Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Seringkali ketika bertugas di IGD RS, banyak orangtua pasien bayi hingga balita membawa anaknya ke IGD akibat diare yang tak kunjung sembuh.
Ketika ditanya apakah sudah pernah diobati, kebanyakan dari mereka menjawab sudah mengobati anaknya. Pertanyaan selanjutnya, lantas saya bertanya obat apa yang sudah diberikan.
Banyak dari orantua dengan anak diare ini, ketika pergi ke IGD mengaku telah berupaya memberi obat anaknya yang diare dengan antibiotik. Hanya antibiotik saja.
Padahal antibiotik tidak diperlukan sama sekali untuk permasalahan diare yang tidak disebabkan oleh bakteri. Sebab, kebanyakan kasus diare pada anak sekitar 40 hingga 60 persen disebabkan oleh infeksi virus Rotavirus.
Sebagai orangtua yang bertanggung jawab penuh atas kesehatan anak, kita perlu tahu obat apa yang mesti diberikan ketika anak menderita diare.
Obat yang dianjutkan untuk diberikan pada anak yang diare adalah oralit atau bisa juga suplemen lain yang mengandung probiotik, seperti lactobacillus. Selain itu bisa juga memberikan sirup zink dan obat untuk mengurangi rasa mual hingga muntah pada anak.
Sebagai tenaga kesehatan, saya selalu berusaha menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa sebenarnya diare adalah respons tubuh manusia untuk mengeluarkan kotoran dari dalam pencernaan.
Maka, dapat dikatakan sejatinya diare merupakan respons tubuh yang baik bagi tubuh agar kotoran-kotoran yang bersarang di dalam tubuh bisa keluar.
Akan tetapi, diare akan menjadi bahaya bila terjadi berlebihan hingga membuatkan dehidrasi. Jika yang terjadi seperti itu, tentu butuh upaya pencegahan agar diare lekas berhenti.
Kemungkinan dehidrasi terjadi pada anak yang cukup tinggi membuat saya selalu menekankan betapa pentingnya kita, terutama orangtua, untuk terus memberi makan dan minum anak mereka yang sedang diare untuk mencukupi kebutuhan cairannya sehari-hari.
Selain itu orangtua juga perlu memberi asupan untuk mengganti cairan tubuh anak yang keluar akibat diare yang dialami anak.
Di samping antibiotik, orangtua yang anaknya sedang mengalami diare juga sering memberikan obat antidiare. Kita semua perlu mengingat bahwa obat antidiare pada anak sejatinya tidak berguna sama sekali untuk mencegah dehidrasi maupun memperbaiki status gizi anak.
Alih-alih menyembuhkan diare anak, obat antidiare justru bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi anak.
Hal terpenting yang mesti dipahami ketika mengetahui anak diare adalah melihat seberapa parah kadar dehidrasi anak.
Jika anak mengalami dehidrasi sedang hingga berat dan cairan yang diberikan melalui mulut padaanak sudah tak mampu menggantikan cairan yang hilang, tentu anak tersebut sudah perlu mendapat penanganan lebih lanjut dengan membawanya ke fasilitas kesehatan tingkat primer.