Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Junjung Widagdo
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Junjung Widagdo adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba

Kompas.com, 27 Mei 2025, 22:33 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Mereka selalu bilang, harta benda bisa habis dan lenyap seiring waktu yang terus berjalan tanpa ampun. Namun pendidikan, terutama ijazah dari perguruan tinggi, adalah investasi yang nilainya tak lekang oleh zaman. 

Imbal baliknya bahkan melampaui harapan mereka sendiri. Saya dan ketiga kakak saya berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi, dan kini kami semua bekerja sebagai pegawai negeri.

Sekali lagi, ini bukan untuk bergosip atau menjelekkan siapa pun. Namun, dengan segala hormat kepada Mamang Cireng dan Mbah Solar, tampaknya mereka dulu kurang memandang pendidikan sebagai investasi. Anak-anak mereka, sayangnya, hidup tanpa arah dan jenjang pendidikan yang memadai.

Padahal sejatinya, pendidikan memang sebuah investasi. Bukan hanya untuk masa depan anak-anak, tapi juga sebagai bekal bagi orang tua saat menua dan memasuki masa pensiun.

Memang benar, ijazah perguruan tinggi tidak selalu menjamin kebahagiaan hakiki. Namun, ijazah itu menjadi modal dasar yang membawa potensi besar untuk membangun kehidupan lebih baik di kemudian hari.

Hampir semua pekerjaan sekarang mensyaratkan ijazah. Jadi sangat wajar bila pendidikan anak dianggap sebagai investasi yang sangat penting.

Rumus sederhananya, kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua. Kesejahteraan anak akan berujung pada kesejahteraan orang tua pula.

Karena itu, dalam persiapan menyambut masa tua dan pensiun, kami mendorong anak-anak kami menempuh pendidikan sebaik mungkin, di negeri ini.

Setidaknya, jalur ini telah dilalui oleh banyak pensiunan pegawai negeri yang kini menikmati masa tua dengan tenang, bebas dari beban ekonomi. Mereka hidup berdampingan dengan anak-anak yang mandiri dan sejahtera, sehingga tidak menjadi beban bagi orang tua di masa pensiun.

Maka, tak salah jika kami meyakini pendidikan anak sebagai salah satu investasi terbaik untuk masa pensiun kami kelak.

Sedia Payung Sebelum Hujan

Ini bukan kisah fiksi. Saya sedang menyampaikan kenyataan yang kerap terjadi, seseorang pensiun, lalu terlunta-lunta dan menua dalam kesulitan ekonomi. Fenomena yang kita saksikan hari ini bisa saja menjadi gambaran tentang diri kita di masa mendatang.

Kedua kondisi itu, yang bahagia dan yang terlunta, adalah cermin bagi kita semua. Cermin yang menampilkan apa saja yang seharusnya kita persiapkan sejak dini, sekaligus memberi bayangan suram tentang apa yang mungkin terjadi bila kita abai dalam menata masa depan. Bukan untuk menghakimi, melainkan untuk belajar dari realitas yang nyata, dari masyarakat sekitar kita sendiri.

Sebagaimana pepatah lama mengingatkan, sedia payung sebelum hujan, maka sejak beberapa tahun lalu, rumah tangga kami mulai berbenah. Pelan tapi pasti, kami menyiapkan masa pensiun agar kelak tidak terlunta, tidak terpuruk, dan tetap dapat menjalani hidup dengan bahagia serta terhormat di tengah masyarakat.

Sebab sejatinya, kebahagiaan di masa pensiun kelak merupakan buah dari kesadaran dan jerih payah yang kita tanam hari ini. Dan sepertinya, masa pensiun memang tak cukup hanya dengan mempersiapkan dana semata, tetapi juga memerlukan strategi hidup yang matang, agar masa tua tidak sekadar panjang usia, tetapi juga penuh sejahtera.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Sedia Pensiun Sebelum Tiba"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau