Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akbar Pitopang
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Akbar Pitopang adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Hubungan Akreditasi, Kualitas, dan Mutu Pendidikan

Kompas.com - 31/08/2024, 09:35 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Baru-baru ini, kami menerima pemberitahuan bahwa sekolah kami kembali memperoleh akreditasi A. Sebuah kabar yang tentu saja menggembirakan. 

Di balik itu ada secuil pertanyaan mengenai bagaimana bisa nilai akreditasi ini muncul tanpa adanya kunjungan tim asesor seperti yang biasa dilakukan. 

Pengalaman tahun 2019 mengingatkan kami pada proses penilaian akreditasi, dimana setiap sudut sekolah diperiksa, setiap berkas diteliti, dan setiap praktik pembelajaran dievaluasi. 

Kemajuan teknologi dan perubahan regulasi mungkin telah mengubah cara menilai kualitas pendidikan. Tapi, apakah dengan cara demikian penilaian ini bisa benar-benar merefleksikan kondisi riil di satuan pendidikan? 

Akreditasi bukan sekadar angka, tapi seharusnya menjadi cermin yang memantulkan sejauh mana kualitas pendidikan yang diupayakan oleh sekolah. Dalam konteks ini, meski nilai akreditasi sudah dipublikasikan tetap bisa menjadi sinyal bahwa mungkin ada hal-hal yang terlewatkan dalam penilaian ini.

Sebagai pendidik, saya percaya bahwa akreditasi seharusnya menjadi proses yang tidak hanya menilai, tapi juga memberikan feedback konstruktif untuk perbaikan. Di tengah tuntutan dan tantangan pendidikan yang semakin kompleks, kita membutuhkan evaluasi yang komprehensif. 

Tidak hanya mengandalkan data digital semata, tetapi juga memahami kebutuhan spesifik dari satuan pendidikan. Mungkin ada elemen-elemen penting yang tidak terdeteksi, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi hasil akhir penilaian.

Kembali pada nilai akreditasi yang kami terima, meskipun ini adalah hasil yang patut disyukuri, saya merasa perlu ada langkah-langkah lebih lanjut. 

Pertama, perlu dikaji ulang indikator-indikator yang digunakan dalam penilaian. Dan kedua, juga perlu memastikan bahwa penilaian tersebut benar-benar mencerminkan kondisi nyata di lapangan. Jangan sampai kita terlena dengan angka, sementara realita di lapangan menunjukkan kisah yang berbeda.

Nah, akreditasi bukanlah tujuan akhir melainkan langkah awal menuju peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan. Jadikan nilai akreditasi ini sebagai motivasi untuk terus bergerak maju, melakukan perbaikan, dan memberikan yang terbaik untuk peserta didik. 

Biarlah nilai akreditasi menjadi refleksi dari apa yang benar-benar terjadi di sekolah, dan bukan sekadar angka yang terpampang di dinding sekolah.

Mengkaji Bagaimana Akreditasi dan Dampaknya bagi Sekolah

Proses penentuan nilai akreditasi sekolah kerap menjadi misteri yang sulit dijelaskan secara sederhana. Dengan banyaknya indikator yang harus dipenuhi, maka seringkali muncul pertanyaan seberapa besar peran ketersediaan fasilitas dalam menentukan nilai akhir.

Dalam pandangan saya, fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, mushola, hingga jumlah ruang kelas yang memadai, merupakan indikator penting yang seharusnya tak bisa diabaikan. 

Namun, ketika melihat kenyataan di lapangan, sekolah kami justru menghadapi tantangan besar dalam hal ini. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau