Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ragu Theodolfi
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengapa Kue Kering Jadul Natal Terasa Enak?

Kompas.com - 16/12/2024, 15:01 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Apa ingatanmu tentang kue-kue kering jadul (jaman dulu) yang biasa disajikan ketika natal?

Lagu-lagu masa Adven bergema lembut dalam ruangan. Pohon Natal dan hiasannya belum dipasang di ruang tamu, namun aroma kue dari tetangga memenuhi rumah, dan membawa kembali memori ke masa lampau.

Seperti majik yang menghadirkan kembali kenangan-kenangan indah di masa kecil, antara aroma kue kering dan aroma arang kayu yang diletakkan pada bagian atas pemanggang kue.

Antara kandang natal sederhana yang dibuat dari lumut, sisa kantong semen yang dicat, dan dahan cemara sebagai pohon Natal, tanpa lampu. Hanya lampion kertas minyak yang tergantung di pintu rumah setengah tembok kami, sesekali berkilau terkena cahaya lampu petromaks.

Kue yang Terasa Istimewa

Pada era tahun 70an hingga akhir 80an, di kampung Saya, Ruteng Flores, kue kering untuk Natal benar-benar menjadi benda yang sangat istimewa. Untuk menyajikannya pun hanya setahun sekali, itupun kalau ada uang yang disisihkan.

Biasanya mama membuatkan kue ‘taart’, cake yang terbuat dari mentega terbaik dan kuning telur ayam kampung, dibakar di atas kompor yang juga hanya dikeluarkan setahun sekali untuk membuat kue taart.  Sisanya mama memilih masak menggunakan tungku tradisional.

Rumah kami yang biasanya selalu ramai menjelang hari Natal, karena sepupu kami akan tinggal, berkumpul bersama, bahkan hingga tahun baru. 

Biasanya kami akan duduk manis dengan setia di atas tikar yang hangat, menunggu taart buatan mama dikeluarkan dari oven. Tidak sabar menunggu kue keluar dari loyangnya. 

Ketika taart diletakkan di piring, aroma frambozen menyeruak lembut. Sungguh kami tidak sabaran, dan....sebentar kemudian sisa-sisa taart yang menempel di loyang, sudah berpindah ke perut kami. Enak sekali rasanya. 

Sebagai kompensasinya, kami harus mencuci loyang tersebut karena akan dipakai kembali, uhh...padahal airnya sedingin es!

Kue Kering Jadul yang Ikonik

Kue kering saat itu sangat terbatas, kami belum mengenal aneka jenis kue kering seperti saat ini. Saat itu, kue kering yang tersedia di toples hanya ada beberapa jenis saja.

Salah satu kue kering andalan mama adalah nastar. Tidak seperti nastar saat ini yang bentuknya imut, nastar buatan mama sedikt lebih besar dari ukuran tomat cherry. 

Selai nanas sebagai isian nastar, adalah hasil olahan nanas segar  dari kebun sendiri. Mama selalu membuat selai ini, sebelum membuat nastar dan menyimpannya dalam toples kaca. 

Saya sangat senang ketika diminta untuk mengoleskan kuning telur pada permukaan nastar kami, kemudian menancapkan satu biji cengkeh untuk setiap bulatan yang dibuat. Nastar sekarang tidak menggunakan cengkeh. 

Entah kenapa, perpaduan antara aroma nanas dan cengkeh sangat kental terasa ketika mencicipi nastar dan membuat rasanya jadi berbeda dengan nastar lainnya. 

Mama menyimpan kue kering hasil olahannya dalam kaleng bekas biskuit, dan ditata dalam toples kaca pada hari Natal. Kadang kami iseng mengambil kue kering diam-diam, tanpa sepengetahuan mama. 

Kue semprit jadul, model dan bentuknya sederhana. Berbeda dengan kue semprit jaman sekarang yang sangat bervariasi dan beraneka rasa. Kue semprit jadul, hanya dicetak lurus, sepanjang 5 cm, dengan warna coklat dan putih yang berjejer. Rasanya sangat luarbiasa.  

Satu lagi kue favorit kami yang selalu ditunggu. Kue cicinggo. Kue cicinggo terbuat dari adonan tepung, kacang dan mentega. Adonan ini sedikit berminyak, namun sangat menggoda untuk dicomot. Kue ini bisa dicetak dalam bentuk apa saja, bintang, bulat, segitiga, tergantung selera.

Kue cicinggo relatif lebih mudah ditemukan, dibandingkan dengan kue kering lainnya, tapi tetap saja masa itu menjadi harta yang ditunggu. Perpaduan aroma kacang dan mentega memberi citarasa gurih dan khas.

Mengapa Kue Kering Jadul Terasa Enak?

Kue kering jadul terasa lebih enak, kata mama saya karena dibuat dari bahan yang terbaik. 

Selain itu, mungkin karena dibuat dengan kasih sayang, seluruh anggota keluarga turut terlibat. Ada yang mengoles kuning telur, ada yang menggilas bahan, menambahkan gula atau mengocok telur secara manual.

 Ini menjadi momen yang berharga bagi keluarga dan menciptakan ikatan yang lebih kuat. 

Kue kering jadul ini adalah perpaduan sempurna antara rasa, tekstur, kenangan dan kesederhanaan yang ada di dalamnya..

Ah, jadi tambah rindu rumah masa kecil kami.

Raknamo-Kupang,  15 Desember 2024

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kue Natal dan Memori yang Terus Hidup"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mengapa Kue Kering Jadul Natal Terasa Enak?

Mengapa Kue Kering Jadul Natal Terasa Enak?

Kata Netizen
Ketika Kebutuhan Lapangan Kerja Tak Sebanding dengan Job Fair

Ketika Kebutuhan Lapangan Kerja Tak Sebanding dengan Job Fair

Kata Netizen
Cara Gen Z Menentukan Karier, Passion atau Gaji?

Cara Gen Z Menentukan Karier, Passion atau Gaji?

Kata Netizen
Anak Mental Strawberry Generation, Apakah Karena Terlalu Dimanjakan?

Anak Mental Strawberry Generation, Apakah Karena Terlalu Dimanjakan?

Kata Netizen
Adakah Cara agar Melangsungkan Pernikahan Tanpa Utang?

Adakah Cara agar Melangsungkan Pernikahan Tanpa Utang?

Kata Netizen
Apa Jadinya Jika Kantin Sekolah Dikenakan Pajak Retribusi?

Apa Jadinya Jika Kantin Sekolah Dikenakan Pajak Retribusi?

Kata Netizen
Apakah 'Job Fair' Masih Jadi Pilihan Cari Kerja?

Apakah "Job Fair" Masih Jadi Pilihan Cari Kerja?

Kata Netizen
Membedakan Respon Patuhnya Anak, Sayang atau Takut?

Membedakan Respon Patuhnya Anak, Sayang atau Takut?

Kata Netizen
Talenan Plastik, Talenan Kayu, dan Keamanan Pangan

Talenan Plastik, Talenan Kayu, dan Keamanan Pangan

Kata Netizen
Apa Beda antara Kategori Buku dan Genre Buku?

Apa Beda antara Kategori Buku dan Genre Buku?

Kata Netizen
Sekolah Menghadapi Sampah Makan Siang Gratis

Sekolah Menghadapi Sampah Makan Siang Gratis

Kata Netizen
Pertumbuhan Ekonomi, PPN 12 Persen, dan Frugal Living

Pertumbuhan Ekonomi, PPN 12 Persen, dan Frugal Living

Kata Netizen
Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau