Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Telinga Sering Berdenging? Hati-hati Pertanda Tinnitus "
Seorang klien memasuki ruang konseling didampingi keluarganya. Ia mengeluhkan bahwa telinganya sering berdenging sehingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Tak jarang, kondisi tersebut mempengaruhi kondisi emosional klien.
Setelah ditelusuri, ternyata klien mengalami tinnitus.
Lalu, apa itu tinnitus dan hal-hal apa saja yang menyebabkan tinnitus?
Kata tinnitus berasal dari bahasa Latin, yaitu tinnire (berdering).
Dalam buku Handbook of Clinical Health Psychology (Llewelyn & Kennedy, 2003), tinnitus adalah gangguan telinga yang gejalanya telinga berdenging atau bising.
Orang yang mengalami tinnitus seolah-olah mendengar bunyi, sensasi bunyi di dalam telinga meskipun tidak ada sumber suara aslinya. Sensasi ini bisa muncul hanya pada salah satu telinga atau keduanya.
Adapun, penyebab tinnitus bermacam-macam, mulai dari penyakit fisik hingga ke kebiasaan yang salah.
Meskipun tinnitus bukan sebuah penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan. Namun jika tidak ditangani, dapat mempengaruhi kondisi psikologis, seperti cemas, gelisah, hingga depresi.
Pada tinnitus, organ cochlea di dalam telinga yang bermasalah dan stimulasi tanpa henti semacam itu akan membuat kondisi semakin buruk.
Pada kasus yang dialami klien, tinnitus membuatnya kesulitan tidur. Supaya tidak berdenging, ia menggunakan headset dan menyetel lagu dengan volum yang keras.
Jika menggunakan headset, suara berdenging akan bertambah keras.
Ia juga sering kali mengalami konflik dikarenakan terkadang ia mendengar saudaranya berteriak, padahal saudaranya sedang berada di ruangan lain.
Keluhan ini bisa disalah maknai sebagai halusinasi auditorik, padahal ini merupakan gejala sensitif terhadap stimulus auditoris.
Melihat dari keluhan yang dialami klien, maka sebelum memilih teknik intervensi untuk mengobati tinnitus, maka perlu diketahui lebih dahulu penyebab tinnitus.
Bila berkaitan dengan masalah kesehatan fisik, maka dapat dirujuk ke dokter THT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.