Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sandi Novan Wijaya
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Sandi Novan Wijaya adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kala Ekowisata Menyejahterakan Masyarakat Lokal

Kompas.com, 28 Desember 2023, 15:13 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Panorama bendungan Batu Tegi di Lampung dengan keindahan dan kemegahan hamparan air serta perbukitan hijau di sekitarnya begitu memesona ketika dipandang dari atas bukit. Ketika memandangnya, seakan hamparan air ini tak pernah diketahui di mana tepiannya.

Bukit-bukit yang cukup tinggi seakan disatukan oleh bendungan ini dan air yang menggenang memberikan kekuasaan dalam menenggelamkan bukit-bukit kecil di hulu bendungan.

Dari atas bendungan, terlihat jalan beraspal selebar 10 meter dengan trotoar, lampu jalan, pot bunga, dan pagar pembatas, menciptakan suasana yang nyaman untuk menikmati pemandangan.

Bendungan Batu Tegi tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menyediakan fasilitas rekreasi. Di atas bendungan, terdapat dermaga yang melayani perahu-perahu kecil dengan kapasitas 7-10 orang. Pengunjung dapat menaiki perahu ini untuk berkeliling bendungan, menikmati suasana tenang dan indah di atas air.

Di sekitar bendungan terdapat kawasan hutan lindung yang di dalamnya diisi oleh sejumlah hewan dengan status dilindungi, termasuk primata jenis kungkang.

Namun, tidak semua bagian dari kawasan Bendungan Batu Tegi dapat diakses secara bebas, mengingat beberapa pertimbangan tertentu.

Bagi para pengunjung yang menyukai petualangan dan keindahan alam, kawasan hutan lindung memberikan pengalaman yang unik dan mendalam.

Sejarah dan Fungsi Bendungan Batu Tegi: Pernah Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

Bendungan Batu Tegi ternyata pernah menjadi bendungan terbesar di Asia Tenggara dengan total luas sekitar 3.560 hektare.

Proses pembangunan bendungan dimulai pada tahun 1994 dan selesai pada tahun 2002. Terletak di Pekon Batu Tegi, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung, bendungan ini bukan hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memiliki peran vital dalam pelayanan kepada masyarakat.

Selain menjadi daya tarik wisata lokal, Bendungan Batu Tegi memiliki beberapa fungsi utama. Pertama-tama, sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan saluran irigasi untuk beberapa daerah di Lampung.

Kemudian, bendungan ini juga berperan sebagai tempat penampungan air yang disalurkan saat musim kemarau tiba.

Fungsi lainnya termasuk penyediaan bahan baku untuk air minum di beberapa wilayah, seperti Kota Bandar Lampung, Metro, dan Branti di Kabupaten Lampung Selatan melalui PDAM.

Selain itu, bendungan ini juga sebagai penyedia pasokan listrik untuk PLN sebanyak 2×14 KW dan berperan dalam pengendalian banjir serta pengembangan sektor perikanan.

Dalam proses pembangunannya, bendungan ini menelan dana yang cukup besar, mencapai Rp920 miliar yang bersumber dari APBN dan pinjaman uang pada Bank Japan For International Cooperation.

Meskipun mahal, investasi ini memiliki dampak positif yang signifikan, baik dalam penyediaan energi listrik maupun manfaat bagi sekitar.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau