Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rinaldi Syahputra Rambe
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Rinaldi Syahputra Rambe adalah seorang yang berprofesi sebagai Pustakawan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

7 Strategi Meningkatkan Minat Baca

Kompas.com - 15/06/2023, 11:15 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

 

Minat baca masyarakat Indonesia khususnya anak-anak masih terbilang rendah, fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan akses terhadap buku yang terbatas menjadi faktor penyebabnya.

Namun, sebagai seorang pustakawan yang terlibat dalam pengelolaan perpustakaan dan kegiatan literasi selama 3 tahun terakhir, ternyata lingkungan sosial menjadi faktor yang mendominasi penyebab rendahnya minat baca.

Dukungan keluarga, pertukaran buku antar teman sebaya, dan sistem pendidikan yang memberikan akses ke berbagai literatur, semuanya dapat mempengaruhi minat baca.

Sebagai catatan tambahan, pada masa lampau, konon katanya nilai-nilai kearifan lokal kita lebih sering disampaikan secara lisan (bertutur) daripada ditulis.

Oleh karena itu, literatur tertulis tentang kebudayaan, kearifan lokal, dan cerita masa lampau sulit ditemukan karena kurangnya catatan yang memadai.

Kebiasaan bertutur dalam menyampaikan nilai kearifan lokal pada masa lampau telah membentuk budaya kita. Dampaknya masih terus dirasakan sampai hari ini, yang mana masyarakat kita lebih menyukai materi visual dibandingkan materi tertulis.

Selain itu, terdapat juga faktor-faktor psikologis yang berperan dalam membentuk minat baca, seperti motivasi, minat pribadi, dan kepuasan dalam membaca.

Di negara maju seperti Amerika, dalam kondisi darurat atau krisis kunjungan ke perpustakan akan cenderung bertambah. Mereka menyadari betul bahwa krisis dapat dihadapi dengan mempelajari literatur terkait.

Hal semacam ini mungkin tidak akan terjadi di negeri kita. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat baca, diperlukan pendekatan yang holistik yang tidak hanya bergantung pada peningkatan fasilitas, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.

Teknologi juga amat sangat berpengaruh terhadap minat baca kita. Utamanya teknologi berbasis visual seperti medsos, game, dan semisalnya.

Selama menjadi pustakawan, saya seringkali mendapatkan pertanyaan mengenai ketersediaan fasilitas wifi gratis, sedangkan pertanyaan seputar buku terbaru atau buku terbaik jarang diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan preferensi pribadi masyarakat. Terlebih lagi, situasi pasca pandemi Covid-19 semakin memperparah kondisi ini.

Mengingat pengalaman tersebut perlu diperhatikan bahwa rendahnya minat baca bukan hanya disebabkan oleh kurangnya fasilitas semata, namun faktor-faktor lain juga berperan penting. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan sektor swasta untuk membangun budaya literasi yang lebih kuat.

Mengatasi Rendahnya Minat Baca

Untuk mengatasi rendahnya minat baca dan memperkuat literasi dalam masyarakat, saya melihat penting untuk melakukan 7 langkah konkret dalam hal peningkatan minat baca.

Pertama, peningkatan fasilitas

Meskipun kurangnya fasilitas bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya minat baca, nyatanya fasilitas yang memadai seperti perpustakaan dengan koleksi buku yang beragam, ruang baca yang nyaman, dan akses internet dapat mempermudah aksesibilitas terhadap bahan bacaan.

Kedua, penguatan lingkungan sosial

Mendukung minat baca melalui lingkungan sosial yang positif, seperti keluarga yang mendorong membaca, teman sebaya yang saling membagikan buku, dan pendidikan yang memfasilitasi akses ke literatur yang bervariasi. Kolaborasi dengan komunitas lokal dan lembaga pendidikan juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang mempromosikan minat baca.

Ketiga, edukasi dan kampanye literasi

Melakukan kampanye dan kegiatan edukasi literasi yang menarik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti lokakarya, diskusi buku, dan pertemuan baca.

Mengedukasi masyarakat mengenai manfaat membaca serta memberikan contoh dan inspirasi melalui cerita sukses individu yang terlibat dalam minat baca.

Keempat, menyediakan akses terhadap materi bacaan yang beragam

Menyediakan berbagai jenis buku dan materi bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Selain buku-buku fiksi, juga perlu diperhatikan penyediaan buku nonfiksi, majalah, koran, dan bahan bacaan populer lainnya yang menarik minat masyarakat.

Kelima, mendorong kolaborasi antar sektor

Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan, dan komunitas lokal sangat penting dalam mengatasi rendahnya minat baca. Bersama-sama, dapat menciptakan program-program literasi yang efektif dan berkelanjutan.

Keenam, meningkatkan kualitas pendidikan

Menyediakan pendidikan berkualitas yang mendorong minat baca dan membangun kebiasaan membaca sejak dini. Memperkaya kurikulum dengan kegiatan membaca yang interaktif dan menghadirkan berbagai genre literatur untuk meningkatkan minat baca. Selain itu, peningkatan kapasitas guru juga perlu dilakukan. Sebab, guru menjadi ujung tonggak kemajuan pendidikan.

Terakhir, memanfaatkan teknologi

Mengintegrasikan teknologi dalam program literasi untuk menjangkau lebih banyak orang, misalnya dengan mengembangkan aplikasi bacaan digital, platform belajar daring, dan audiobook. Tidak lupa juga mengintegrasikan teknologi berbasis AI seperti misalnya ChatGPT.

Dalam upaya meningkatkan minat baca, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki preferensi dan minat yang berbeda. Oleh karena itu, perlu gerakan beragam dan dilakukan secara kolektif semua unsur masyarakat. Yang paling penting, peningkatan minat baca dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Penyebab Rendahnya Minat Baca Kita"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Selain 'Ramah', Apa yang Dibutuhkan Siswa Baru saat MPLS?
Selain "Ramah", Apa yang Dibutuhkan Siswa Baru saat MPLS?
Kata Netizen
Kalau Sudah 'Uang Kita', Apakah Suami akan Malas Bekerja?
Kalau Sudah "Uang Kita", Apakah Suami akan Malas Bekerja?
Kata Netizen
Tahun Ajaran Baru Serba Baru, Memangnya Perlu?
Tahun Ajaran Baru Serba Baru, Memangnya Perlu?
Kata Netizen
Drama-drama yang Terjadi Hari Pertama Masuk Sekolah
Drama-drama yang Terjadi Hari Pertama Masuk Sekolah
Kata Netizen
Tentang Anggaran pada Awal Tahun Ajaran Sekolah
Tentang Anggaran pada Awal Tahun Ajaran Sekolah
Kata Netizen
Terbiasa Hidup Berdampingan dengan Sampah, Bisa?
Terbiasa Hidup Berdampingan dengan Sampah, Bisa?
Kata Netizen
Melihat dengan Jelas Paradoks 'Needing Nothing Attracts Everything'
Melihat dengan Jelas Paradoks "Needing Nothing Attracts Everything"
Kata Netizen
Musim Bediding, Tradisi, dan Orang Toraja
Musim Bediding, Tradisi, dan Orang Toraja
Kata Netizen
'Kangkung Cabut', Kangkung yang Bisa Dipanen Berkali-kali
"Kangkung Cabut", Kangkung yang Bisa Dipanen Berkali-kali
Kata Netizen
Liburan Sekolah Sambil Belajar, Memangnya Bisa?
Liburan Sekolah Sambil Belajar, Memangnya Bisa?
Kata Netizen
Menyiapkan Diri untuk Jadi Pasangan (yang) Sempurna
Menyiapkan Diri untuk Jadi Pasangan (yang) Sempurna
Kata Netizen
Apa yang Bikin Punya Rumah Pakai KPR Sulit?
Apa yang Bikin Punya Rumah Pakai KPR Sulit?
Kata Netizen
Apakah Kemampuan Menulis Tangan Berguna di Masa Depan?
Apakah Kemampuan Menulis Tangan Berguna di Masa Depan?
Kata Netizen
Ini Cara Deteksi Barang KW di Marketplace
Ini Cara Deteksi Barang KW di Marketplace
Kata Netizen
Cerita Orangtua yang Anaknya Latihan Main 'Push Bike'
Cerita Orangtua yang Anaknya Latihan Main "Push Bike"
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau