Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Sang pemilik akun pun meluruskan maksud dari video itu. Bahwa sebenarnya ia tidak bermaksud untuk merendahkan. Namun baginya terlihat lucu akan tingkah seorang ibu yang ia temui di bioskop itu.
Meski sudah memberi klarifikasi, netizen seolah menutup telinga sampai mencari tahu tempat kerja dari pemilik akun.
Sampai akhirnya, pihak Honda Mitra Sehati Bogor mengambil tindakan atas perilaku pegawainya itu meski tidak dilakukan pada saat jam kerja ataupun menggunakan atribut perusahaan. Secara resmi, Honda Mitra Sehati Bogor menyampaikan bahwa yang bersangkutan sudah dikeluarkan.
Kasus ini menunjukkan bahwa masyarakat biasa yang hanya memiliki pengikut sedikit di media sosial bisa mendapatkan banyak permasalahan serta dampak negatif dari unggahannya di media sosial. Bahkan keteledorannya terkiat menjaga etika dalam menggunakan media sosial, membuat seseorang karier yang tengah dibangun hancur seketika.
Menjadikan dua kasus di atas sebagai contoh bukan maksud ingin menjatuhkan atau menambah keributan lebih luas lagi.
Justru lewat dua kasus tersebut, kita bisa mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga. Bahwa ternyata dalam menggunakan media sosial harus dibekali kesadaran dan kebijakan dalam menggunkannya. Sehingga dapat menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri ataupun banyak orang.
Gunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan. Jika media sosial hanya sekadar dijadikan tempat untuk mendokumentasikan moment saja, kamu bisa mengunci aku mendia sosialmu dan menyaring siapa saja yang bisa mengakses media sosialmu. Misalnya saja hanya keluarga dan kerabat dekat saja.
Begitupula ketika menjadikan media sosial sebagai tempat untuk berekspresi. Seperti membuat konten yang kamu suka ataupun untuk membangun personal branding demi kemajuan karier.
Kamu bisa memanfaatkan dengan baik fitur media sosial yang tersedia dengan bijak. Mengunggah hal-hal yang sesuai dengan tujuan awalmu.
Terutama ketika berinteraksi dengan pengguna lain di media sosial. Tetap harus menjaga sikap dan mengedepankan etika. Meski media sosial bebas digunakan oleh siapa saja, bukan berarti dapat seenaknya hingga mengabaikan perasaan orang lain.
Apalagi sampai membuat sindiran tajam hanya untuk menjatuhkan seseorang atau kelompok saja.
Kemudahan mengakses informasi di media sosial, membuat penggunanya harus menyaring informasi yang didapat. Ketika hendak mengunggah ulang sebuah informasi, pastikan terlebih dahulu bahwa informasi itu akurat.
Jadi dengan melihat sumber informasi dan mencari informasi dari sumber lain sebagai penguat. Tak ketinggalan untuk mengunggah sesuatu pada momentum yang tepat demi menghargai dan menghindari konflik.
Perlu untuk diingat bahwa jejak digital sangat sulit untuk dihapus. Terbilang melekat dan meninggalkan sebuah bukti nyata yang bisa diakses oleh siapa saja.
Sekalipun kamu mengunci akun media sosialmu, tetap saja akan ada pengguna yang lebih cerdik membobol akunmu tanpa perlu menjadi pengikutmu. Termasuk unggahan yang telah kamu hapus di media sosial, bukan berarti hilang selamanya. Para hacker jauh lebih canggih dari apa yang kamu bayangkan.