Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ire Rosana Ullail
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Ire Rosana Ullail adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Begini Sebaiknya Orangtua Beri Pemahaman Konflik Palestina ke Anak

Kompas.com - 30/11/2023, 16:58 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Tanggal 5 November 2023 lalu, sekitar 2 juta orang memenuhi wilayah Monumen Nasional (Monas) dalam aksi bela Palestina. Aksi yang dilakukan kurang lebih 4 jam ini merupakan buntut dari serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Hingga 27 November 2023 lalu, diperkirakan serangan Israel telah menewaskan kurang lebih 15.000 jiwa dan 6.150 di antaranya termasuk anak-anak.

Dalam aksi bela Palestina tersebut, tak hanya orang dewasa yang ikut berpartisipasi, melainkan juga ada lansia, anak-anak, bahkan balita.

Dari pantauan pribadi, banyak anak-anak yang membawa dan mengenakan berbagai macam atribut, seperti ikat kepala, syal, bendera, serta tulisan atau poster berisi dukungan kepada Palestina.

Banyaknya anak-anak yang terlibat dan berpartisipasi dalam aksi bela Palestina lalu bukan saja karena korban terbesar dari konflik antara Palestina dan Israel adalah anak-anak.

Lebih dari itu, utamanya, para orangtua ingin mengajarkan soal kepedulian terhadap permasalahan kemanusiaan yang ada di Palestina yang seolah tanpa akhir.

Dalam konflik yang terjadi di Palestina ini memang tak bisa diabaikan adanya fakta bahwa anak-anaklah yang menjadi korban terbesar. WHO bahkan mengklaim kurang lebih 160 anak terbunuh setiap harinya.

Di sisi lain, menutup mata dan telinga anak-anak di seluruh dunia dari masifnya berita yang tersebar di jagad maya tentu tidak dimungkinkan.

Pada akhirnya, anak-anak akan tetap tahu bahwa ada daerah bernama Palestina yang banyak masyarakatnya termasuk di dalamnya anak-anak menjadi korban pembunuhan.

Bahkan mungkin saja sebagian dari anak-anak yang ikut dalam aksi tadi telah melihat kekejaman yang terjadi di Palestina lewat berita di televisi maupun lewat media sosial.

Beberapa orangtua yang membawa anaknya ikut dalam aksi bela Palestina lalu itu mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan apa yang sedang terjadi di negeri tersebut.

Suasana aksi massa bela Palestina di jalan sekitar Monumen Nasional (Monas), Minggu (5/11/2023).Kompasianer Ire Rosana Ullail Suasana aksi massa bela Palestina di jalan sekitar Monumen Nasional (Monas), Minggu (5/11/2023).
Selain itu, mereka juga ingin mengajarkan bahwa meski terpaut jarak yang jauh, tetapi ada hal-hal yang bisa kita lakukan dan upayakan, seperti mengirim doa, berdonasi, dan memberikan suara pembelaan.

Di jagad blog, seorang ibu merasa cemas lalu menulis tentang pentingnya memberi tahu anak soal konflik yang terjadi di Palestina. Hal itu dilakukan guna mencegah terjadinya miss informasi yang diterima si anak.

Ia mencemaskan anak akan menerima informasi mentah yang bisa mengakibatkan pada konklusi yang salah jika tidak diarahkan secara jelas.

Seperti misanya narasi soal alasan Palestina diserang lantaran mereka telah menyerang lebih dulu, sehingga serangan yang diluncurkan Israel adalah bentuk dari pertahanan diri. Tanpa arahan dan penjelasan yang lengkap, anak bisa saja akan memaklumi alasan tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Kata Netizen
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kata Netizen
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Kata Netizen
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Kata Netizen
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Kata Netizen
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Kata Netizen
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Kata Netizen
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Kata Netizen
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Kata Netizen
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Kata Netizen
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
Kata Netizen
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Kata Netizen
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Kata Netizen
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Kata Netizen
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau