Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Totok Siswantara
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Totok Siswantara adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Industri Perkakas Dalam Negeri Menolak Mati!

Kompas.com - 28/06/2024, 18:01 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Persaingan industri pembuatan perkakas makin ceruk saja pelakunya. Sehingga untuk sektor pertanian, perkakas yang diimpor mencapai 70 persen.

Banyak faktor yang bisa dikulik, seprti perkakas impor dibandrol dengan harga lebih murah daripada buatan lokal.

Akan tetapi kondisi seperti ini perkakas lokal yang masih eksis di seluruh Tanah Air perlu dibangkitkan dengan berbagai macam insentif.

Perkakas atau alat untuk kerja pertanian, pertukangan, pengerjaan bangunan dan kelistrikan sangat penting untuk menggenjot produktivitas bangsa.

Oleh karena itu, pemerintah harus segera revitalisasi industri perkakas lokal yang jenisnya sangat banyak dan beragam. Sebagai contoh, usaha pandai besi di pedesaan yang dulu memproduksi aneka peralatan seperti sabit, cangkul, hingga sekop.

Membangkitkan industri perkakas, khususnya sektor pertanian jadi penting karena alat dan mesin pertanian dibutuhkan di setiap kegiatan usaha pertanian dari sektor hulu sampai hilir.

Setiap tahun ada kenaikan kebutuhan alat pertanian. Alokasi belanja pemerintah untuk sektor pertanian tahun ini mencapai Rp 5 triliun, 40 persen di antaranya untuk pengadaan alat dan mesin pertanian. Alokasi anggaran sebesar itu direbut importir dan pihak asing.

Akar masalah terpuruknya daya saing industri perkakas lokal sebenarnya mirip dengan industri manufaktur yang lain. Semua berakar dari ketersediaan logam dasar.

Jika tidak diatasi secara tepat dan cepat, maka keruntuhan massal industri logam dan perkakas lokal segera terjadi.

Industri logam dasar dan perkakas kurang ditangani secara serius. Industri manufaktur atau pengolahan di Indonesia selama ini dikelompokkan menjadi 9 jenis.

Menurut International Standard Industrial Classification (ISIC), industri logam dasar dan permesinan memiliki nilai tambah manufaktur yang tinggi jika diterapkan standardisasi dan peningkatan kapabilitas teknologi.

Sayangnya, di negeri ini juga belum banyak dilakukan program standardisasi industri, pengembangan jaringan kalibrasi dan sertifikasi mutu produk industri.

Penerapan standardisasi pada industri logam dan permesinan semakin diperlukan dalam era persaingan pasar global. Tentu standarisasi ini kunci untuk membangun kapabilitas teknologi suatu perusahaan.

Sehingga jika itu bisa diterapkan beragam produk dari industri perkakas lokal bisa terus hidup dan terserap dengan baik oleh pelaku-pelaku di bidang pertanian.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Industri Perkakas Lokal Menolak Mati, Ayo Bangkitkan!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau