Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Memang faktanya masih banyak produk fashion lokal untuk anak muda dengan harga terjangkau. Misal saja kaos dan hoodie di bawah 100 ribu rupiah. Tapi coba perhatikan dengan teliti bagaimana desain dan merk yang tercantum.
Bisa saja Adidas, Nike, Puma, Under Armour yang tercantum, tapi bisa dipastikan produk tersebut palsu alias KW. Ya, mana ada kaos Nike asli kok harganya 25 ribu rupiah? Belinya di bazar menjelang lebaran pula.
Soal barang fashion KW ini sebenarnya sudah lama ada dan menjamur. Ironisnya, produk-produk tersebut masuk kategori industri lokal.
Lebih ironis lagi jika barang KW tapi justru impor dari negara lain. Ini kerap terjadi pada produk jersey kostum sepak bola KW asal Thailand yang menjamur dan laris manis di mana-mana.
Saat ini merk-merk lokal untuk fashion anak muda memang kian hari kian meroket dan menemukan pasarnya, sebut saja Erigo, 3Second, Bloods, Kamengski, Ouval Research, Dagadu, hingga Joger. Tapi merk lokal tersebut juga memiliki masalah yang sama soal produk bajakannya.
Pemilik brand lokal di atas memang harus diakui sebagai pionir yang memiliki kreativitas tersendiri. Mereka berjuang dari awal menelurkan desain fashion yang khas dan berbeda.
Namun, tidak semua industri pakaian lokal memiliki satu hal penting yang berwujud "kreativitas". Satu-satunya kreativitas yang dimiliki adalah meniru produk yang sudah terkenal dan menjualnya dengan harga lebih murah.
Ironisnya justru barang KW inilah yang sangat mudah didapatkan di sekeliling kita. Toko-toko pakaian di pasar, kios-kios di mal kelas menengah, pasar kaget, car free day, hingga bazar-bazar ramadan yang sebentar lagi bakal bermunculan.
Pakaian KW, hingga sepatu dan tas KW, juga sangat mudah ditemukan di marketplace dengan harga yang terkadang tidak masuk akal saking murahnya.
Inilah yang sebenarnya menjadi permasalahan besar industri dalam negeri. Ketika anak-anak muda sempat lari ke thrifting, salah satu alasannya adalah karena mendapatkan pakaian brand lokal yang bisa dibanggakan ternyata lebih susah dibandingkan mencari pakaian KW.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.