Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Anak sebagai investasi itu sekadar frasa atau adakah orangtua yang sudah menyiapkan hal tersebut?
Jenis frasanya pun beragam: "anak adalah investasi masa depan"; "anak sebagai investasi orangtua pada masa tua", dan sebagainya.
Tidak ada yang keliru atas itu, tetapi orangtua perlu bantu bentuk dan perjuangkan, agar mereka bisa menjadi orang yang mandiri dan sukses dengan caranya sendiri.
Oleh karenanya, anak bukan lagi sekadar uang yang dikeluarkan dan jaminan hidup orangtuanya di masa tua nanti.
Bukan hanya soal "nanti siapa yang akan mengurus saya ketika saya sudah tidak bisa kerja lagi", tetapi lebih baik jadi "saya harus berbuat apa supaya anak saya bisa punya masa depan yang cerah".
Mindset "anak sebagai investasi hari tua" bisa jadi sudah tidak lagi relevan. Akan tetapi anak-anak mesti dilihat sebagai individu yang unik dan punya potensi yang harus kita dukung.
Namun, apa yang dimaksud dengan "investasi hari tua" dalam konteks anak?
Pemikiran seperti itu umumnya menganggap anak itu seperti tabungan untuk masa tua orang tua mereka.
Jadi, ada anggapan kalau punya anak itu bisa diandalkan untuk mengurusi dan menjamin kehidupan orang tua ketika mereka sudah tidak kerja lagi atau sudah pensiun.
Anak-anak sedari dini mesti dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri, yang bisa memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya sendiri.
Jadi, kalau kita berbicara "investasi hari tua" dalam konteks anak, itu lebih ke arah pemikiran yang mengharapkan anak akan jadi penopang finansial atau semacam "asuransi" untuk orang tua ketika mereka sudah tua.
Akan tetapi apakah pemahaman itu mesti diubah?
Zaman sekarang sudah berbeda, anak-anak harusnya kita didik agar dapat mengambil keputusan sendiri dan punya mimpi mereka sendiri. Bukan malah kita yang membebani mereka dengan harapan kita.
Anak-anak sebagai investasi masa depan hanyalah untuk menyederhanakan atau bahkan meremehkan kapasitas unik anak dan peran mereka yang sebenarnya.
Bukan hanya itu, pemikiran demikian bisa juga dilihat dari sudut pemahaman tradisional dan modern tentang peran anak, plus dampaknya untuk anak dan orang tua.