Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Tri
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Gatot Tri adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Berburu Koin Jagat sampai Tidak Tahu Tempat

Kompas.com - 19/01/2025, 22:55 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kini ada sebuah permainan yang sedang viral, namanya Jagat Coin Hunt alias Koin Jagat. Cara mainnya dengan berburu harta karun berupa tiga jenis koin yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah.

Jadi, barang siapa yang bisa menemukan koin-koin itu bisa menukarnya dengan uang. Alhasil, orang-orang kini berburu koin-koin di berbagai penjuru kota, menyusuri setiap sudut, hingga beragam fasilitas umum.

Permainan ini sebenarnya serupa dengan yang pernah juga viral, yakni Pokemon Go pada tahun 2016 lalu.

Orang-orang harus menangkap monster-monster yang muncul randomly lewat aplikasinya yang berfitur augmented reality. Sampai-sampai ada area yang dikerumunin banyak orang yang pegang ponsel sambil menyisir setiap area kesana kemari.

Siapa yang nggak happy kalau berhasil menemukan monster-monsternya. Apalagi kalau berhasil meringkus monster yang paling langka seperti MewTwo, Snorlax, Dragonite dan monster utama Pikachu.

Nah kalau Pokemon Go buat having fun doang, Koin Jagat malah menawarkan hadiah uang. Nilainya menggiurkan sekali lho. Nilai koin terendah adalah koin perunggu yaitu 300 ribu hingga satu juta rupiah, lalu koin perak 10 juta, dan yang tertinggi adalah koin emas 100 juta rupiah. Waow.. waoww...

Kini, berburu koin jagat menjadi kesibukan baru masyarakat dari berbagai kalangan mulai anak-anak hingga dewasa. Ada yang pelajar, mahasiswa, karyawan, siapa aja bisa ikut berburu koin. 

Jadi koin berkode tertentu disebarin oleh pihak aplikasi di sejumlah titik, yang pastinya dilakukan sembunyi-sembunyi. Setelah itu fitur tracer map di aplikasi diaktfikan mulai jam 8 pagi sampai jam 12 malem dimana sepanjang waktu itulah orang-orang bisa berburu koin.

Jangan heran kalau pas duduk-duduk di taman kota meliat orang-orang pegang ponsel sambil nyari-nyari sesuatu di kolong kursi taman, di sela-sela tanaman, bahkan korek-korek bebatuan, tanah dan tempat sampah. Mereka tidak sedang mencari kunci atau cinta yang hilang, tapi mencari Koin Jagat. Hehe...

Beberapa clues dari pengembang aplikasinya, koin-koin itu tidak dikubur di dalem tanah juga tidak ditenggelamkan di air atau kolam. 

Juga tidak bakalan diletakkan di balik batu bata, di tempat-tempat yang harus dipaksa untuk dibuka, ataupun di tempat yang tidak boleh diakses publik. Terdengar seru dan mengasyikkan, bukan?

Permainannya tampak seru, tetapi kadang ada aja orang yang perilakunya kurang bertanggung jawab. Sudah ada sejumlah laporan tentang fasilitas umum yang rusak gegara ulah para treasure hunters.

Malah ada sejumlah tanaman di Taman Bungkul dan Taman Teratai di Surabaya rusak karena terinjak oleh mereka. Bahkan tanaman di Taman Prestasi yang belum lama ditanam sudah rusak karena ulah mereka.

Sejumlah video tentang aktivitas mereka juga beredar di X, tampak ada yang parkir sembarangan di pinggir jalan raya di Surabaya yang sangat ramai kendaraan, bahkan ada yang nekat berburu sampai ke seberang jalan. Muncul kekhawatiran akan bahaya tertabrak kendaraan yang melintas saking fokusnya berburu koin.

Ada pula yang sampai menyalakan dan mengarahkan senter ke rumah warga. Selain merusak, mereka juga mengganggu ketertiban umum.

Di Bandung situasinya juga tidak jauh berbeda. Kompas.com menginfokan bahwa sejumlah tanaman dan fasilitas taman di Taman Tegalega rusak karena aktivitas berburu Koin Jagat ini. Dinas setempat sampai harus menghubungi pihak pengembang untuk memperbaiki konsep permainan.

Jangan ya dek ya... Main gim ya main gim aja terserah mau hunting dimana aja, tapi jangan sampai ngerusak taman dan fasum lah. Taman dan fasum kan buat dinikmati semua warga, jangan malah dirusak seperti itu. Jadi ya mesti dijaga sama-sama keasriannya, kebersihan dan kerapiannya.

By the way, sepintas saya membaca info even berburu koin ini dimulai 24 Desember 2024 hingga 24 Januari 2025 di empat kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. 

Bila ada pembaca atau Kompasianers yang tahu info akuratnya, silakan membagikannya di area komentar. Bila even ini sukses menarik banyak peminat, bisa jadi bakal diperluas ke area lainnya.

Sejauh ini belum ada info tentang warga yang menemukan koin tersebut, membuat saya berpikir sebenarnya koinnya beneran ada atau tidak ya? Atau mungkin ini semacam gimmick aplikasi Jagat yang melakukan rebranding dari nama lamanya, Zenly. Mungkin ada Gen Z yang familiar dengan aplikasi ini? Hehe...

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Boleh Saja Berburu Koin Jagat Asal Jangan Sampai Nekat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Berburu Koin Jagat sampai Tidak Tahu Tempat

Berburu Koin Jagat sampai Tidak Tahu Tempat

Kata Netizen
Tinjau Ulang Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

Tinjau Ulang Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

Kata Netizen
Hobi Anak untuk Membuka Ruang Life Skill Mereka

Hobi Anak untuk Membuka Ruang Life Skill Mereka

Kata Netizen
Melihat Perkembangan Transportasi Publik di Toraja

Melihat Perkembangan Transportasi Publik di Toraja

Kata Netizen
Karena Faktor Ekonomi Banyak Orang Berburu Koin Jagat?

Karena Faktor Ekonomi Banyak Orang Berburu Koin Jagat?

Kata Netizen
Tahun 2025 Tahun YONO, Bukan YOLO

Tahun 2025 Tahun YONO, Bukan YOLO

Kata Netizen
Apa yang Membuatmu Ingin Sekali Jadi Penulis?

Apa yang Membuatmu Ingin Sekali Jadi Penulis?

Kata Netizen
Inovasi dan Komunikasi Ketika Siswa Review Makan Bergizi Gratis

Inovasi dan Komunikasi Ketika Siswa Review Makan Bergizi Gratis

Kata Netizen
Dampak Industri Asuransi Properti Pasca-kebakaran di LA

Dampak Industri Asuransi Properti Pasca-kebakaran di LA

Kata Netizen
Program Makan Bergizi Gratis dan Tantangan Pedagang Kantin

Program Makan Bergizi Gratis dan Tantangan Pedagang Kantin

Kata Netizen
Cara Tetap Bisa Mengompos Walau Musim Hujan

Cara Tetap Bisa Mengompos Walau Musim Hujan

Kata Netizen
Ketahanan Pangan dari Rumah, Panen Singkong Manehot

Ketahanan Pangan dari Rumah, Panen Singkong Manehot

Kata Netizen
Jadikan AI sebagai Alternatif Solusi Bukan Sahabat Sejati

Jadikan AI sebagai Alternatif Solusi Bukan Sahabat Sejati

Kata Netizen
Mendaftar Sekolah Kemudian 'Waiting List', Kok Bisa?

Mendaftar Sekolah Kemudian "Waiting List", Kok Bisa?

Kata Netizen
Musim Liburan, tetapi Tetap Bisa Nikmati Kulineran

Musim Liburan, tetapi Tetap Bisa Nikmati Kulineran

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau