Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iwan Berri Prima
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Iwan Berri Prima adalah seorang yang berprofesi sebagai Dokter. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kapan Sebaiknya Hewan Divaksin?

Kompas.com - 30/09/2024, 19:00 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dalam beberapa hari ini, gerakan vaksinasi rabies gencar dilaksanakan oleh pemerintah.

Hal ini bukan hanya karena jadwal vaksinasi Rabies biasanya dicanangkan pada September setiap tahunnya, tetapi di bulan ini, tepatnya tanggal 28 September, diperingati sebagai hari Rabies sedunia (World Rabies Day).

Rabies merupakan penyakit hewan yang menyerang hewan anjing, kucing, kera dan sebangsanya.

Selain menyerang hewan, rabies dapat juga menular ke manusia atau zoonosis.

Bahkan, penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan di Indonesia karena selalu berakhir dengan kematian (fatality ratenya mencapai 100% pada manusia dan hewan).

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, hingga April 2023, tercatat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, dengan 23.211 kasus telah mendapatkan vaksin antirabies dan 11 kasus berakhir dengan kematian.

Artinya, vaksinasi rabies merupakan langkah penting guna menjaga korban terhindar dari kematian. Apalagi, lebih dari 95% kasus rabies disebabkan karena gigitan anjing yang terinfeksi. 

Sementara itu, saat ini, di Indonesia ada 26 provinsi yang endemis rabies dan hanya 12 provinsi bebas rabies, yaitu Kepulauan Riau (Kepri), Bangka Belitung (Babel), DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Mengenal Vaksinasi Rabies

Rabies adalah penyakit viral yang disebabkan oleh virus rabies, yang umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, seperti anjing. 

Vaksinasi rabies adalah langkah pencegahan penting untuk melindungi manusia dan hewan dari penyakit ini.

Pentingnya Vaksinasi Rabies

Layaknya pengendalian penyakit pada virus lainnya, pengobatan rabies bagi penderita yang belum divaksinasi akan beresiko sangat fatal.

Meski hewan seperti anjing dan kucing adalah penular rabies, sejatinya mereka juga adalah korban.

Sehingga, untuk mencegah bertambah meluasnya kasus rabies, maka penting hewan rentan rabies untuk dilakukan vaksinasi. Setidaknya, ada tiga tujuan penting dalam vaksinasi rabies.

Pertama, Pencegahan Penyakit. Vaksinasi membantu mencegah rabies sebelum gejala muncul. Setelah gejala timbul, rabies hampir selalu berakibat fatal.

Tidak heran jika rabies sering disebut sebagai penyakit Anjing gila. Karena dimanapun, kapanpun, kita dapat tertular melalui gigitan anjing.  

Kedua, Proteksi untuk Hewan. Vaksinasi hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, sangat penting.

Hewan yang divaksinasi tidak hanya terlindungi, tetapi juga mengurangi risiko penularan ke manusia.

Ketiga, Kepatuhan Hukum. Di banyak negara, vaksinasi rabies pada hewan peliharaan adalah kewajiban hukum.

Sementara di Indonesia, meski kewajiban vaksinasi belum diatur secara tegas, dalam regulasi lalu lintas hewan, biasanya vaksinasi rabies untuk hewan anjing dan kucing wajib dilakukan.

Proses Vaksinasi

Pada hewan anjing dan kucing, biasanya vaksinasi pertama dilakukan pada usia hewan minimal 3 bulan. Vaksin ini memberikan perlindungan jangka panjang.

Setelah itu, Vaksin rabies perlu diulang setiap 1-3 tahun, tergantung pada jenis vaksin dan regulasi setempat.

Biasanya di Indonesia, vaksinasi diulang setiap 1 tahun sekali dan biasanya dilakukan pada bulan september setiap tahunnya dan ini biasanya diberikan secara gratis melalui program pemerintah.

Sementara itu, pada manusia, Vaksin anti rabies (VAR) dapat diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi rabies, seperti petugas kesehatan yang menangani kasus luka gigitan hewan penular rabies/penderita rabies, dokter hewan, paramedik hewan dan teknisi yang berhubungan dengan hewan yang berisiko.

Namun sayangnya, tidak semua puskesmas atau layanan kesehatan tersedia Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Serum Anti Rabies( SAR).

Efek Samping Vaksin

Sebagian besar orang dan hewan tidak mengalami efek samping serius.

Namun, efek ringan seperti pembengkakan di tempat suntikan atau reaksi alergi dapat terjadi. Kesehatan hewan atau manusia setelah vaksinasi harus selalu dipantau.

Kesimpulan

Vaksinasi rabies adalah langkah penting dalam pencegahan penyakit yang mematikan. Dengan menjaga hewan peliharaan tervaksinasi, kita juga melindungi diri sendiri dan masyarakat dari ancaman rabies.

Selalu konsultasikan dengan dokter hewan atau profesional medis untuk informasi lebih lanjut mengenai jadwal dan prosedur vaksinasi. Ingat, jangan memvaksin hewan kesayangan tanpa penyeliaan dokter hewan. Semoga bermanfaat!

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Waspada Rabies, Kapan Sebaiknya Hewan Divaksin?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Kata Netizen
Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Kata Netizen
Revitalisasi Pasar Tradisional, Adakah Dampaknya dengan Masa Depan?

Revitalisasi Pasar Tradisional, Adakah Dampaknya dengan Masa Depan?

Kata Netizen
Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Kata Netizen
Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Kata Netizen
Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Kata Netizen
Ini Alasan Kompos Disebut sebagai 'Emas Hitam'

Ini Alasan Kompos Disebut sebagai "Emas Hitam"

Kata Netizen
Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kata Netizen
Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau