Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Diannita Harahap
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Diannita Harahap adalah seorang yang berprofesi sebagai Dosen. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Solusi Kendalikan Pestisida Menggunakan Biosurfaktan

Kompas.com - 18/04/2023, 11:22 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Biosurfaktan banyak diproduksi dari bakteri yang secara alami hidup pada lingkungan hidrokarbon. Misalnya pada tanah dan laut bekas tumpahan minyak, bekas penambangan minyak bumi, dan sebagainya.

Penelitian terdahulu oleh Yunita telah dapat membuktikan aktivitas bakteri penghasil biosurfaktan dalam pengurangan kadar pestisida glifosat.

Aktivitas Pengurangan Kadar Pestisida

Satu penelitian yang dilakukan oleh Naibaho dkk, bakteri penghasil biosurfaktan dipisahkan dari lingkungan aslinya di Dermaga Pelabuhan Ujung Baru Belawan, Sumatera Utara.

Biosurfaktan diproduksi dengan terlebih dahulu memisahkan bakteri dari lingkungan asalnya. Selanjutnya bakteri dapat diuji potensi dalam mengurai pestisida dengan menambahkan senyawa tersebut pada medium pertumbuhan bakteri.

Bakteri yang tumbuh baik pada paparan pestisida dalam medium laboratorium merupakan hasil skrining awal pencarian kandidat antipestisida. Selain itu melalui uji lanjutan diketahui aktivitas biosurfaktan yang dihasilkan.

Metode yang digunakan untuk emulsifikasi (pembentukan emulsi) setelah mencampurkan kultur bakteri adalah dengan menggunakan n-heksana dan akuades.

Jika terbentuk emulsi maka reaksi positif. Reaksi menandakan bakteri berpotensi menghasilkan biosurfaktan. Produksi biosurfaktan dari bakteri dioptimalkan dengan metode Orsinol.

Hasil pengukuran volume emulsi biosurfaktan dari 9 isolat bakteri memiliki aktivitas biosurfaktan yang berbeda-beda.

Biosurfaktan yang diproduksi oleh masing-masing isolat bakteri memiliki konsentrasi yang berbeda-beda juga.

Dari percobaan yang dilakukan, emulsi yang dihasilkan sekitar 5 ml. Emulsi senyawa pestisida yang tidak larut dalam air menjadi ukuran efektivitas biosurfaktan.

Aktivitas emulsi ini tergolong tinggi, hal ini bisa saja disebabkan oleh bakteri yang mendapatkan faktor tumbuh yang sesuai seperti nutrisi, keasaman lingkungan (pH), suhu, dan kadar garam (salinitas) yang memadai.

Produksi biosurfaktan tertinggi dihasilkan mencapai 54,4 ppm dan yang terendah sebesar 1 ppm. Hal ini disebabkan beberapa bakteri mengeluarkan produk metabolisme berupa surfaktan langsung ke medium pertumbuhan namun ada juga yang hanya mengeluarkan dan masih berada di permukaan sel.

***

Mikroba yang terbiasa hidup dalam cekaman lingkungan, beradaptasi dengan baik dengan lingkungan hidrokarbon dari tumpahan minyak misalnya maka secara fisiologis (fungsi sel) berpotensi menjadi agen pengurai senyawa dengan bahan aktif yang serupa. Pestisida contohnya. Pestisida dengan stuktur senyawa hidrokarbon.

Untuk sampai pada tahap aplikasi biosurfaktan ini tentunya dibutuhkan uji lanjutan hingga diketahui keamanan pakainya jika diaplikasikan pada produk pangan.

Apapun yang telah diciptakan yang Maha Pencipta walaupun kecil pasti ada manfaatnya. Manusia sebagai pemimpin di dunia diharapkan terus berinovasi. Bahkan dari sumber tempat tercemar sekalipun, mikroba dapat diekplorasi keberadaannya dan dipelajari potensinya yang mendukung kehidupan manusia.

Referensi

Naibaho, F.G., Priyani, N., Munir, E., & Damanik, N.S. (2020). Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Menggunakan Media yang Mengandung Pestisida Karbosulfan: Isolation of Biosurfactant-Producing Bacteria Using Medium Containing Carbosulfan Pesticide . Jurnal Jejaring Matematika Dan Sains, 2(1), 21--24. https://doi.org/10.36873/jjms.2020.v2.i1.345

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Akumulasi Pestisida Terkendali dengan Biosurfaktan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com