
Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Kreativitas, Teknologi, dan Tantangan Kemanusiaan
Ke depan, industri hiburan dan media tidak bisa hanya mengejar angka kunjungan. Teknologi seperti kecerdasan buatan mulai digunakan untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal dan bermakna bagi audiens.
Namun tantangannya bukan semata teknologi. Yang jauh lebih penting adalah memastikan bahwa pertumbuhan industri ini tetap membawa dampak positif bagi manusia.
Media yang sehat bukan hanya menghibur, tetapi juga mencerahkan, memperluas perspektif, dan menjaga martabat kemanusiaan.
Menariknya, di tengah derasnya arus digital, pengalaman hiburan fisik justru kembali diminati. Pertunjukan musik langsung dan konser di Indonesia diproyeksikan meningkat tajam hingga 2029.
Ini menunjukkan bahwa sekuat apa pun teknologi, manusia tetap membutuhkan perjumpaan nyata.
Menjaga Jiwa di Tengah Algoritma
Triliunan dolar yang berputar di industri hiburan dan media pada akhirnya adalah cerminan dari pilihan kita sebagai manusia: apa yang kita tonton, baca, dan bagikan.
Industri ini bukan hanya soal bisnis, melainkan ruang tempat nilai, identitas, dan kemanusiaan dipertaruhkan.
Di sinilah setiap narasi yang ditulis, sekecil apa pun kontribusinya, memiliki makna. Kita tidak sedang menulis di ruang hampa, melainkan ikut menjaga agar masa depan media tetap memiliki jiwa di tengah kepungan algoritma.
Mungkin peran kita terasa kecil di tengah angka-angka kolosal itu. Namun justru dari kumpulan suara kecil inilah, industri besar ini tetap memiliki arah yang manusiawi.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Indonesia di Tengah Pusaran Industri Hiburan dan Media Global Bernilai US$3,5 Triliun"
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang