Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Boleh jadi sosok Gareth Bale sempat menjadi cinta sesaat bagi para penggemar Real Madrid. Akan tetapi, beda halnya bagi rakyat Wales. Bale adalah cinta sejati Wales, begitu juga Wales adalah cinta sejati Bale.
Gareth Bale, pemain sepak bola berkebangsaan Wales resmi mengumumkan gantung sepatu pada Senin (9/1/2023). Pengumuman itu ia sampaikan di akun media sosial pribadinya.
Bale mengawali karier sepak bolanya dengan bergabung di akademi Southampton pada tahun 2005. Dua tahun setelahnya, ia dikontrak oleh Tottenham Hotspurs.
Berkat performa yang gemilang, namanya mulai dikenal hingga pada tahun 2013 ia diboyong klub raksasa asal Spanyol, Real Madrid.
Bisa dibilang masa kejayaan Bale terjadi saat ia bergabung dengan Real Madrid. Salah satu momen terbaik Bale di Real Madrid adalah ketika ia mencetak gol indah ke gawang Liverpool pada partai final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Sabtu (26/5/2018).
Bale yang baru dua menit masuk lapangan berhasil memanfaatkan umpan silang Marcelo dan melesatkan gol indah yang membuat Real Madrid berbalik unggul atas Liverpool. Gol tersebut sekaligus berhasil mengantarkan Real Madrid menjuarai Liga Champions.
Selama sembilan tahun bergabung bersama Real Madrid, Gareth Bale telah mengukir lebih dari 100 gol. Maka tak heran bila sosoknya menjadi bagian penting dari perjalanan gemilang Real Madrid memenangi lima trofi Liga Champions dan tiga gelar LaLiga.
Sejatinya apa yang dilakukan Bale bersama Real Madrid adalah wujud nyata dari pemain yang mendapat titel pemain termahal di dunia ketika diboyong ke Real Madrid dari Tottenham Hotspurs pada tahun 2013.
Namun sayangnya, akhir kisah Bale bersama Real Madrid tidak begitu manis. Cedera yang kerap mendera membuat hubungannya dengan para penggemar Madrid tak harmonis.
Bale kerap dikritik tidak hanya oleh para penggemar, melainkan juga oleh media setempat. Komitmennya untuk berjuang mengatasi situasi sulit dianggap mulai menurun.
Para pengkritik kemudian semakin geram ketika Bale mengatakan, "Saya pasti memiliki lebih banyak kegembiraan ketika bermain untuk Wales."
Pernyataan itu dilontarkan Bale seusai Wales berhasil mengamankan satu tempat di Piala Eropa 2020. Bale bersama rekan senegaranya saat itu juga membawa spanduk bertuliskan “Wales. Golf. Madrid.” Apa yang diungkapkan oleh Bale itu membuat penggemar Real Madrid berang.
Wales dan Bale sudah begitu identik bahkan sejak ia melakukan debut di tim nasional saat berusia 16 tahun tahun 2006.
Bersama Bale, Wales terus berkembang. Dari negara yang menempati posisi di luar 100 FIFA hingga berada di lingkaran 28 besar dunia.
Tak hanya Bale, Wales yang saat itu juga diperkuat oleh generasi emas seperti Aaron Ramsey dan Joe Allen berhasil mendaki ke tingkat tertinggi dalam sejarah negara berpendukuk lebih dari tiga juta jiwa itu.
Layaknya simbiosis mutualisme, Bale menjadi pusat perkembangan timnas sepak bola Wales, bersamaan dengan itu Wales pun memberi ruang bagi Bale untuk meniti karier terbaik.
Bale pernah menjadi pencetak gol terbanyak di babak kualifikasi Piala Eropa 2016. Seandainya langkah Wales tak dihentikan Portugal di babak semifinal, mungkin saat itu bisa jadi Wales akan berpeluang menjadi juara Piala Eropa 2016.
Tak hanya di pentas Eropa, Wales bersama Bale juga berhasil mengukir sejarah manis ketika pada tahun 2022 lalu berhasil kembali masuk babak utama Piala Dunia.
Sebagai catatan, piala dunia terakhir yang diikuti Wales adalah Piala Dunia 1958, alias 64 tahun lalu.
Meski di Piala Dunia 2022 Wales tak bisa berbuat banyak dan tak bisa menembus babak grup, hal itu tak mengubah kenyataan bahwa salah satu faktor penting Wales bisa melaju sejauh ini adalah berkat Gareth Bale.
Sebagai pencetak gol satu-satunya bagi Wales di Piala Dunia 2022, ia tentu sangat terpukul dan kecewa. Usahanya ternyata belum cukup untuk mengantar Wales melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2022.
Dengan tak lolosnya Wales dari babak grup, semua pemain, pelatih, dan penggemar pun ikut larut dalam suasana sedih dan kecewa.
Usai kalah dari Inggris di pertandingan terakhir, Bale melambaikan tangan dengan lesu ke arah pendukung Wales.
Lambaian tangan ini mengandung banyak makna. Tak hanya mengisyarakatkan perpisahan di lapangan usai pertandingan, perpisahan pada turnamen sepak bola terbesar di dunia, juga sebagai perpisahan terakhirnya sebagai pemain sepak bola.
Keputusan pemain berusia 33 tahun ini tentu membuat Wales kehilangan sosok sentral yang membuat mereka bisa tersenyum bangga.
Wales pernah melahirkan seorang pesepakbola hebat, sosok yang menempatkan negara di atas segalanya.
Sosok yang tak hanya dikenal dengan kecepatan dan kemampuan dribbling mengesankan, namun juga memiliki tembakan jarak jauh yang bertenaga dan akurat.
Bale meninggalkan karier internasional dengan torehan 41 gol dari 111 penampilan dan akan tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa timnas Wales.
Perjalanan 17 tahun sebagai pemain profesional yang telah mengangkat derajat sebak bola Wales.
"So for now I am stepping back but not away from the team that lives in me and runs through my veins after all the dragon on my shirt is all I need."
Demikian pesan perpisahan khusus dilayangkan Bale kepada para penggemar Wales. Ya, sampai kapan pun ikatan di antara mereka tidak akan terputus.
Meminjam lelucon Pep Guardiola, setelah ini kita akan melihat Bale lebih banyak di lapangan golf. Selamat berjuang menjadi pegolf top, Bale!
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Gareth Bale, Antara Wales, Golf, dan Madrid"