Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Mulai tanggal 12 Juni 2023, pengguna transportasi massal KRL CommuterLine tak lagi diharuskan untuk menggunakan masker.
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan Pelaku Perjalanan Orang dengan Transportasi Kereta Api pada Masa Transisi Endemi Covid-19.
Aturan serupa sebenarnya sudah diberlakukan lebih dulu pada moda transportasi MRT Jakarta dan bus TransJakarta sesuai dengan SE Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Nomor 26/SE/2023 tentang Himbauan Pelaksanaan Protokol Kesehatan di dalam Sarana dan Prasarana Angkutan Umum pada Masa Transisi Menuju Endemi.
Meski begitu, berdasarkan pantauan pribadi dua hari ke belakang, mayoritas penumpang KRL CommuterLine dan MRT Jakarta masih terlihat menggunakan masker.
Situasi ini terlihat di beberapa stasiun, seperti Stasiun Manggarai, Sudirman, hingga stasiun MRT Dukuh Atas.
Dari pantauan pribadi, terlihat hanya segelintir penumpang yang tampaknya merasa lega dengan aturan tak harus mengenakan masker lagi.
Mungkin saja, bagi mereka aturan wajib mengenakan masker itu adalah aturan yang “menyiksa” karena menimbulkan rasa pengap.
Alasannya bisa jadi karena mereka belum mengetahui dicabutnya aturan wajib mengenakan masker tersebut. Alasan lain mungkin sebenarnya mereka sudah tahu soal dicabutnya aturan tersebut, tetapi masih merasa ragu akan ditegur petugas jika tidak menggunakan masker.
Jika melihat diskusi di media sosial terkait dicabutnya aturan wajib mengenakan masker ini memang terdapat dua kubu yang menyatakan akan tetap mengenakan masker dan yang merasa senang tidak harus mengenakan masker lagi.
Mereka yang menyatakan akan tetap menggunakan masker mengatakan bahwa alasan mereka adalah sudah terbiasa, untuk mencegah penyakit menular, trauma dengan COVID-19, hingga alasan-alasan yang terkesan bercanda seperti agar tetap terlihat ganteng/cantik.
Sebenarnya memang penggunaan masker di moda transportasi massal seperti KRL begitu krusial. Selain bisa mencegah berpindahnya virus penyakit, juga bisa menghindari kita dari aroma-aroma tak sedap penumpang KRL di jam-jam padat.
Di samping alasan-alasan tadi, masih banyaknya orang memilih tetap menggunakan masker di transportasi umum adalah karena faktor polusi udara di Jabodetabek yang meningkat beberapa waktu ini.
Kualitas udara di Jabodetabek, terutama pada siang hari, terasa begitu buruk dan sangat tidak sehat ketika dihirup.
Apalagi masih banyak orang yang terlihat batuk-batuk dan bersin ketika berada di tempat umum, termasuk di dalam CommuterLine, TransJakarta, maupun MRT.
Ditambah lagi di tempat saya bekerja pun, beberapa orang mengaku sedang tidak dalam kondisi yang fit dan kerap kali terlihat batuk.
Hal-hal seperti itulah yang patut diwaspadai. Sejatinya, pengguna transportasi massal adalah orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi, meraka bisa berganti moda dalam waktu singkat, termasuk juga ketika berjalan kaki di trotoar.
Saya sendiri, sebagai pengguna transportasi publik akan tetap berusaha menggunakan masker untuk perlindungan diri. Selain sebagai sikap wasapda, juga akan membuat saya terlihat seperti oppa-oppa yang ada di Drama Korea.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Aturan Wajib Masker Dicabut, Mayoritas Pengguna Transportasi Publik Masih Enggan Copot Masker"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.