Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Stasiun BNI City yang dulu hanya khusus melayani KA Bandara, sejak Juli 2022 telah melayani naik turun penumpang KRL Commuter Line. Meski sudah setahun lebih beroperasi, Stasiun BNI City masih sedikit menarik peminat pengguna KRL untuk menanti kereta. Stasiun Sudirman pun tetap menjadi pilihan untuk melanjutkan perjalanan, sehingga tak jarang penumpang sering membeludak terutama saat jam sibuk. Lantas, apa faktor penyebabnya?
Sejak dibukanya Stasiun LRT Jabodebek di Dukuh Atas yang terkoneksi dengan Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun KA Bandara BNI City, serta halte transjakarta, kawasan Dukuh Atas memang kian ramai.
Tak hanya jumlah penumpang KRL yang meningkat, situasi di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas pun kian terasa ramai oleh penumpang.
Sebagian besar penumpang MRT adalah juga penumpang KRL, dan sebagian juga penumpang LRT karena memang sudah terintegrasi.
Ketika Stasiun Sudirman kini dikelilingi berbagai moda transportasi di kawasan transit Dukuh Atas, peningkatan jumlah penumpang sudah pasti taelakkan lagik ter. Ketika kawasan transit ini kian terintegrasi, masyarakat yang kemudian beralih menggunakan transportasi publik tentunya berharap kenyamanan dan kecepatan saat berpindah moda.
Namun, harapan bisa menjadi buyar ketika ternyata daya tampung Stasiun Sudirman tetap tak bertambah. Maunya cepat malah jadi tersendat.
Terlebih, sejak dihilangkan jalur Bogor langsung via Sudirman dan Tanah Abang tanpa harus transit Manggarai, penumpang hanya mengandalkan rute KRL lintas Bekasi/Cikarang. Jika terjadi gangguan di lintas ini, maka penumpang ke arah Bogor dari Sudirman ikut kena imbas.
Stasiun BNI City Jadi Solusi Atasi Penumpukan Penumpang, Apakah Efektif?
Saat ini area Dukuh Atas memang tengah dalam proses penataan dalam rangka pengembangan kawasan berorientasi transit. Bahkan Jalan Blora di depan Stasiun Sudirman akan dialihfungsikan dari semula bisa dilewati kendaraan menjadi jalur bagi pejalan kaki yang berpindah antar moda.
Kian cantiknya kawasan transit Dukuh Atas boleh jadi tetap menyisakan problem soal daya tampung Stasiun Sudirman yang stagnan. Belum terdengar kabar apakah bersoleknya kawasan ini juga bakal diikuti perbaikan dan perluasan peron Stasiun Sudirman agar kapasitasnya bisa menyesuaikan dengan berkembangnya konektivitas antar moda.
PR yang cukup menantang bagi pengelola Commuter Line untuk bisa menaikkan minat penumpang agar mau menggunakan Stasiun BNI City supaya Stasiun Sudirman tak menjadi overload.
Jika perlu, kedua stasiun berdekatan itu sebaiknya tukar peran saja. Stasiun BNI City yang lebih besar dan modern difungsikan khusus KRL, sedangkan Stasiun Sudirman digunakan khusus KA Bandara.
Tetapi pasti hal demikian bakal diprotes banyak penumpang karena bakal lebih melelahkan. Namun, bukankah naik transportasi publik memang melelahkan?
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Stasiun Sudirman Overload, Kok Bisa?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.