Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Masykur Mahmud
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Masykur Mahmud adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Fungsi dan Tujuan Manajemen Waktu Tiap Aktivitas Anak

Kompas.com - 29/06/2024, 23:07 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Menyelaraskan tujuan dan aktivitas harian anak untuk menanamkan konsep manajemen waktu.

Sayangnya, kebiasaan kita justru menghabiskan waktu menentukan garis masa depan. Bagaimana kita menghabiskan waktu, dengan siapa kita bergaul, dan rutinitas harian menjadi indikator kesuksesan?

Sebagai contoh, untuk menentukan masa depan dilihat dari sebarapa bagus angka yang tertulis pada transkrip nilai.

Biasanya orang-orang dengan manajemen waktu yang baik mengetahui kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan. Sementara, walau tidak semua, orang-orang yang terbiasa menghabiskan waktu tanpa tujuan seringkali berputar pada rutinitas yang sama.

Apakah tujuan itu penting?

Pertanyaan umum yang sering kita dengar adalah kenapa ada orang yang sukses lebih cepat dan banyak yang mengalami kemalangan bertahun-tahun? Apakah hukum sebab-akibat berlalu begitu saja?

Konteks terdekat yang sekarang dialami banyak orang, misalnya, kebiasaan main judi online. Apa yang mendorong mereka masuk ke dalam pusaran judi dan kenapa semakin banyak korban setiap harinya?

Sederhananya, mereka yang gagal mendesain tujuan dalam hidupnya jauh lebih mudah terjerumus pada hal-hal negatif.

Maksudnya adalah mereka yang terjerat judi online ini karena fokus pada hasil dan mengabaikan proses.

Logika mereka tidak bekerja karena kebiasaan hidup tanpa tujuan. Coba saja nasehati orang yang sudah masuk dalam lingkaran judi, pikiran mereka sudah tumpul, sehingga hukum sebab-akibat terhapus dari otak mereka.

Merefleksikannya untuk anak, sebenarnya itu bisa dimulai dari rumah. Anak-anak diajarkan untuk menuliskan tujuan dalam hidup, atau mereka dibiasakan untuk menjalani hidup sebagai rutinitas semata.

Tanpa tujuan, seorang anak tidak mampu melihat sejernih apa masa depan mereka.

Jadi apapun yang mereka lakukan setiap hari sebagian besarnya hanya pengulangan dari hari-hari sebelumnya.

Oleh karena itu penting bagi orangtua menanamkan pola pikir (mindset) yang benar akan hidup hingga mengajarkan anak untuk memahami tujuan dari setiap aktivitas.

Ini yang biasanya ditemui, jika seorang anak dalam satu hari menghabiskan waktu 2 jam di depan smartphone, kemudian melakukan hal lain tanpa tujuan, pada hakikatnya ia menyia-nyiakan waktu berharga.

Pada akhirnya ,anajemen waktu pada anak penting dibangun di umur belia. Pembiasaan sederhana menjadi fondasi awal bagaimana anak membangun kesadaran tentang waktu.

Pembiasaan bisa menjadi kebiasaan dan seiring waktu, kebiasaan berubah menjadi kepribadian.

Kalau dari kecil anak terbiasa menghabiskan waktu pada hal-hal bermanfaat, ketika besar mereka terbiasa untuk memilih aktivitas mana yang seharusnya mereka lakukan.

Tidak perlu menganggap sepele apa yang dikerjakan anak. Ibarat sebilah bambu, pada saat baru tumbuh sebilah bambu mudah dibentuk atau diluruskan, tidak berlaku ketika bambu sudah keras.

Anak-anak tumbuh dengan pembiasaan, maka tugas orangtua adalah mengarahkan dan memberi jalan pada anak agar kebiasaan-kebiasaan kecil itu bisa membawanya pada kesuksesan di masa mendatang.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pentingnya Menyelaraskan Tujuan dan Aktivitas Harian Anak"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau