saya Temukan di Trans Jogja
Kata Netizen
Bukan Sekadar Angka Timbangan, Diet Itu tentang Perjalanan
Bukan Sekadar Angka Timbangan, Diet Itu tentang Perjalanan
Kata Netizen
Bagi Pasutri, Perhatikan Ini untuk Tetap Bisa Menafkahi Orangtua
Bagi Pasutri, Perhatikan Ini untuk Tetap Bisa Menafkahi Orangtua
Kata Netizen
Belajar Memanen Hujan lewat Joglangan
Belajar Memanen Hujan lewat Joglangan
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau