Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Apakah daging tiruan ini lebih sehat ketimbang daging asli?
Daging tiruan biasanya memang memiliki lebih sedikit kalori dan lemak jenuh, selain itu juga lebih banyak mengandung karbohidrat dan serat dibanding daging biasa.
Namun dari 130 merek daging burger tiruan yang ada di berbagai supermarket di Australia, misalnya, setelah diaudit, ditemukan bahwa tidak semuanya mengandung lemak jenuh yang sedikit.
Dalam beberapa merek daging burger tiruan, ditemukan kandungan lemak jenuhnya antara 0,2 hingga 8,5 gram per 100 gram penyajiannya.
Sementara, kandungan lemak jenuh daging burger asli menurut Food Data Central tak lebih dari 6 gram per 100 gram penyajiannya.
Artinya, lemak jenuh burger tiruan (plant-based patty) mengandung lebih banyak lemak jenuh dibanding beef patty atau daging patty asli.
Demikian pula dengan kandungan garam. Daging burger tiruan diketahui mengandung garam enam kali lebih banyak dibanding daging burger asli.
Apakah mengganti daging asli dengan daging tiruan bisa meningkatkan kesehatan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Stanford University School of Medicine AS melakukan uji coba selama delapan pekan terhadap 36 orang dewasa yang hanya mengganti konsumsi dagingnya menjadi daging tiruan tanpa mengubah jenis minuman dan makanan lain yang biasa dikonsumsi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengganti daging asli ke daging tiruan bisa meningkatkan faktor risiko terkena penyakit jantung, termasuk juga meningkatnya level kolesterol dan berat badan.
Hasil penelitian tersebut kemudian dimuat di The American Journal of Clinical Nutrition, edisi November 2020.
Meski demikian, penelitian di bidang daging tiruan ini masih sangat jarang. Masih diperlukan banyak penelitian lanjutan. Namun, temuan itu saja sudah bisa menjadi patokan awal.
Apakah daging alternatif itu ramah lingkungan?
Daging burger tiruan buatan Beyond Meat di AS mengklaim bahwa mereka menggunakan 99% lebih sedikit air, 93% lebih sedikit lahan, dan menghasilkan 90% lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibanding daging burger asli.
Kemudian, sebuah studi yang dimuat di The Lancet Planetary Health, memeriksa implikasi etika dan ekonomi dari mengonsumsi lebih banyak produk plant-based.