Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djulianto Susantio
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Djulianto Susantio adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Temuan Peninggalan Arkeologi di Proyek MRT Jakarta, Mau Diapakan?

Kompas.com - 08/10/2022, 10:27 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Penemuan Jalur Trem Kuno, Sistem Air Bersih, dan Jembatan Glodok pada Pembangunan MRT"

Arkeologi dan proyek pembangunan sering kali berbenturan kepentingan. Hal ini karena arkeologi bertugas melestarikan tinggalan masa lampau yang terkubur di dalam tanah, sementara proyek pembangunan sering kali mengusik tinggalan masa lampau tersebut.

Namun keduanya bisa berkompromi karena arkeologi tidak boleh menghambat pembangunan. Sebaliknya, pembangunan tidak boleh menghancurkan atau merusak tinggalan arkeologi.

Dahulu ada yang disebut Studi Kelayakan Arkeologi (SKA). Artinya setiap pembangunan fisik berskala besar harus didahului oleh kegiatan SKA. Kegiatan SKA ini pernah diterapkan pada pembangunan Waduk Cirata beberapa tahun lalu.

Hutan Beton

Jakarta berkembang mulai abad ke-17 sejak bernama Batavia. Dalam waktu sekian ratus tahun tentu banyak data arkeologi yang tertinggal.

Data itu berupa benda, bangunan, struktur, atau tempat-tempat penting yang dapat memberi gambaran tentang evolusi Jakarta.

Sayangnya pembangunan fisik di Jakarta sering kali tidak didahului SKA tadi. Akibatnya banyak situs atau tinggalan arkeologi yang rusak, hancur, bahkan hilang karena pembangunan yang tidak terkontrol.

Sulit rasanya untuk menemukan data tinggalan arkeologi di zaman sekarang ini karena sudah banyak area terbuka yang tertutup hutan beton.

Argi Arafat, arkeolog muda yang ikut terlibat dalam pengumpulan data dalam rangka pembangunan MRT Bundaran HI-Kota, mengatakan sebagian data tersebut telah mengalami perubahan jauh sebelum kegiatan pembangunan MRT.

Data yang tersisa masih terdapat baik di dalam maupun di atas tanah yang membutuhkan perhatian lebih.

"Salah satu misi dalam membangun sistem transportasi baru ini adalah untuk melestarikan data arkeologis dari kemusnahan. Sedangkan tujuan kegiatan penggalian dan pelestarian ini, untuk menguji kandungan tanah di lokasi calon stasiun dan untuk pendokumentasian warisan budaya tersebut sebagai bentuk kontribusi bagi penulisan sejarah kota Jakarta," kata Argi.

Temuan di Sepanjang Jalur MRT

Pembangunan jalur MRT Bundaran HI-Kota sudah berlangsung cukup lama.

Selama proses pembangunan itu, ditemukan beberapa peninggalan seperti koin masa 1970-an, botol tinta, dan pecahan keramik yang bisa dilihat pada pameran transportasi di Museum Sejarah Jakarta hingga 30 September 2022 lalu.

Temuan tersebut kebanyakan terdapat di sepanjang jalur Harmoni-Kota. Hal ini mungkin dikarenakan dahulu wilayah Batavia terbagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama yang ada di dalam benteng meliputi wilayah pantai hingga Kota. Bagian kedua merupakan wilayah yang berada di luar benteng, meliputi wilayah Kota-Harmoni.

Temuan jalur trem kuno di lokasi pembangunan MRT di Jalan Gajah MadaDjulianto Susantio via Argi Arafat Temuan jalur trem kuno di lokasi pembangunan MRT di Jalan Gajah Mada
Argi mengatakan, dalam kegiatan yang ia ikuti, ditemukan sejumlah artefak dan struktur. Di MRT CP 203 (Glodok--Kota), misalnya, ditemukan jalur atau rel trem listrik.

Begitu pula di MRT CP 202 (Harmoni), jalur trem membentang sepanjang Jalan Gajah Mada-Pintu Besar Selatan bahkan hingga kawasan Kota Tua.

Selain itu, di MRT CP 203 juga ditemukan struktur bata yang tersusun rapi yang diidentifikasi sebagai saluran air setelah juga ditemukan struktur serupa di beberapa lokasi lain.

Menurut Argi, kajian lapangan yang dilakukan selama 2021 dan 2022 memunculkan banyak informasi yang tidak diketahui sebelumnya.

Temuan pipa kuno di proyek pembangunan MRT.Djulianto Susantio via Argi Arafat Temuan pipa kuno di proyek pembangunan MRT.
Misalnya penemuan sistem air bersih (waterleiding) abad ke-18 dan awal abad ke-19 di bawah tanah jauh di bawah rel Trem Batavia, atau sisa jembatan Glodok (Glodokburg) yang menghubungkan Jalan Gajah Mada dengan Pintu Besar Selatan.

"Upaya pembangunan MRT dalam melakukan kajian arkeologis di Jalur Harmoni -- Kota Tua pada prinsipnya adalah wujud nyata dari upaya pelindungan warisan sejarah dan budaya sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya," begitu kata Argi.

Upaya pihak MRT memberikan kesempatan kepada tim arkeologi patut diapresiasi. Bahkan pihak MRT akan membangun semacam museum untuk memamerkan temuan-temuan arkeologi itu di kawasan kota tua.

Sekarang masalahnya, bagaimana memamerkan struktur kuno karena tidak bisa dipindahkan. Apakah cukup dengan foto? Semoga ini menjadi pemikiran kita bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau