Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dina Amalia
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Dina Amalia adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Memang Ada Untungnya Membeli Buku Bekas?

Kompas.com - 31/08/2024, 09:12 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Frasa "membeli buku" itu sama halnya dengan 'jelajah buku', prosesnya sama-sama menyenangkan sambil sesekali membacanya.

Perbedaannya, hanya terletak dikesiapan, kalau 'membeli' biasanya si pembaca sudah merencanakan sebelumnya buku apa saja yang pasti diangkut, sedangkan 'jelajah' biasanya hanya sekedar berkeliling melihat sambil membaca buku dan kalau ada yang bagus baru dibeli.

Sedikit lebih mendalam lagi, kita mungkin memiliki beragam cara untuk bisa membaca buku, entah dari e-book, hingga meminjamnya seperti di perpustakaan (yang kemudian dikembalikan lagi setelah dibaca), namun dengan memiliki buku pribadi merupakan tingkat paling 'menyenangkan' yang berbeda bagi pencinta buku.

Akan tetapi, yang 'menyenangkan' dari membeli buku itu apakah sama antara 'membeli buku baru' dengan 'membeli buku bekas'?

Pertanyaan tersebut kerap muncul, khususnya dari teman-teman yang memiliki minat diluar bidang buku.

Membeli Buku Secara Minat dan Tipikal

Minat

Secara minat, memang terbagi menjadi 2, ada orang yang hanya mau membeli dan memiliki buku dalam kondisi baru saja.

Namun, ada juga yang tidak masalah untuk membeli dan memiliki kedua kondisi buku tersebut.

Tipikal

Sebenarnya masih ada kaitannya dengan minat yang tadi, lebih jelasnya seperti:

1. Sebagian besar orang yang hanya mau membeli dan memiliki buku dalam kondisi baru, biasanya memiliki tujuan tertentu, baru mengenal, dan hanya sekedar untuk keperluan sementara.

Sebagai contoh, sering kali ditemukan di masa perkuliahan, di mana mahasiswa mendapat arahan untuk membeli buku, sebelumnya tidak pernah membeli/memiliki, jadi hanya tahu bahwa 'membeli buku ya harus baru', alhasil ngga mengenal antara buku original dengan buku bajakan, dan yang terpenting baginya adalah 'mendapatkan buku yang diarahkan'.

2. Ada juga yang tidak masalah untuk membeli dan memiliki dua kondisi buku (baru dan bekas), biasanya tipikal ini sebagian besar datang dari pencinta dan pengoleksi buku yang notabenenya sudah tidak awam dengan dunia buku.

8 Keuntungan Beli Buku Bekas

Lantas, rasa menyenangkan seperti apa yang timbul ketika membeli buku bekas? Apakah rasa menyenangkannya sama seperti membeli buku baru?

1. Mendapatkan buku yang sudah tidak dicetak lagi

Untuk bisa menemukan beberapa judul buku tertentu yang notabenenya cetakan lama, sangatlah sulit sekali.

Biasanya hal tersebut didasari karena 2 hal, yakni buku dengan terbitan lampau yang sudah tidak naik untuk dicetak dan buku yang memang utamanya tidak dijual di dalam negeri.

Satu-satunya alternatif untuk bisa membeli dan membacanya, yakni hanya dengan menjelajah buku-buku bekas.

Alternatif ini, pasti akan menjadi bahan pertimbangan jika si pembaca memang lagi dalam keadaan 'butuh cepat'.

Selain itu, keuntungan menjelajah buku di era digital saat ini, tak perlu repot-repot untuk datang langsung ke toko buku, praktisnya tinggal buka aplikasi marketplace saja sudah bisa langsung melihat kondisi buku yang kita cari dan langsung memesannya.

Cara menjelajah tersebut sangat menguntungkan sekali, karena terkadang buku dengan cetakan lama sulit didapatkan jika harus mendatangi toko buku secara langsung.

Selain belum pasti didapat, juga membutuhkan waktu yang senggang dan tepat untuk bisa berkunjungnya. Seperti pengalaman yang dibagikan oleh salah satu customer saya, Kak Putri A.P.

"Terima kasih banyak bukunya sudah sampai. Meski buku lama, tapi sangat bermanfaat buat saya. Buku ini saya cari kemana-mana tidak ketemu, dapetnya di toko Kaka..." ungkapnya kegirangan melalui pesan marketplace.

2. Nyaman di kantong

Keuntungan yang menjadi surga bagi pembeli buku bekas adalah harganya nyaman di kantong.

Biasanya, buku bekas dijual dengan menyesuaikan kondisi yang apa adanya. Misal, terdapat kekurangan seperti bercak kuning atau sudah kecokelatan harganya bisa jauh menurun, dan kalau masih dalam kondisi bersih bahkan terawat seperti baru biasanya tetap dibawah harga pasaran 'buku baru original' nya.

Lantas, bagaimana jika menemukan buku bekas tapi harganya tinggi? Jawabannya adalah, Nego!!

Jangan pernah ragu untuk nego ke penjual buku bekas, sekalipun ingin membelinya melalui marketplace, karena berbeda dengan toko buku real penerbit yang sudah terpampang harga net.

Memang, sebagian buku bekas yang dihargai tinggi karena memiliki beberapa alasan, salah satu alasan kuatnya adalah 'buku langka' yang sudah tidak dijual lagi di pasaran.

Namun, tidak ada salahnya untuk mengajak diskusi penjual dan mencoba menawar bukunya. Pasar buku bekas memang melekat dengan tawar-menawar, kok, jadi jangan ragu ya.

3. Surganya sejarah

Sebagian besar buku bekas datang dari tumpukan masa lampau yang menyimpan ribuan sejarah, terutama sejarah dari perjalanan bangsa yang tertuang langsung melalui gagasan para tokoh.

Ketika bisa memiliki dan membacanya seperti ikut merasakan jejak petualangan orang lain yang telah tertinggal. Hal inilah yang memberikan sebuah dimensi baru sebagai pengalaman membaca, ikut terkoneksi dengan nuansa masa lampau dan harumnya sejarah.

Biasanya, bagi pencinta dan kolektor buku, tidak pernah ragu untuk membeli ketika menemukan buku-buku yang berasal dari puluhan tahun silam, apalagi jika kondisinya masih kokoh dan penulisnya juga masih dikenal hangat, selain karena sudah mengetahui betul nilai sejarahnya juga belum tentu bisa didapatkan kembali dilain waktu.

Meski, buku bekas tidak mesti dari tumpukan buku lawas, jejaknya sama-sama meninggalkan pengalaman berkesan, baik dari pemiliknya ataupun ceritanya.

4. Kehangatan dan pesona buku jadoel

"Buku seperti buah anggur, menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia." Ungkap Books Chharming yang mengibaratkan buku seperti buah anggur, karena ketika buku telah dilalui oleh banyak tangan, maka kita akan mendapatkan banyak cerita dan pengalaman di setiap pergantian halaman.

Pada setiap halaman buku bekas, rasanya seperti bisa melihat pemilik lama, di mana ia terkadang suka menggarisbawahi bagian favoritnya, hingga menambah catatan, yang mungkin saja akan menjadi bagian favorit kita juga ketika baru membacanya.

Selain itu, pesona buku bekas juga sangat berkesan dari bagian fisiknya, seperti misal kertasnya sudah menjadi kecokelatan, bukannya tidak menyukai malah justru menjadi pemandangan retro/klasik yang unik dan kesannya benar-benar seperti barang yang tertinggal dari masa lampau. Bagian ini, kerap menjadi favoritnya pencinta dan kolektor buku, karena memiliki kesan yang khas.

Pesona-pesona inilah, yang tidak bisa didapatkan pada buku baru dan e-book, selain tidak dapat memberikan kepuasan dari sisi wangi khas buku, juga tidak memberikan sebuah kesan memegang buku bersampul tipis dan halaman yang sedikit namun kokohnya bukan main.

5. Kualitas yang jauh lebih top

Jika buku bekas datangnya dari buku-buku lawas, kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Dari mulai perekat atau penggunaan tali, kertas yang amat tebal dan glossy, hingga tulisan cetak timbul.

Biasanya, kualitas buku-buku bekas lawas bisa terlihat jelas dari sisi kertas, meski zaman dulu kerap menggunakan book paper, tetapi kualitasnya sangat tinggi yang tidak menghasilkan bercak-bercak bulat kekuningan, selain itu kertasnya juga jauh lebih tebal dan kokoh.

Jika diperhatikan dari sisi cetakan tulisan pun juga sama, berkualitas tinggi dengan cetak timbul, jadi ketika memegang isi buku terasa bertekstur bukan sekedar cetak print seperti pada umumnya.

Kualitas buku bekas disini, bisa ditemukan diberbagai kategori buku, dari mulai komik, novel, biografi, sejarah, dan sebagainya. Hampir sebagian besarnya berkualitas tinggi. Jadi, meski statusnya bekas, tetapi kualitasnya paling berkelas.

6. Melawan budaya liar pembajakan

'Buku bajakan' dan 'Pemasaran buku bajakan' menjadi budaya liar yang dimanfaat berbagai oknum demi meraup uang semata.

Budaya liar ini biasanya menyasar orang-orang yang masih awam terkait dunia perbukuan dengan memberikan iming-iming berupa celotehan seperti 'buku premium', 'asli disegel', 'paketan 5 cuma 50.000', dan sebagainya.

Seperti yang telah disinggung pada poin membeli buku secara tipikal di atas, bahwa sebagian besar orang hanya mau membeli dan memiliki buku dalam kondisi baru karena awam atau hanya sekedar untuk keperluan sementara.

Sebagai contohnya, seseorang yang membutuhkan buku secepat mungkin karena beberapa keperluan, tidak paham mau buku bajakan atau original, yang terpenting baginya adalah 'bukunya baru' dan 'judul sesuai dengan yang sedang dicari'. Hal inilah yang menjadi sasaran oknum pengedar buku bajakan.

Salah satu cara untuk melawannya, yakni dengan membeli buku-buku bekas, meski tidak berpengaruh besar setidaknya dapat mengurangi budaya dan minat terhadap buku-buku bajakan.

7. Dapat yang antik-antik nan unik

Berjelajah dan membeli buku bekas, kerap bertegur sapa dengan temuan-temuan antik, dari mulai menemukan buku yang memiliki edisi terbatas dan spesial, koleksi-koleksi langka, buku dengan ejaan masa lampau, hingga judul buku yang tidak terduga masih ada.

Terlepas dari isi dan judulnya, buku bekas kerap meninggalkan jejak-jejak unik baik dari tokoh/penulisnya ataupun pemilik bukunya, seperti surat yang berupa catatan hangat masa lampau dan selipan foto, tanda tangan penulis, poster, hingga catatan-catatan yang ditulis oleh si pemilik.

Jejak inilah yang menjadi nilai paling sentimental, di mana kita dapat merasakan perjalanan dan pengalamman yang pernah dilalui tokoh ataupun pemilik bukunya.

Tenang saja, baik membeli secara langsung ataupun online marketplace, jika buku bekas lawas yang kita beli memiliki jejak unik misalnya berupa surat lampau didalamnya, pasti akan tetap diberikan oleh si penjual.

Steinberger kolektor 7 ribu buku, pernah mengungkap penemuan-penemuan yang ia dapatkan selama membeli buku-buku bekas, salah satunya, "Hal yang paling menyenangkan dari membeli buku bekas adalah menemukan buku-buku menarik dengan tulisan indah yang belum pernah saya baca. Toko buku baru tidak pernah menawarkan penemuan yang menarik!" paparnya melalui quora.

8. Mendukung usaha kecil

Sebagian besar toko buku bekas merupakan usaha milik pribadi, entah dari koleksi ataupun pemasok. Dengan membelinya, sama saja kita mendukung usaha mereka, yang bukan hanya sekedar untuk bertahan hidup, melainkan juga berkiprah mengabadikan ribuan sejarah.

Memang kerap dipandang sebelah mata, tidak ada harganya, dan hanya sebuah benda yang dianggap tidak layak karena berdebu, namun 8 keuntungan di atas menjadi bukti nyata bahwasannya yang bekas dan lawas tetap berkelas.

Tak peduli dengan debu nan usang, buku bekas dan lawas jauh bernilai tinggi baik dari sisi riwayat, ekonomis, hingga sentimental yang kerap mengabadikan sejarah bangsa dan dunia.

Semoga bermanfaat ya dan bisa menambah wawasan kamu dalam mengenal luasnya dunia buku. Salam hangat, sehat-sehat selalu untuk kamu yang lagi membaca artikel ini.

 

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Surganya Sejarah, Ini 8 Keuntungan Membeli Buku Bekas, Biar Lawas Tetap Berkelas"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Berbagi Pengalaman Ikut Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

Kata Netizen
Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Faisal Basri, Guru yang Baik dan Penuh Dedikasi

Kata Netizen
Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!

Kata Netizen
Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Apa Untungnya Memiliki Portofolio Karier?

Kata Netizen
Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Ekonomis dan Efisien, Ini Cara Memilih Mesin Cuci

Kata Netizen
Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Nostalgia Serunya Menyewa Film di Tempat Rental

Kata Netizen
Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Jejak Digital adalah Bumerang Kita Main Medsos

Kata Netizen
Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Gaya Hidup 90an, Apakah Masih Relevan?

Kata Netizen
Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Beragam Manfaat dari Bawang Putih yang Perlu Diketahui

Kata Netizen
Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Cara Mudah Menanam Tomat di Rumah

Kata Netizen
Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Ini Alasan Psikologis Orang Bisa Suka Koleksi Buku

Kata Netizen
Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Reksa Dana, Investasi Praktis dan Menguntungkan

Kata Netizen
Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Ekspektasi yang Membebani, Bisakah Kita Melepaskannya?

Kata Netizen
Mengenal 'Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Mengenal "Selective Mutism: dan Permasalahan Anak di Sekolah

Kata Netizen
Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Atur Strategi Pelaku Industri Kopi Ketika Harga Melonjak Tinggi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau